Materi Kuliah Ekonomi Makro
“KONSEP DASAR PEMASARAN JASA DAN
RUANG LINGKUP PEMASARAN JASA”
OLEH:
Novita Ayu Ningsi: 10130014

A.    PENDAHULUAN
Pemasaran berpengaruh besar dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai kita bangun  pagi sampai terlelap di malam hari. Sebagai contoh, disuatu pagi Vio terbangun oleh dering alaram jam dinding Seiko. Sebelum beranjak dari tempat tidur Ligna yang empuk, tidak lupa ia menyetel radio Geranimo FM yang menyiarkan tembang manis Nusantara. Kemudian, Vio membasuh muka dengan Biore, menggosok gigi dengan Oral-B dan pasta gigi Closs-Up, serta mandi dengan sabun Dove. Tidak lupa, ia keramas dengan Shampoo Heed and Shaulder.
Setelah selesai mandi dan mengenakan kaos Polo dan jeans Levis, Vio memakai parfum Axe yang baru dibelinya tadi malam di Malioboro Mal.  Tidak lama kemudian, terdengar suara ibunda tersayang memanggilnya untuk bersama-sama menyantap sarapan pagi dengan mie instan Indomie dan minum teh sariwangi. Setelah selesai sarapan, Vio segera berangkat kuliah dengan mengemudi Toyota Kijang kesayangannya.
Contoh sederhana diatas,  bisa diteruskan hingga mencakup beraneka produk dengan beragam merek yang ada dipasaran. Poin utama disini adalah produk-produk tersebut bisa hadir ke hadapan  kita karena  adanya aktivitas pemasaran.

B.     PEMBAHASAN
1.      Definisi Pemasaran dan Jasa
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah  pemasaran dan definisi jasa, sebagai berikut:
a)      Menurut (William J.Stanton, 1981)
Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak berwujud.[1]

b)      Menurut (Mary Jo Bitner, 2000)
Pemasaran jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya, bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti: hiburan, kenikmatan, santai) bersifat tidak berwujud.[2]

c)      Menurut Miller dan Layton, 2000)
Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan  keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.[3]

d)     Menurut Penulis
Menurut penulis sendiri pemasaran jasa adalah pemasaran jasa yang   bersifat tidak  berwujud dan tidak bisa diretur ataupun dijual dikemudian hari, jasa juga tidak dapat disimpan seperti barang, jasa yang di produksi harus bersamaan dengan waktu. Dalam pemasaran jasa ini, sangat penting untuk menyalurkan jasa secara tepat, jasa ini tidak dapat dilihat, dicium, ataupun memiliki berat dan ukuran. Contoh dari jasa seperti tukang cukur, hiburan, guru, sopir, ahli kecantikan dan sebagainya.

2.      Konsep Pemasaran
Pada umumnya, suatu perusahaan pasti menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar  dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perjalanan waktu, konsep-konsep ini mengalami perkembangan  atau evolusi pemikiran. Walaupun begitu, tidak berarti konsep yang terakhir adalah yang lebih baik.  Pemilihan  dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa factor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan internal, dan lingkungan eksternal perusahaan.
Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:
a)      Konsep Produksi
Pemasaran yang  berpegang pada konsep ini berorientasi  pada proses produksi/operasi (internal).
b)      Konsep Produk
Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.
c)      Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjual dapat meningkat.
d)     Konsep Pemasaran
Berbeda dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan internal, konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa  konsumen hanya akan bersedia  membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan.
e)      Konsep Pemasaran Sosial
Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan social konsumen.[4]

