Materi Kuliah Ekonomi Makro
“ILMU EKONOMI”
OLEH:
YESI NOVIANTI


A. PENDAHULUAN
Sebelum membahas pengertian ilmu ekonomi, terlebih dahulu perlu diketahui mengapa ilmu ekonomi penting untuk dipelajari. Ilmu ekonomi berasal dari adanya kesenjangan (gap) antara sumber-sumber daya (resource) yang tersedia dengan keinginan (need) manusia. Sumber daya-sumber daya tersebut bersifat terbatas sedangkan keinginan manusia bersifat tidak terbatas. Berdasarkan kesenjangan  tersebut kemudian timbulah masalah, bagaimana cara menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang sifatnya terbatas tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia yang sifatnya tidak terbatas.
Masalah ini kemudian dapat dirinci menjadi, bagaimana cara meminimumkan penggunaan sumber daya-sumber daya yang sifatnya terbatas tersebut untuk memenuhi kebutuhan  manusia yang sifatnya tidak terbatas. Atau bagaimana cara memaksimalkan kebutuhan manusia yang sifatnya tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang sifatnya terbatas dalam jumlah tertentu.

B. PEMBAHASAN
1.      Pengertian Ilmu Ekonom
Menurut M.Fuad, Christine, H, Nurlela dkk (2001), Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan. Focus utama pembahasan dalam  ilmu ekonomi adalah hubungan antara keinginan manusia dengan factor-faktor produksi. Masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya scarcity (kelangkaan atau kekurangan) akibat dari ketidak seimbangan antara keinginan masyarakat dengan factor-faktor produksi yang tersedia.[1]
Sedangkan menurut penulis adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala atau kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-harinya untuk memenuhi kebutuhannya dalam menghidupan dirinya, keluarganya dan sebagainya.
Keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi  barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua macam.  Adapun kedua macam tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Keinginan yang disertai kemampuan membeli barang/jasa yang diinginkan
b)      Keinginan yang tidak disertai kemampuan untuk membeli barang atau jasa.[2]

Keinginan manusia tidak terbatas, sedangkan factor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang di butuhkan itu terbatas, baik dalam jumlah maupun mutunya. Dengan demikian manusia  tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang dan jasa yang mereka inginkan, karena adanya ketidak seimbangan tersebut. Disamping keterbatasan factor-faktor produksi yang ada, terkadang keinginan masyarakat tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli.
Dalam kenyataanya ada tiga persoalan yang dihadapi dalam setiap  perekonomian yaitu:
a)      Barang dan jasa apa yang seharusnya diproduksi (what)?
b)      Bagaimana memproduksi barang dan jasa tersebut (how)?
c)      Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)?[3]

Permasalahan pertama (what), berkaitan dengan barang dan jasa apa yang harus dibuat, berapa banyaknya, kapan dan akan diproduksi, juga ukuran dari barang dan jasa itu. Permasalahan pertama ini, merupakan akibat langsung dari ketidak mampuan factor-faktor produksi yang tersedia untuk menghasilkan semua barang dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat.
Permasalahan kedua (how), berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, gabungan factor-faktor produksi mana, serta teknik produksi apa yang digunakan untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Permasalahan ketiga (for whom), berkaitan dengan siapa yang akan menikmati maupun memperoleh manfaat dari barang dan jasa yang dihasilkan serta bagaimana pendistribusian produk-produk  yang dibuat.
Ketiga masalah tersebut, sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, tetapi berbedanya system perekonomian pasar akan menimbulkan tidak satu orangpun atau satu organisasipun dalam perekonomian pasar yang mampu bertanggung jawab mengatasi masalah dasar tersebut sendirian. Yang mampu menjawab tiga masalah tersebut adalah jutaan unit usaha dan konsumen yang terlibat dalam proses perdagangan. Segenap tindakan dan tujuan mereka terkoordinir oleh mekanisme system  harga dan pasar.

