BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan informasi mengandung
pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat
sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Pengolahan informasi
merupakan perluasan dari bidang kajian
ranah psikologi kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami
mekanisme dasar yang mengatur cara
berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan
informasi adalah pada derajat penekanan
pada soal belajar.
Teori pengolahan informasi tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama. Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang
diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak
jelas (Anderson, 1980). Namun, demikian, penelitian pengolahan informasi
memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI PENGOLAH INFORMASI
DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
A.
SISTEM MEMORI MANUSIA
Konsepsi
lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat penyimpan informasi dalam waktu
yang lama. Jadi, memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling
berkaitan. Mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur
yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan (Naisser, 1967).
Memori
merupakan suatu organisasi dan bukan merupakan gudang yang pasif, tetapi
merupakan suatu yang aktif memiliki data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi
informasi yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk digunakan di waktu kemudian.
Memori merupakan suatu system yang rumit degnan banyak tahapannya dan saling berinteraksi.
Sebagaian
besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur memori
yaitu sebagai berikut:
1. Pencatat penginderaan
2. Penyimpanan jangka pendek
3. Penyimpanan jangka panjang.
Model umum
system struktur memori seperti disajikan sebagai berikut ini:
|
|||
Data yang hilang dari system
Gambar diadaptasi dari Gredler, Margaret E. Bell
(1991)
Gambar
diatas, dapat dijelaskan bahwa informasi di oleh dalam tahap-tahap yang berurutan, dan tiap tahap terjadi dalam struktur
tertentu dalam system memori. Pencatatan indera khususnya visual dan pendengaran,
menerima isyarat-isyarat yang luas sekali macamnya dari lingkungan. Beberapa
informasi disimpan sebenatar (0,5 sampai 2,0 detik) saja di dalam pencatat indera.
Informasi yang telah dipilih untuk diolah lebih lanjut masuk ke dalam memori
jangka pendek atau memori kerja.
Sedangkan
informasi yang tidak diakomodir untuk diolah lebih lanjut selanjutnya akan
hilang dari system. Dalam memori kerja atau memori jangka pendek informasi
tersebut selanjutnya disandikan menjadi wujud
yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan secara tetap. Proses penyandian informasi dan pengiriman ke
memori jangka panjang merupakan fase inti dari belajar. Asumsi pokok yang
melandasi teori-teori pengolahan informasi adalah bahwa informasi adalah organizer
dan prosesor informasi yang aktif, dan rumit.
B.
KOMPONEN BELAJAR
Penerapan
teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Perhatian ke Stimulus
Pengolahan system informasi dalam memori manusia di
awali ketika isyarat fisik diterima pencatat sensor melalui indera (Visual, audio, maupun kenestetik).
Isyarat fisik ini, disimpan sebentar untuk diolah dalam system memori.
2. Mengkode Stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif
atau akan lebih lanjut atau tidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif,
maka diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses inilah yang disebut dengan pengkodean yaitu mengubah stimulus
sehingga dapat disimpan sehingga pada waktu lain dapat di munculkan kembali dengan
mudah.
3. Penyimpanan dan Retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi
guna disimpan dalam memori jangka panjang untuk dapat diingat sewaktu-waktu
diperlukan. Untuk proses ini, sangat bergantung pada bagaimana informasi itu
disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan informasi sebelumnya dari
memori jangka panjang.
C.
PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PENGOLAH INFORMASI
Penerapan teori pengolah informasi dalam
pembelajaran berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu system yang aktif,
yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan
keterampilan bagi penyimpannya untuk dipelajari. Para ahli teori kognitif
berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada dilingkungan.
Komponen belajar menurut teori pengolah informasi
seperti dipaparkan bada bagain awal bahwa komponen belajar adalah sebagai berikut:
1.
Perhatian
ditujukan pada stimulus
2.
Pengkodean stimulus
3.
Penyimpanan dan
mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen komponen belajar tersebut
selanjutnya hal yang esensial dari
pembelajaran yang dapat dilakukan adalah:
a.
