BAB I
PEMBAHASAN
KAIDAH SINTAKSIS
A. PENGERTIAN KAIDAH SINTAKSIS
Sintaksis berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “sun” yang berarti “dengan” dan kata “tattein” yang berarti
“menempatkan”. Secara etimologi sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata
menjadi kelompok kata / kalimat. Pembahasan sintaksis meliputi :
B. STRUKTUR SINTAKSIS
Meliputi tentang fungsi
sintaksis, kategori sintaksis dan peran sintaksis. Menurut Verhaar (1978)
fungsi-fungsi sintaksis itu yang terdiri dari unsur-unsur SPOK itu merupakan ”kotak-kotak
kosong” atau ”tempat-tempat kosong” yang tidak mempunyai arti apa-apa karena
kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori
dan memiliki peranan tertentu.
Contoh :
Nenek melirik kakek tadi pagi.
Tempat kosong yang bernama
subjek diisi oleh kata ”nenek” yang berkategori ”nomina” yang memiliki peran
”pelaku (agentif). ”Predikat diisi oleh kata ”melirik” yang berkategori ”verba”
yang memiliki peran ”aktif”. Objek diisi oleh kata ”kakek” yang berkategori
”nomina” yang memiliki peran ”sasaran”. Tempat kosong yang bernama keterangan
diisi oleh frase ”tadi pagi” yang berkategori ”nomina” yang memiliki peran ”waktu”.
Struktur sintaksis menimal
harus memiliki fungsi subjek dan predikat. Sedangkan objek dan keterangan boleh
tidak muncul. Konektor adalah alat sintaksis yang biasanya berupa sebuah morfem
atau gabungan morfem yang secara kuantitas merupakan kelas yang tertutup.
konektor itu bertugas menghubungkan satu konstituen dengan konstituen lain,
baik yang beada diluar kalimat. Dilihat dari sifat hubungannya koektor ada dua
macam :
a. Konektor koordinatif
Adalah konektor yang
menghubungkan dua buah konstituen yang sama kedudukannya atau sekerajat.
Konjungsi koordinatif seperti dan, atau, & tetapi dalam bahasa Indonesia
adalah konektor koordinatif.
Contoh :
- Nenek ”dan kakek pergi berburu.
- Dia memang galak tetapi hatinya baik.
b. Konektor subordinatif
Adalah konektor yang
menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Maksudnya
konstituen yang satu merupakan konstituen atasan dan konstituen yang lain
menjadi konstituen bawahan. Konjungsinya kalau, meskipun dan karena. Contoh:
- Kalau diundang, saya tentu akan datang.
- Dia pergi juga meskipun hari hujan.
C. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS
Dalam tatasan morfologi ”kata’
merupakan satuan terbesar (satuan terkecilnya adalah morfem). Tetapi dalam
tataran sintaksis ”kata” merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkeal
menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase. Dalam
bab ini ”kata” hanya dibicarakan sebagai satuan terkecil dlam sintaksis, yaitu
dalam hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan sintaksis yang lebih
besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat. Sebagai satuan terkecil dalam
sintaksis, ”kata” berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda
katerori sintaksis dan sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan /
bagian-bagian dari satuan sintaksis. ”Kata” dibedakan menjadi 2 macam :
1. Kata penuh (fullsord)
Adalah kata yang secara
leksikal memiliki makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses
morfologi, merupakan kelas terbuka, dan dapat bersendiri sebagai sebuah satuan
tuturan. Seperti kata ”kucing” di beri prefiks ber-disetai perulangan, dan di beri surfiks –an, menjadi ”berkucing-kucingan”.
2. Kata tugas (function word)
Adalah kata yang secara
leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami proses morfologi, merupakan
kelas tertutup, dan di dalam peraturan dia tidak dapat berdiri sendiri. Sesuai dengan namanya, yaitu kata
tugas, dia selalu terikat dengan kata yang ada dibelakangnya (untuk konjungsi),
atau yang ada di depannya (untuk preposisi), dan dengan kata-kata yang
dirangkaikannya (untuk konjungsi). Contoh :
- Bu Leoni sedang membahas penggunaan preposisi in, on dan at dalam bahasa Inggris. Maksudnya yang dibahas bu Leoni bukan in, on dan at itu, melainkan preposisi in, preposisi on, dan preposisi at.
D. FRASE
Frase Lazim didefinisikan
sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non
predikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu
fungsi sintaksis di dalam kalimat. Jadi, hubungan antara kedua unsur yang
membentuk frase itu tidak berstruktur “SP” atau “PD”. Maka frase adalah
konstituen pengisi fungsi-fungsi sintaksis, sehingga salah satu unsur frase itu
tidak dapat dipindahkan “sendirian”.
Contoh frase :
Nenek saya
sedang membaca buku humor di kamar tidur
S P O K
1. Jenis-jenis frase.
a. Frase Eksosentrik
Adalah frase yang
komponen-komponennya tidak mempunyai prilaku sintaksis yang sama dengan
keseluruhan. Misal : frase “di pasar”, terdiri dari komponen “di” &
komponen “pasar”. Secara utuh frase ini dapat mengisi fungsi keterangan. Frase
eksosentrik dibedakan menjadi:
1) Frase eksosentrik yang direktif
Komponen pertamanya berupa
preposisi, seperti “di,ke dan dari” dan komponen berupa kata/kelompok kata yang
biasanya berkategori nomina.