2.      Sistem-sistem Perekonomian
Kegiatan perekonomian pada masing-masing Negara di dunia ini berbeda-beda tergantung pada system perekonomian yang dilakukan oleh masing-masing Negara tersebut. Secara umum, system-sistem perekonomian yang biasa dilakukan pada berbagai Negara antara lain, system ekonomi bebas, system ekonomi campuran dan system ekonomi terpimpin.[4]
Adapun penjelasan ketiga system perekonomian tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Sistem ekonomi bebas
Sistem ekonomi bebas berarti masyarakat bebas sepenuhnya menentukan kegiatan ekonomi.  Pemerintah ikut campur dalam kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh masyarakat. System ini sering juga disebut dengan system ekonomi pasar, karena pasarlah yang menentukan jumlah dan jenis  barang yang diproduksi, menentukan cara memproduksi dan menentukan  konsumen dari barang yang diproduksi oleh produsen. Dengan demikian, masyarakat dengan sepenuhnya  untuk menjawab masalah ekonomi (what, how, dan for whom barang yang diproduksi). Dalam menentukan harga barang/jasa ditentukan oleh pasar sesuai dengan permintaan dan penawaran suatu barang tertentu.

b)      System ekonomi campuran
System ekonomi campuran  berarti adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian.  Kegiatan ekonomi tetap dilakukan oleh masyarakat, tetapi dalam beberapa hal tertentu ada campur tangan  dari pemerintah. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang dirugikan baik masyarakat konsumen maupun masyarakat produsen/perusahaan. Oleh karena itu, ada pengawasan oleh pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Dlaam menjawab masalah pokok ekonomi (what, how, dan for whom barang yang diproduksi) perlu pengawasan oleh pemerintah.
Peran pemerintah dalam kegiatan perekonomian adalah mengawasi kedua belah pihak baik konsumen sebagai pemilik factor-faktor produksi maupun produsen/perusahaan sebgai pengguna factor-faktor produksi. Campur tangan pemerintah ini bertujuan untuk menghindari pihak-pihak yang merasa dirugikan.[5]
Ada tiga bentuk campur tangan pemerintah dalam melakukan system perekonomian diantaranya sebagai berikut:
1)      Pemerintah membuat peraturan-peraturan dalam menentukan kegiatan ekonomi. Khusus barang-barang strategis, pemerintah menentukan harga dasar dan harga tertinggi. 
2)      Pemerintah secara langsung melakukan kegiatan ekonomi. Campur tangan ini dilakukan oleh pemerintah karena masyarakat produsen/perusahaan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Untuk memperlancar kegiatan perusahaan masyarakat, pemerintah menyediakan sarana dan prasarana, seperti usaha perbankan, angkutan (darat, laut dan udara), listrik, industry perkebunan dan lain sebagainya.
3)      Pemerintah melakukan  kebijaksanaan moneter dan fiscal. Melalui kebijaksanaan fiscal, pemerintah dapat mengendalikan jumlah uang beredar, sehingga dapat menetapkan cadangan minimum Bank Sentral, politik diskonto dan operasi pasar terbuka.
c)      Sistem ekonomi terpimpin
System ekonomi terpimpin merupakan kebalikan dari system ekonomi bebas, dimana pemerintah sepenuhnya menentukan kegiatan ekonomi. Masyarakat konsumen tidak bebas menggunakan factor-faktor produksi yang dimilikinya. Demikian juga, masyarakat produsen tidak bebas menentukan barang yang diproduksinya. Kegiatan ekonomi sepenuhnya ditangani  oleh pemerintah.
Masyarakat hanya sebagai pekerja saja dan menerima upah sebesar menjawab masalah pokok ekonomi (what, how, dan for whom barang yang diproduksi). System ekonomi seperti ini, biasa digunakan di Negara-negara komunis. Sistem ekonomi terpimpin juga disebut dengan system komando (command economy) yaitu kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh pemerintah.

