Tugas Ujian
Tengah Semester (UTS)
“AUDIT DAN
KONTROL DALAM PROSES PENGOLAHAN DATA”
OLEH:
MUHAMMAD RIZAL:09120025
A.
PENDAHULUAN
Benang
merah yang diupayakan tampak dalam seluruh pembahasan tentang system informasi
manajemen dalam materi ini adalah bahwa informasi sebagai salah satu resource organisasi mutlak diperlukan
oleh setiap jenis organisasi guna mendukung keseluruhan proses manajerial dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Secara implicit
pertanyaan di atas berarti bahwa aplikasi terpenting dari informasi tersebut
adalah untuk pengambilan keputusan oleh para manajer yang menduduki berbagai eselon
jabatan pimpinan dalam organisasi.
Seperti
dimaklumi, agar supaya informasi sebagai resource
organisasi bermanfaat dalam proses manajemen, informasi tersebut harus memiliki
cirri kemutakhiran, kelengkapan, akurasi, keandalan, dapat dipercaya serta
tersimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri jika diperlukan. Informasi
yang memiliki cirri-ciri tersebut akan sangat mendukung pengambilan keputusan
yang tepat, rasional, dan cepat serta tidak lagi didasarkan hanya pada intuisi
dan pengalaman meskipun kedua hal itu tetap mempunyai tempat dalam proses
pengambilan keputusan. Dengan perkataan lain, informasi yang memenuhi
persyaratan di atas akan memainkan peranan penting dalam peningkatan efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas kerja suatu organisasi.
Jelaslah
bahwa agar informasi yang tersedia memenuhi cirri-ciri tersebut, system
pengolahan data dalam organisasi tidak hanya harus berlangsung dengan tingkat
efisiensi dan efektivitas yang setinggi mungkin, akan tetapi juga harus
sedemikian rupa sehingga system tersebut benar-benar mampu memberikan dukungan
yang diperlukan dan memang diharapkan.
B.
AUDIT ORGNAISASI SATUAN KERJA PENGOLAHAN DATA
Berbagai
cara dapat ditempuh untuk menetapkan bentuk pelembagaan satuan pengolahan data.
Akan tetapi, cara apapun yang ditempuh oleh manajemen dalam pelembagaan suatu
kerja ini, prinsip yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh adalah bahwa
manajer tertinggi yang memimpin satuan kerja tersebut haruslah sedekat mungkin
dengan para pengambil keputusan kunci, yaitu para anggota manajemen puncak. Bahkan
dalam banyak organisasi, manajer tersebut menjadi salah seorang anggota tim
manajemen puncak[1].
Terdapat
paling sedikit tiga alasan yang sangat kuat mengapa demikian. Pertama, satuan kerja pengolah data
perlu diberi status terhormat dan berada pada eselon organisasi yang tinggi. Kedua, manajer tertinggi dalam
lingkungan satuan kerja pengolah data
mutlak perlu mengetahui berbagai keputusan strategis yang diambil oleh
manajemen puncak memahami latar belakang keputusan tersebut, bahkan diharapkan
turut berperan dalam mengambil keputusan tersebut. Ketiga, Dengan statusnya yang tinggi dan pengetahuan tentang
implikasi berbagai keputusan yang diambil,
para pemimpin berbagai komponen dan satuan kerja dalam lingkungan organisasi
akan bersikap terbuka, artinya bersedia memberikan berbagai data yang
diperlukan untuk diolah.[2]
C.
AUDIT PROSES PENGOLAHAN DATA
Telah
umum diketahui bahwa proses pengolahan data pada dasarnya terdiri dari empat
langkah utama, yaitu pengumpulan data, analisis data, penyimpanan informasi
sebagai hasil olahan, dan penelusuran untuk digunakan.[3]
Keempat unsure tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data sesungguhnya
bermula dari identifikasi kebutuhan informasi dalam lingkungan dan seluruh
jajaran organisasi. Telah dimaklumi bahwa data merupakan bahan mentah atau
bahan baku yang diolah lebih lanjut sehingga bentuknya berubah menjadi
informasi. Unit pengolahan data hanya mampu menghasilkan informasi yang bermutu
tinggi dan sesuai dengan kebutuhan organisasi apabila data yang dikumpulkan dan
diolah juga tinggi mutunya. Oleh karena itu, segala upaya harus ditempuh untuk
menjamin bahwa data yang terkumpul untuk diolah memang bermutu tinggi.