Membimbing peserta
didik dalam penerimaan stimulus
System memori manusia dapat melakukan proses seleksi
atas stimulus-stimulus yang akan diperhatikannya.
Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan
bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
1)
Memusatkan
perhatian ke stimulus-stimulus tertentu
yang dipilih
2)
Mengenali secara
awal stimulus dengan kode-kode tertentu.
b.
Memperlancar
Mengkode
Selama belajar, fungsi pengkodean adalah untuk menyiapakn informasi baru
untuk disimpan ke dalam memori jangka panjang.
Proses ini, menghendaki transformasi informasi menjadi kode ringan untuk memudahkan mengingat kembali
diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang
berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberkan pengisyarat,
elaborasi, dan cara titian ingatan (mneumonik) sebagai pembantu untuk menyusun
sandi, ancangan ini disebut bantuan berbasis pembelajaran.
Ancangan yang lain
adalah untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi yang dihasilkan peserta didik, ancangan ini disebut
bantuan berbasis peserta didik. Bantuan berbasis pembelajaran
misalnya penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit, ihtisar bab, pertanyaan
ulangan, dan akronim untuk belajar asosiasi yang sembarang sifatnya. Teknik
yang kurang dikenal yang bisa memudahkan pengkodean dari buku pelajaran ialah memberikan tanda petunjuk. Tanda-tanda petunjuk
misalnya, judul paragraph, priview, kata-kata petunjuk seperti “ayangnya, “yang
penting” dan seterusnya.
Bantuan yang berbasis peserta didik, pengisarat baik visual
maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri dapat membantunya
memperoleh asosiasi yang sembarang saja sifatnyas misalnya sebuah daftar,
metode loci dan sebagainya.
Penerapan khusus
pengisarat dari peserta didik disebut metode kata penting atau kata kunci untuk
belajar bahasa asing. Metode katas-kata penting berguna untuk informasi yang
kurang inheren organisasi atau asosiasinya, tetapi elaborasi oleh peserta didik
dapat juga memudahkan pengkodean untuk materi-materi pembelajaran, misalnya
menggaris bawahi bacaan dan membuat catatan.
c.
Memperlancar penyimpanan
dan retrival
Siasat pengkodean
penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali kelak. Irama bunyi, akronim, sajak,
kata-kata pokok, citra visual, semuanya memberikan pengisaratan untuk maksud retrival
bagi peserta didik dalam belajar. Elaborasi
berbasis pembelajaran dan elaborasi basis peserta didik kedua memberikan sumbangan dalam mengingat kembali.
Proses pemunculan
kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan
dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Norman dan Bobrow (dalam Degeng
1989) Mengemukakan dau tahap dalam melaksanakan penelusuran. Tahapan pertama
adalah untuk menetapkan informasi yang diinginkan (yang ingin dimunculkan dari
dalam ingatan). Tahapan kedua adalah untuk penelusuran yang sebenarnya, yaitu mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan sebenarnya, yaitu yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang
terkati di dalamnya, sampai informasi yang diinginkan didapatkan.
Asumsi yang dipakai dalam
penelusuran informasi dalam ingatan adalah
bahwa ingatan terdiri dari
struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak secra
hirarkis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang umum
dan rinci, sampai informasi yang
diinginkan diperoleh.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka
dapat kami simpulkan bahwa Pengolahan
informasi mengandung pengertian tentang
bagaimana individu mempersepsi,
mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Psikologi kognitif sebagai upaya untuk
memahami mekanisme dasar yang mengatur
cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan
teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San
Francisco: W.H. Freeman.
Ausubel, D.P. 1968, Education Psychology: A Cognitive View. New
York: Holt, Renehart and Winston.
Karwono, Heni Mularsih,2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar.Jakarta: Cerdas Jaya.
1 komentar:
Saya mengajukan sebuah pertanyaan
Hak apa yang melandasi lahirnya teori pengolahan informasi
Silahkan di jawab
Post a Comment