3.      Unsur-unsur Penting Dalam Aktivitas Perekonomian
Kapasitas barang dan jasa yang dihasilkan dengan dukungan sejumlah factor tersebut sangat tergantung pada cara-cara yagn dipergunakan dalam produksi. Umpamanya, seorang petani yang hanya menggunakan cangkul untuk mengerjakan sawahnya tentu akan mendapatkan hasil lebih kecil daripada petani yang mempergunakan bajak ditarik traktor (untuk yang digarap diasumsikan cukup laus sehingga penggunaan traktor dimungkinkan). Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa aktivitas ekonomi memerlukan tiga unsure, adapun ketiga unsure tersebut adalah sebagai berikut.
a)      Keinginan manusia
Keinginan  manusia bisa digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu keinginan pokok dan keinginan tambahan. Keinginan pokok ditujukan untuk memenuhi kebutuhan utama, sedangkan keinginan tambahan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sekunder. Yang termasuk keinginan pokok adalah makan, minum, pakaian, dan perumahan.[6]

b)      Factor-faktor produksi
Cepat ataus lambatnya tingkat kepuasan karena terpenuhinya keinginan manusia itu dibatasi oleh jumlah dan mutu factor-faktor produksi yang digunakan. Factor-faktor produksi diartikan sebagai sumber-sumber yang mampu menghasilkan barang dan jasa untuk memuaskan keinginan. Factor-faktor produksi tersebut dapat berupa benda-benda yang disediakan oleh alam atau yang diciptakan manusia guna menghasilkan barang maupun jasa.[7]

c)      Cara-caras berproduksi (techniques of production)
Cara pembuatan suatu barang pada umumnya berada diluar bidang ekonomi. Tapi persoalan barang dan /atau jasa apa yang harus diproduksi, berapa banyak barang dan jasa yang harus di produksi, dan cara-cara apa yang harus digunakan untuk memproduksinya sehingga mencapai pembiayaan minimal adalah bidang ekonomi dan merupakan persoalan-persoalan yang harus di perhatikan para ahli ekonomi.[8]

C. KESIMPULAN
Dari pembahasan materi diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala atau kegiatan-kegiatan suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Focus utama pembahasan dalam  ilmu ekonomi adalah hubungan antara keinginan manusia dengan factor-faktor produksi.
Masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya scarcity (kelangkaan atau kekurangan) akibat dari ketidak seimbangan antara keinginan masyarakat dengan factor-faktor produksi yang tersedia. Keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi  barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua macam.  Adapun kedua macam tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Keinginan yang disertai kemampuan membeli barang/jasa yang diinginkan
2.      Keinginan yang tidak disertai kemampuan untuk membeli barang atau jasa.

DAFTAR PUSTAKA



Arsyad Lincolin, Ekonomi Mikro: Ringkasan Teori dan Soal Jawab. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. 1997.

M. Fuad, Christine H,Nurlela dkk, Pengantar Bisnis,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Lipsey Ricard, Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi Kesepuluh, Jilid Satu dan Dua Alih Bahasa Jaka Wasana dan Kirbandroko, Jakarta: Binarupa Aksara, 1995.

Wilson Bangun,  Teori Ekonomi Mikro,Bandung: Refika Aditama, 2007.



[1] M. Fuad, Christine H dkk, Nurlela, Pengantar Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, hal.5
[2] Ibid,
[3] Ibid, hal. 6
[4] Wilson Bangun, Teori Ekonomi Mikro,Bandung: Refika Aditama, 2007, hal.5
[5] Ibid, hal. 6
[6] M.Fuad, Christine H, Nurlela dkk, op cit hal. 12
[7] M.Fuad, Christine H, Nurlela dkk, op cit, hal. 13
[8] M.Fuad, Christine H, Nurlela dkk, op cit, hal. 17

0 komentar:

 
Top