KETERAMPILAN
MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
BY
MUHAMMAD IBNU SOIM
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang dikehendaki.
A.
KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN
Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan
siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik terpusat pada yang akan
dipelajari.
Siasat membuka pelajaran bertujuan pokok menyiapkan mental
anak didik agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan
menimbulkan minat serta pemusatan perhatian anak didik pada yang akan
dibicarakan dalam kegiatan interaksi edukatif.
Membuka pelajaran dilakukan dengan Set Induction, yakni
usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan interaksi edukatif
untuk menciptakan prakondisi bagi anak didik agar mental maupun perhatiannya
terpusat pada bahan yang akan dipelajarri sehingga memberi efek yang positif
terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan guru untuk
menciptakan suasana siap mental yang akan dipelajarinya.
Contoh Set Induction pada pengenalan konsep baru :
Guru : “Nah anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan
mempelajari suatu pokok bahasan baru,yakni tentang Bangun Datar. Tetapi,
sebelum kita pelajari lebih lanjut topic itu, cobalah perhatikan dahulu
kedepan. Gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu Indra!” dan seterusnya.
Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
a.
Menarik perhatian dan menimbulkan
motivasi
Untuk
menarik perhatian anak didik dapat dilakukan dengan mengubah gaya mengajar
guru. Seperti: guru biasa berdiri didepan diubah menjadi dibelakang, suara yang
biasa keras diubah menjadi suara yang pelan dan bercerita. Juga penggunaan alat
bantu/ media pengajaran, dan variasi pola guru dengan anak didik. Contoh : guru
biasa melaksanakan proses interaksi edukatif dalam kelompok besar/kelas, diubah
dalam bentuk kelompok kecil/individual dan sebagainya.
b. Memberi acuan dan membuat kaitan
membuat
kaitan atau hubungan diantara materi-materi sebaiknya disesuakan dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. Lain halnya dengan
memberi acuan, dapat diusahakan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan
tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
mengingat masalah pokok yang akan dibahas dan mengajukan pertanyaan-partanyaan.
B. KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN
Menutup pelajaran (Closure), kegiatan yang dilakukan
oleh guru adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi
edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian
anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukasi.
Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi edukatif :
- Merangkum/membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas
- Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang bersangkutan
- Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang beerarti dalam memahami materi yang baru dipelajari.
- Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari kembali dirumah.
Komponen Menutup Pelajaran
a.
Review ( Melihat / meninjau kembali )
Untuk
menutup pelajaran guru sebaiknya mengulangi kembali hal-hal yang dianggap
penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan
setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.
Caranya,
dengan bertanya, membahas bagian-bagian dan suatu topic, meminta mengungkapkan
kembali bahan pelajaran yang baru didiskusikan,membuat rangkuman bahan
pelajaran lebih baik dilaksanakan secara tertulis daripada secara lisan.
b. Evaluasi
Evaluasi
dapat dilakukan dengan :
1.
Meminta anak didik mendemonstrasikan
ketrampilan yang barru saja dipelajari
2.
Meminta anak didik mengaplikasikan
konsep atau ide yang baru pada situasi yang berbeda
3.
Meminta anak didik mengekspresikan
pendapat sendiri
4.
Meminta anak didik mengerjakan soal
tertulis, baik objektif maupun subjektif
C.
TUJUAN PENGGUNAAN DALAM KELAS
- Mendorong anak didik agar siap menghadapi tugas yang segera akan diterima, dengan cara menarik perhatian anak didik dan menimbulkan motvasi anak didik
- Menunjukkan pada anak didik batas-batas tugasnya dan tetap terus mengerjakan tugasnya bila diperlukan
- Menyarankan anak didik agar dapat menggunakan pendekatan dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran
- Menunjukkan pada anak didik hubungan anatara aspek-aspek dalam topic yang sedang dipelajari
- Menghasilkan pengetahuan sehingga anak didik mengetahui hubungan antara yang telah diketahui atau dialami, dengan yang dipelajari.
- Pengetahuan anak didik tentang fakta-fakta yang penting, keterampilan dan atau konsep dalam suatu episode penjelasan menjadi lebih kuat
- Anak didik mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran yang sedang berlangsung.
D.
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
1.
Kebermaknaan
Dalam
menarik perhatian atau memperoleh motivasi anak didik, guna dapat memilih cara
atau alat yang bermanfaat bagi anak didik dan yang memiliki relevansi dengan
bahan pelajaran dan tujuan pengajaran
2.
Berurutan dan berkesinambungan
Aktivitas
yang dilakukan guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali bagian-bagian
pelajaran sebaiknya merupakan suatu kebulatan yang utuh. Hal ini untuk
memperoleh minat anak didik yang relevan dan semuanya berkesinambungan dan
berkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain dengan pengetahuan anak
didik sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2003. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya :
Insan Cendekia.
0 komentar:
Post a Comment