3.      Ruang Lingkup Pemasaran Jasa
a)      Perhatian Terhadap Pemasaran Jasa
Dikatakan oleh Paul D. Converse, Huegy dan Mitchell dalam  bukunya Elements of Marketing, bahwa pada umumnya buku-buku marketing mulai dengan  pengantar, yang menyatakan bahwa ada dua hal yang dipasarkan yaitu barang-barang dan jasa (good and service). Tapi setelah buku ini membahas pemasaran beberapa bab, maka persoalan pemasaran jasa terlupakan, karena pembicaraan selalu saja terpusat pada masalah barang (commodity). Padahal masalah pemasaran jasa ini tidak kalah pentingnya dengan masalah pemasaran barang.
Kita mengetahui bahwa yang disalurkan oleh para produsen, bukan benda-benda berwujud saja, tetapi juga jasa-jasa. Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa ditimbun, atau ditumpuk dalam gudang, seperti barang-barang lainnya, sambil saat menunggu penjualan.
Apabila pendapatan seseorang meningkat ada kecenderungan untuk memperbesar pengeluaran untuk membeli jasa-jasa tersebut. Oleh sebab itu, marketing jasa makin lama makin menjadi sangat penting.[5]

b)      Karakteristik Jasa
Jasa ini banyak macamnya, mulai dari salon kecantikan sampai dengan armada angkutan laut, dari taman hiburan rakyat sampai taman dunia fantasi, dari mess sampai ke hotel berbintang lima, dan sebagainya. Secara umum, kita melihat karakteristik umum dari jasa. Beberapa perbedaan antara jasa dan barang menurut Edward W. Wheatley ada delapan perbedaan yaitu:
1)      Pembelian jasa, sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi.
2)      Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang bersifat berwujud, dapat dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat, ukuran dan sebagainya.
3)      Barang bersifat  tahan lama, tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu yang sama.
4)      Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan.
5)      Ramalan permintaan dalam marketing barang merupakan masalah, tidak demikian halnya dengan marketing jasa. Untuk menghadapi masa-masa puncak, dapat dilatih tenaga khusus.
6)      Adanya puncak yang sangat padats, merupakan masalah tersendiri bagi marketing jasa.
7)      Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia
8)      Distribusinya bersifat langsung, dari produsen ke konsumen.[6]

c)      Macam-macam Jasa
Macam-macam jasa seperti yang telah disebutkan diatas, dapat dikelompokkan sebagai berikut (Paul D. Converse et. al):
1)      Personalized service
2)      Financial service
3)      Public Utility and Transportation Service
4)      Entertainment
5)      Hotel service[7]



C.    KESIMPULAN
Dari pembahasan materi diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kosep dasar pemasaran itu sangat berpengaruh besar dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai kita bangun  pagi sampai terlelap di malam hari. Sedangkan menurut penulis sendiri pemasaran jasa adalah pemasaran jasa yang   bersifat tidak  berwujud dan tidak bisa diretur ataupun dijual dikemudian hari, jasa juga tidak dapat disimpan seperti barang, jasa yang di produksi harus bersamaan dengan waktu.  Dalam pemasaran jasa ini, sangat penting untuk menyalurkan jasa secara tepat, jasa ini tidak dapat dilihat, dicium, ataupun memiliki berat dan ukuran. Contoh dari jasa seperti tukang cukur, hiburan, guru, sopir, ahli kecantikan dan sebagainya.



DAFTAR PUSTAKA



Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta, 2007.

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Sydney: Bayumedia, 2004.

M.Fuad, Christine H, Nurlela dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Zeithaml, V.A., L.L. Berry, and A. Parasuraman,  “The Natural and Determinants Of Customer Expectation of Service”, Journal of Academy of Marketing Science,  Vol. 21, No. 1, pp,. 1-12. 1993.



[1] Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta, 2007, hal. 1
[2] Ibid,
[3] M.Fuad, Christine H, Nurlela dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
[4] Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Sydney: Bayumedia, 2004.
[5] Ibid,hal. 21
[6] Buchari Alma, op cit, hal.  7-8
[7] Zeithaml, V.A., L.L. Berry, and A. Parasuraman,  “The Natural and Determinants Of Customer Expectation of Service”, Journal of Academy of Marketing Science,  Vol. 21, No. 1, pp,. 1-12. 1993.

0 komentar:

 
Top