KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

BY
 MUHAMMAD IBNU SOIM

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang dikehendaki.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-ut16e54QvuUQ-tv_NsSsWlJig7_BTQ0kx9LHkB11I4RBInUfTmZwCvA13e8MMelqE-AqgA_OJXO5nn1S1MjftcgPkC-nt6DPO9rW6Ym2mhh0kQYYYtmechEqVBGKSa8SqzwH4Gj840g/s200/guru.jpg

A. KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN
Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik terpusat pada yang akan dipelajari.
Siasat membuka pelajaran bertujuan pokok menyiapkan mental anak didik agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan menimbulkan minat serta pemusatan perhatian anak didik pada yang akan dibicarakan dalam kegiatan interaksi edukatif.
Membuka pelajaran dilakukan dengan Set Induction, yakni usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan interaksi edukatif untuk menciptakan prakondisi bagi anak didik agar mental maupun perhatiannya terpusat pada bahan yang akan dipelajarri sehingga memberi efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental yang akan dipelajarinya.
Contoh Set Induction pada pengenalan konsep baru :
Guru : “Nah anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok bahasan baru,yakni tentang Bangun Datar. Tetapi, sebelum kita pelajari lebih lanjut topic itu, cobalah perhatikan dahulu kedepan. Gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu Indra!” dan seterusnya.
Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
a.       Menarik perhatian dan menimbulkan motivasi
Untuk menarik perhatian anak didik dapat dilakukan dengan mengubah gaya mengajar guru. Seperti: guru biasa berdiri didepan diubah menjadi dibelakang, suara yang biasa keras diubah menjadi suara yang pelan dan bercerita. Juga penggunaan alat bantu/ media pengajaran, dan variasi pola guru dengan anak didik. Contoh : guru biasa melaksanakan proses interaksi edukatif dalam kelompok besar/kelas, diubah dalam bentuk kelompok kecil/individual dan sebagainya.
b. Memberi acuan dan membuat kaitan
membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi sebaiknya disesuakan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. Lain halnya dengan memberi acuan, dapat diusahakan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan mengingat masalah pokok yang akan dibahas dan mengajukan pertanyaan-partanyaan.


B. KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN
Menutup pelajaran (Closure), kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukasi.
Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi edukatif :
  1. Merangkum/membuat garis-garis besar  persoalan yang baru dibahas
  2. Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang bersangkutan
  3. Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang beerarti dalam memahami materi yang baru dipelajari.
  4. Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari kembali dirumah.



Komponen Menutup Pelajaran

a. Review ( Melihat / meninjau kembali )
Untuk menutup pelajaran guru sebaiknya mengulangi kembali hal-hal yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.
Caranya, dengan bertanya, membahas bagian-bagian dan suatu topic, meminta mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru didiskusikan,membuat rangkuman bahan pelajaran lebih baik dilaksanakan secara tertulis daripada secara lisan.
b. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan :
1.      Meminta anak didik mendemonstrasikan ketrampilan yang barru saja dipelajari
2.      Meminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada situasi yang berbeda
3.      Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri
4.      Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun subjektif

C. TUJUAN PENGGUNAAN DALAM KELAS
  1. Mendorong anak didik agar siap menghadapi tugas yang segera akan diterima, dengan cara menarik perhatian anak didik dan menimbulkan motvasi anak didik
  2. Menunjukkan pada anak didik batas-batas tugasnya dan tetap terus mengerjakan tugasnya bila diperlukan
  3. Menyarankan anak didik agar dapat menggunakan pendekatan dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran
  4. Menunjukkan pada anak didik hubungan anatara aspek-aspek dalam topic yang sedang dipelajari
  5. Menghasilkan pengetahuan sehingga anak didik mengetahui hubungan antara yang telah diketahui atau dialami, dengan yang dipelajari.
  6. Pengetahuan anak didik tentang fakta-fakta yang penting, keterampilan dan atau konsep dalam suatu episode penjelasan menjadi lebih kuat
  7. Anak didik mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran yang sedang berlangsung.

D. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
1.      Kebermaknaan
Dalam menarik perhatian atau memperoleh motivasi anak didik, guna dapat memilih cara atau alat yang bermanfaat bagi anak didik dan yang memiliki relevansi dengan bahan pelajaran dan tujuan pengajaran
2.      Berurutan dan berkesinambungan
Aktivitas yang dilakukan guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali bagian-bagian pelajaran sebaiknya merupakan suatu kebulatan yang utuh. Hal ini untuk memperoleh minat anak didik yang relevan dan semuanya berkesinambungan dan berkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain dengan pengetahuan anak didik sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

            Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
            Aqib, Zainal. 2003. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia.


0 komentar:

 
Top