2.
Analisis Data
Dapat dikatakan bahwa analisis data
merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan pengolahan data. Ini
karena data hanya merupakan bahan mentah atau bahan baku yang tidak mempunyai
nilai instrinsik sebagai instrument pendukung dalam menjalankan berbagai
kegiatan manajerial, terutama dalam pengambilan keputusan. Dengan perkataan
lain, kegiatan analisis data dimaksudkan untuk mengubah data menjadi informasi yang siap pakai bagi
orang lain dalam organisasi atau perusahaan.[4]
3.
Penyimpanan
Informasi
Sebagai kegiatan integral dari proses pengolahan data,
penyimpanan informasi penting karena paling sedikit empat pertimbangan utama,
yaitu keamanan informasi, biaya penyimpanan informasi, dan akses terhadap
informasi jika diperlukan. Keamanan informasi yang dimaksudkan dengan keamanan informasi
adalah menjaga agar informasi yang dihasilkan terhindar dari:
a)
Berbagai
kemungkinan kerusakan
b)
Kemungkinan
dicuri oleh orang atau pihak sebenarnya tidak berhak memiliki informasi
tersebut.[5]
Oleh karena itu,
keamanan informasi menjadi sangat penting karena biasanya terobosan atau desain
produk baru hanya tercipta setelah dilakukan penelitian dan pengembangan yang memakan
waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Organisasi atau perusahaan yang
berhasil melakukan terobosan dan desain baru itu sangat mungkin meraih
keunggulan komparatif.
D.
LANDASAN SYARIAH
1.
Al-Qur’an
Banyak sekali pesan tentang audit dan control dalam
ajaran Islam. berikut ini adalah berapa nash Al-Qur’an dan Hadis yang dijadikan sebagai renungan oleh para banker dan praktisi keuangan.[6]
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qçRqä. úüÏBº§qs% ¬! uä!#ypkà ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( wur öNà6¨ZtBÌôft ãb$t«oYx© BQöqs% #n?tã wr& (#qä9Ï÷ès? 4 (#qä9Ïôã$# uqèd Ü>tø%r& 3uqø)G=Ï9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 cÎ) ©!$# 7Î6yz $yJÎ/ cqè=yJ÷ès? ÇÑÈ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.
Al-Maidah: 8).
ÎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 Aô£äz ÇËÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
Artinya: “Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Asr: 1-3).
2.
Al-Hadis
“Katakanlah kebenaran itu sekalipun pahit”
(Al-Hadist).
“Barang siapa
diantara kamu melihat kemungkinan, hendaklah ia mengubahnya dengan tantangan (kekuasaan)-Nya. Apabila tidak sanggup, dengan ucapannya.
Apabila tidak sanggup, dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman”.
(Al-Hadis).
E.
AUDIT SISTEM BERLAPIS (MULTILYER SYSTEM AUDIT) DALAM BANK SYARIAH
Kegiatan
bank mempunyai risiko tinggi karena berurusan dengan uang dalam jumlah yang
sangat besar sehingga dapat menimbulkan niat orang-orang yang terlibat di
dalamnya untuk melakukan kecurangan. Kalau
kekhawatiran itu terjadi tentu dapat
mengakibatkan kerugian bagi bank. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kontrolnya,
perlu diciptakan suatu system control yang berlapis-lapis.[7]
1. Pengendalian diri sendiri
Pengendalian atas diri sendiri (self control) merupakan lapisan pertama dan
utama dari setiap karyawan bank syariah, sehingga peran bagian sumber daya insane
dalam memilih karyawan yang tepat merupakan syarat mutlak adanya peran lapisan control
yang pertama ini secara optimal.
Disamping itu juga, setiap sumber daya
yang insani harus meyakini dan mengimani bahwa semua perbuatannya selalu
direkam secara cermat (audit trail)
oleh Allah SWT dan malaikat. Kelak diakhirat, perbuatan itu pasti akan dimintai
pertanggung jawabannya.[8]
2. Pengendalian Menyatu
Selain self
control, karyawan dalam melakukan tugas sehari-hari tidak terlepas dari
prosedur dan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam system dan prosedur yang diciptakan, secara tidak disadari
oleh setiap karyawan, di masukan unsur-unsur control yang menyatu dengan
prosedur tersebut (Built in control).
Unsure-unsur yang harus dipenuhi dalam menciptakan pengendalian menyatu yang
baik adalah adanya dual control, dual
custodian, maker checker approval, limitation, segregation of duties,
verifikasi, dan lain-lain.
3. Auditor Internal
Untuk dapat meyakinkan bahwa telah ada pengendalian diri
dan pengendalian menyatu yang memadai, perlu adanya suatu ukuran dan penilaian dari
pihak yang tidak terkait dengan kegiatan tersebut.
4. Eksternal Audit
Pengaudit eksternal memberikan masukan kepada manajemen
bank mengenai kondisi bank yang bersangkutan. Dari audit eksternal diharapkan adanya
suatu penilaian yang sangat netral terhadap objek-objek yang diperiksa. Audit
eksternal yang melakukan pemeriksaan antara lain Bank Indonesia, akuntan public,
maupun pihak lainnya.[9]
F.
MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH
Manajemen
dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur
posisi dana yang diterima dari aktivitas funding
untuk disalurkan kepada aktivitas financing,
dengan harapan bank yang bersangkutan
tetap mampu memenuhi criteria-kriteria likuditas, rentabilitas dan
solvabilitasnya.[10] Sebagaimana halnya degnan
bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara
antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami
kelebihan dana dengan unit-unit yang mengalami kekurangan dana. Melalui bank
kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan
dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.
G.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan materi diatas, maka dapat saya simpulkan bahwa didalam Kitab Suci
Al-Qur’an dan Hadistelah dijelaskan banyak ayat yang berhubungan tentang audit
dan control system. Telah umum diketahui bahwa proses pengolahan data pada
dasarnya terdiri dari empat langkah utama, yaitu pengumpulan data, analisis
data, penyimpanan informasi sebagai hasil olahan, dan penelusuran untuk
digunakan.
Kegiatan
bank mempunyai risiko tinggi karena berurusan dengan uang dalam jumlah yang
sangat besar sehingga dapat menimbulkan niat orang-orang yang terlibat di
dalamnya untuk melakukan kecurangan.
Kalau kekhawatiran itu terjadi tentu dapat
mengakibatkan kerugian bagi bank. Oleh karena itu, dalam melaksanakan
kontrolnya, perlu diciptakan suatu system control yang berlapis-lapis.
1. Pengendalian diri sendiri
2. Pengendalian Menyatu
3. Auditor Internal
4. Eksternal Audit
DAFTAR PUSTAKA
Aaoifi, Accounting and Auditing Standard for Islamic
Financial Institutions (Bahrain, 1997).
Muhammad,
Manajemen Bank Syariah, Edisi
Revisi, Bulaksumur: UPP AMP YKPN, 2002.
Muhammad Syafi’I
Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke
Praktik, Jakarta: Tazkia Cendekia,2001.
Sondang
P. Siagian, Sistem Informasi
Manajemen, Jakarta: Bumi
Aksara, 1999.
[1] Sondang P. Siagian,
Sistem
Informasi Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara,
1999, hal.116
[2] Ibid,
[3] Ibid, hal. 18
[4] Ibid, hal. 120
[5] Ibid,hal. 121
[6] Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik,
Jakarta: Tazkia Cendekia,2001 hal,208.
[7]
Aaoifi, Accounting and Auditing Standard for Islamic
Financial Institutions (Bahrain, 1997).
[8] Ibid,hal. 209
[9] Muhammad Syafi’I Antonio, op cit hal. 211
[10] Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi
Revisi, Bulaksumur: UPP AMP YKPN, 2002,hal. 262
1 komentar:
Hai. aku juga punya materi yang berhubungan dengan kontrol data. kunjungi saja di.
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3200/1/Kommit2004_elektronika_komputer_013.pdf
Post a Comment