Contoh :
- Di pasar
- Dari kayu jati
- Demi keamanan
2) Frase eksosentrik yang non direktif
Komponen pertamanya berupa
artikulus, seperti “si” dan “sang” atau”yang”, “para” dan “kaum”, sedangkan
komponen keduanya berupa kata berkategori nomina, adjektiva atau verba.
Contoh : - si miskin
- Para remaja masjid
b. Frase Endosentrik
Adalah frase yang salah satu
komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama dengan keseluruhannya.
Misal :
Nenek sedang membaca
komik di kamar.
Nenek membaca komik
di kamar
yang berarti ”membaca” dapat menggantikan frase” sedang
membaca”
c. Frase Koordinatif
Adalah frase yang komponen
pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat dan
secara potensial dapat dihubungkan oleh
konjungsi koordinatif, baik yang tunggal (dan, atau,
tetapi) maupun konjungsi
terbagi (baik….baik, makin…makin, baik….maupun….).
Contoh :
sehat dan kuat
makin terang makin
baik.
d. Frase Apositif
Adalah frase yang kedua
komponennya saling merujuk sesamanya, oleh karena itu urutan komponennya dapat
dipartukarkan.
Contoh ::
Pak Ahmad, guru saya,
rajin sekali.
2. Perluasan Frase
Dalam Bahasa Indonesia
perluasan frase ini tampakny sangat produktif, antara lain karena adanya faktor
:
a.
Untuk menyatakan konsep-konsep khusus atau sangat
khusus atau sangat khusus sekali biasanya diterangkan secara leksikal. Contoh :
Kereta
Kereta api
Sebuah kereta api
ekspres
b. Bahwa
pengungkapan konsep kata, modalitas, aspek, jenis, jumlah, ingkar, dan
pembatas
tidak dinyatakan dengan afiks seperti dalam bahasa-bahasa fleksi, melainkan
dinyatakan dengan unsur leksikal.
c. Keperluan untuk memberi
deskripsi secara terperinci terhadap konsep terutama untuk konsep nomina,
biasanya digunakan konjungsi “yang” untuk penyambung keterangan-keterangan
tambahan.
Contoh :
Kakak saya meninggal
minggu lalu.
Kakak saya yang
bekerja di Jakarta meninggal seminggu yang lalu
E. KLAUSA
Klausa Adalah satuan sintaksis
berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif yang didalam konstruksi itu
ada komponen berupa kata/frase yang berfungsi sebagai predikat, sebagai subjek
yang dikatakan bersifat wajib, sebagai objek dan sebagai keterangan.
Contoh :
Kakek membaca koran
tadi pagi.
Contoh dalam kalimat majemuk koordinatif yang terdapat dua
buah klausa :
Nenek membaca komik
Kakek membaca koran
Nenek membaca komik
sedangkan kakek membaca koran.
Contoh klausa yang terletak ditengah kalimat karena
disisipkan sebagai keterangan tambahan :
Gadis itu bukan cucu
nenek
Gadis itu duduk di
depan
Gadis yang duduk di
depan itu bukan cucu nenek.
1. Jenis Klausa
Berdasarkan strukturnya :
a. Klausa Bebas
Adalah klausa yang mempunyai
unsur-unsur lengkap minimal mempunyai subjek dan predikat, karena itu mempunyai
potensi untuk menjadi kalimat mayor.
Contoh :
Nenekku masih cantik
Kakekku gagah berani
Nenekku masih cantik
dan kakekku gagah berani.
b. Klausa Terikat
Adalah klausa yang mempunyai struktur
yang tidak lengkap. Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek
saja/objek saja / keterangan saja.
Contoh :
Konstruksi “ tadi
pagi” yang bisa menjadi kalimat jawaban untuk kalimat tanya “Kapan nenek
membaca koran ?”
Berdasarkan kategori unsur
segmental yang menjadi predikatnya dibedakan menjadi:
a. Klausa Verbal
Adalah klausa yang predikatnya
berkategori verba. Misal : nenek mandi, matahari terbit.
Macam-macam tipe verba :
1) Klausa Transitif
Adalah klausa yang predikatnya
berupa verba transitif. Misal: Kakak menulis surat.
2) Klausa Intrasitif
Adalah klausa yang predikatnya
berupa verba intransitif. Misal : adik melompat-lompat ibu sedang berdandan.
3) Klausa Refleksif
Adalah klausa yang predikatnya
berupa verba refleksif. Misal: ibu sedang berdandan.
BAB II
KESIMPULAN
Sintaksis berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “sun” yang berarti “dengan” dan kata “tattein” yang berarti
“menempatkan”. Secara etimologi sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata
menjadi kelompok kata / kalimat. Fungsi sintaksis, kategori sintaksis dan peran
sintaksis. Menurut Verhaar (1978) fungsi-fungsi sintaksis itu yang terdiri dari
unsur-unsur SPOK itu merupakan ”kotak-kotak kosong” atau ”tempat-tempat kosong”
yang tidak mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Tempat-tempat kosong
itu akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment