BAB I
PENDAHULUAN
Dengan masa pembinaan
pendidikan islam yang dimaksudkan adalah masa dimana proses penurunan ajaran
islam kepada Muhammad dan proses pembudayaannya (masuknya ke dalam kebudayaan
manusiawi sehingga diterima dan menjadi unsur yang menyatu kedalam kebudayaan
manusia) berlangsung.
Masa tersebut berlangsung
sejak Muhammad menerima pengangkatannya sebagai Rosul sampai dengan lengkap dan
sempurnanya agama Islam menjadi warisan budaya umat islam sepeninggal nabi Muhammad SAW. masa tersebut berlangsung
selama 22 tahun atau 23 tahun sejak beiau menerima wahyu pertama kali yaitu
tanggal 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah bertepatan dengan 6 Agustus 610 M
sampai dengan wafatnya pada tanggal 12 Robiul Awal 11 Hijriyah, bertepatan
dengan 8 Juni 832 M.
BAB II
PEMBAHASAN
MASA
PEMBINAN PENDIDIKAN ISLAM
A.
MASA
PEMBINAAN PENDIDIKAN ISLAM
Yang
dimaksud masa pembinaan pendidikan islam adalah masa dimana proses penurunan ajaran islam kepada Nabi
Muhammad SAW dan proses pembudayaannya (masuknya ke dalam kebudayaan manusiawi
sehingga diterima dan menjadi unsur yang menyatu kedalam kebudayaan manusia).
Masa tersebut berlangsung sejak Muhammad menerima pengangkatannya sebagai Rosul
sampai dengan lengkap dan sempurnanya agama Islam menjadi warisan budaya umat
islam sepeninggal nabi Muhammad SAW.
Pendidikan Islam pada masa
Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Periode Makkah
a) Periode pendidikan Islam di Mekkah
Periode
Pendidikan Islam di Mekkah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua
Hira di Makkah pada tahun 610 M. Dalam wahyu itu terdapat ayat al-qur’an yang artinya:
“Bacalah (ya Muhammad) dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta
alam). Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha
pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang
belum diketahuinya.
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua terdapat ayat Al-Qur’an yang artinya: Hai orang yang berkemul
(berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan
pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah kamu
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan untuk
(memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Dengan turunnya wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah
diberi tugas oleh Allah, untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada
seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan islam.
kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan
dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya
dengan sembunyi-sembunyi.
Setelah banyak orang memeluk islam, lalu Nabi
menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan
sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat itulah pendidikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam.
disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada
sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Al-Qur’an kepada para pengikutnya serta Nabi menerima
tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi beribadah (sholat)
bersama sahabat-sahabatnya.[1]
Lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya
menyiarkan agama islam kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan
terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak
tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap
melakukan penyiaran islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan
islam.
Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah
Nabi Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari
dan sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW. mengajarkan tauhid kepada umatnya.[2]
Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi
selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya
memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta seagai
anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan
Islam, menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah
meliputi:
1) Pendidikan Keagamaan
Yaitu hendaklah membaca dengan
nama Allah semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala.
2) Pendidikan Akliyah dan Ilmiah
Yaitu mempelajari kejadian
manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
3) Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti
Yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya
agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
4) Pendidikan Jasmani atau Kesehatan.
Yaitu mementingkan kebersihan
pakaian, badan dan tempat kediaman.[3]
b) Tahap Pendidikan Islam Pada Fase Makkah
Dalam tahap pendidikan Islam pada Fase Mekkah ada tiga
tahap diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Tahap
Rahasia dan Perorangan
2) Tahap Terang-Terangan
3) Tahap untuk Umum.
c) Lembaga Pendidikan dan Sistem Pembelajaran
Lembaga pendidikan Islam pada fase Makkah, ada dua
macam/tempat, yaitu: Rumah Arqam Ibnu Arqam dan Kuttab. Kuttab adalah lembaga
pendidikan tingkat dasar. Kuttab sebagai lembaga pendidikan terbagi dua, yaitu:
1)
Kuttab
berfungsi mengajarkan baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab, dan
sebagian besar gurunya adalah nonmuslim. Kuttab jenis ini merupakan lembaga
pendidikan yang dasar yang hanya mengajarkan baca tulis.
2) Sebagai pengajaran Al-Quran dan dasar-dasar agama
Islam. Pengajaran teks Al-Quran pada jenis kuttab ini setelah qurra dan huffiazh (ahli bacaan dan penghafal Al-Quran telah banyak). Guru
yang mengajarkannya adalah dari ummat Islam sendiri.
d) Materi dan Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum
pendidikan Islam pada periode Rasulullah di Makkah adalah Al-Quran, yang Allah
wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami
umat Islam saat itu.karena itu dalam praktiknya tidak saja logis dan rasional
tetapi juga secara fitrah dan pragmatis.
Pada
fase Makkah terdapat tiga macam inti sari materi pelajaran yang diberikan di
Makkah: yaitu keimanan, ibadah, dan akhlak. Pendidikan keimanan yang menjadi pokok pertama adalah
iman kepada Allah Yang Maha Esa, beriman bahwa Muhammad adalah Nabi dan Rasul
Allah, diwahyukan kepadanya Al-Quran sebagai petunjuk dan pengajaran bagi
seluruh umat manusia.
Pendidikan
ibadah yang diperintahkan di Makkah adalah shalat, sebagai pernyataan mengabdi
kepada Allah, ungkapan syukur, membersihkan jiwa dan menghubungkan hati kepada
Allah. Pendidikan akhlak,
Nabi mengajarkan penduduk Makkah yang telah masuk Islam agar melaksanakan
akhlak yang baik, seperti adil, menepati janji, pemaaf, tawakal, bersyukur atas
nikmat Allah, tolong menolong, berbuat baik kepada ibu bapak, memberi makan
orang miskin dan orang musafir dan meninggalkan akhlak yang buruk.
e)
Metode
Pendidikan Islam
Metode
pendidikan yang dilakukan Rasulullah dalam membidik sahabatnya antara lain:
1) Metode ceramah
2) Dialog
3) Diskusi atau tanya jawab
4) Metode perumpamaan
5) Metode kisah
6) Metode pembiasaan
7) Metode hafalan.
2.
Pendidikan Islam di Madinah
Berbeda dengan periode di Makkah, pada periode Madinah
islam merupakan kekuatan politik. Ajaran islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad juga mempunyai kedudukan,
bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara.
a) Lembaga Pendidikan Islam
Ketika Rasulullah dan para
sahabat hijrah ke Madinah salah satu program pertama yang beliau lakukan adalah
pembangunan sebuah masjid. Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, untuk
secara bersama membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid,
dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat.
b) Materi Pendidikan Islam di
Madinah
Materi pendidikan yang diberikan pada fase Madinah diantaranya
adalah sebagai berikut:
1)
Pendidikan
ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin.
2) Pendidikan kesejahteraan sosial.
3) Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.
4) Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan) dakwah
Islam.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran
pendidikan agama Islam di Madinah adalah dengan
cara mengkikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan antar suku, untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cara berkerja, menjalin kerjasama dan
saling tolong menolong, dan menggunakan media komunikasi berdasarkan wahyu.
c) Pendidikan sosial politik
dan kewarganegaraan
Materi
pendidikan sosial dan kewarnegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya
diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama
periode Madinah.
Tujuan
pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi
Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam
kehidupan bangsa Arab maupun dalam kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia
d)
Kebijakan Rasulullah Dalam Bidang Pendidikan
Untuk
melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik, Rasulullah telah melakukan
serangkaian kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Proses
pendidikan pada zaman Rasulullah berada di Makkah belum berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Hal yang demikian belum di mungkinkan, karena pada saat itu
Nabi Muhammmad belum berperan sebagai pemimipin atau kepala Negara, bahkan
beliau dan para pengikutnya berada dalam baying-bayang ancaman pembunuhan dan
kaum kafir quraisy. Selama di Makkah pendidikan berlangsung dari rumah ke rumah
secara sembunyi-sembunyi. Diantaranya yang terkenal adalah rumah Al- Arqam.
Langkah yang bijaka dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal islam ini
adalah melarang para pengikutnya untuk menampakkan keislamannya dalam berbagai
hak.tidak menemui mereka kecuali dengan cra sembunyi-sembunyi dalam mendidik
mereka.
Setelah
masyarakat islam terbentuk di Madinah , barulah pendidikan islam dapat berjalan
dengan leluasa dan terbuka secara umum.dan kebijakan yang telah dilakukan Nabi
Muhammmad ketika di Madinah adalah:
1) Membangun masjid di Madinah. Masjid inilah yang
selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan dakwah.
2) Mempersatukan berbagai potensi
yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan
dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam. Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan
masyarakat yang tenang, harmonis dan damai.[4]
B.
EVALUASI PENDIDIKAN
Untuk
melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan Rasulullah sering mengevaluasi
hafalan para sabahat dengan cara menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat
Al-Quran dihadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.
Di
samping itu menguji pemahaman sahabat tentang ajaran agama, Rasulullah juga
dievaluasi oleh Allah melalui malaikat Jibril. Sebagaimana kisah kedatangan
Malaikat Jibril kepada Nabi SAW ketika beliau sedang mengajar sahabat di suatu
majelis. Malaikat Jibril menguji Nabi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
menyangkut pengetahuan beliau tentang rukun Islam dan jawaban Nabi selalu
dibenarkan oleh Malaikat Jibril.
C. PERBEDAAN
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASUL DENGAN PENDIDIKAN SEKARANG
Perbedaan
pendidikan Islam pada masa Rasulullah saw dengan pendidikan yang terjadi pada
masa sekarang ini adalah pada masa Rasulullah, Rasulullah menyuruh para sahabat
untuk menghafal terlebih dahulu, baru kemudian mencatatnya jika telah benar.
Tetapi yang terjadi pada masa sekarang, kebanyakan guru menyuruh mencatat
terlebih dahulu, kemudian baru menghafalnya.
Hal
ini terdapat perbedaan yang menonjol sekali dalam masalah pemahaman terhadap
materi pelajaran karena pada masa Rasulullah, sahabat disuruh mencatat karena
mereka telah menghafal dan memahaminya dengan baik. Tetapi pada masa sekarang,
peserta didik tidak mengerti dan paham dengan apa yang ditulisnya apalagi
disuruh untuk menghafal
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada Periode Kota Makkah: Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah
adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid
ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid
dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan
pada Periode
kota Madinah: Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai
pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid
di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai
oleh ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Abuddin Nata, Pendidikan
Islam Perspektif Hadits, (Ciputat: UIN Jakarta Pres, 2007).
Mahmud
Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1992).
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
Mahmud
Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1992), hal. 6.
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 28.
Abuddin Nata, Pendidikan
Islam Perspektif Hadits, (Ciputat: UIN Jakarta
Pres, 2007), hal. 29.