BAB I
PENDAHULUAN


Individu berasal dari kata latin, individuum  artinya  yang tak terbagi. Jadi,  merupakan  suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian, sering digunakan sebutan orang seoragn atau manusia perseorangan. Sifat dan fungsi orang-orang di sekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri sendiri. Dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain, tetapi dalam banyak hal banyak pula pula perbedaanya.


BAB II
PEMBAHASAN
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT


A.    INDIVIDU
Individu terdiri dari  dua dimensi, yaitu fisik dan psikis. Ada dua dimensi pada dasarnya mempunyai potensi lahiriah dan potensi batiniah. Potensi lahiriah yang mengacu pada potensi fisik dapat berupa gerakan anggota badan. Contohnya panca indra dan lain-lain. Sedangkan batiniah mengacu potensi psikis dapat berupa intelegensi, emosi dan lain sebagainya. Potensi-potensi sebagian besar merupakan naluriah. Untuk mengadakan pemisahan yang secara naluriah yang lain bukan merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan ahli ilmu jiwa berbeda pendapat dalam menetapkan atau menentukan macam potensi potensi naluriah.
Misalnya James mengemukakan 30 macam, sedangkan Torndike menyatakan 40. Untuk mengenal individu lebih jelas jangan hanya melalui pendekatan terhadap naluri, tetapi juga harus melalui jalan yang lain. Untuk itu, perlu diadakan pendekatan paling tidak dari segi fisik dan psikis.
1.      Segi Fisik
Kehadiran seseorang atau individu dalam kelompok keluarga maupun keluarga masyarakat ditandai dengan wujud fisiknya, wujud fisik ini tersusun dan mempunyai struktur fisika, seperti mempunyai berat, volume, dan sifat fisika lainya. Namun, makhluk hidup mempunyai ciri sendiri dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Faktor-faktor ini biasanya disebut dengan faktor penunjang kelengkapan hidup. Ada empat pendapat tentang perkembangan biologi atau fisika manusia yaitu:
1)      Pendapat Aristoteles
Menurut Aristoteles perkembangan fisik manusia terjadi pada setiap masa tujuh tahun. Artinya kelipatan tujuh tahun terjadi perubahan.
Tahap I

Tahap II

Tahap III
: 0 tahun-3 tahun

: 7 tahun-14 tahun

: 14 tahun-21 tahun
:

:

:

Masa anak kecil atau masa bermain.
Masa sekolah, masa remaja atau masa sekolah rendah.
Masa remaja, atau pubertas masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
2)      Pendapat Kretschmen
Menurut Kretschmen ada empat tahap perkembangan yang terjadi pada fisik manusia yaitu:
Tahap I

Tahap II

Tahap III


Tahap IV
: 0 tahun-3 tahun

: 3 tahun-7 tahun

: 7 tahun-13 tahun


: 13 tahun-20 tahun
:

:

:


:

Fullung periode I anak kelihatan pendek dan gemuk
Strecking periode I anak kelihatan langsing.
Fullung periode II, anak kelihatan pendek dan gemuk kembali.
Strecking periode II, anak kelihatan langsing.
3)      Pendapat Sigmund Freud
Menurut Sigmud Freud ada 6 tahap perkembangan yang terjadi pada fisik manusia antara lain yaitu:
Fase oral I

Fase anak

Fase laten

Fase pubertas
: 0 tahun-1 tahun

: 3 tahun-5 tahun

: 5 tahun-12/13 tahun
: 12/13 tahun-20 tahun
:

:

:

:

Mulut merupakan pokok aktifitasdinamik.
Dorongan dan tekanan terpusat pada pembuangan kotoran.
Implus cenderung untuk ada dalam menyerap.
Implus menonjol kembali.
            Faktor-faktor penunjang kehidupan manusia antara lain:
Pangan




Sandang


Papan
:




:


:
Sumber tenaga seperti karbohidrat, lemak, dan protein dan zat pembangun seperti protein, mineral, air. Zat pengantar seperti vitamin, mineral, protein dan air.
Sebagai alat adaptasi terhadap kondisi alam (iklim) yang berlainan, misalnya panas dan dingin.
Usaha berlindung dari ancaman alam yang tidak bersahabat seperti hujan, terik matahari, dan binatang buas.
2.      Segi Psikis
Wujud individu tidak pernah lepas dari wujud psikisnya. Fungsi psikis sangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah laku fisik. Tenaga kejiwaan yang sangat menonjol oleh Sigmund Frued disebut dengan libido seksualis. Libido seksualis sebagai sumber perbuatan dan tingkah laku manusia melahirkan dorongan yaitu dorongan untuk hidup dan dorongan untuk mati. Dorongan untuk hidup menyebabkan terjadinya tindakan distruktik. Menurut Ahmad D. Marimba (1980) tenaga kerja ada tiga macam yaitu:
1)      Karsa, kemampuan yang merupakan sumber dorongan (kekuatan) dari suatu kegiatan, dorongan nafsu keinginan, hasrat hawa nafsu, dan kemampuan.
2)      Rasa, kemampuan yang memberi sifat pada kegiatan berupa keharusan, kesenangan, ketidak senangan, yang berhubungan erat dengan jasmaniah seperti rasa sakit, sakit dingin, dan rasa panas.
3)      Cipta, kemampuan yang dapat menciptakansesuatu dan memecahkan persoalan-persoalan.

B.     PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP INDIVIDU
Kondisi alam yang berubah seperti perubahan geografis, ekosistem, cuaca maupun perubahan yang terjadi pada masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkan perubahan pada individu, karena setiap individu harus teradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian diri ini dapat timbul dari dalam maupun dari luar proses masuknya pengaruh dan luar ini disebut dengan intenalisasi. Pengaruh dari luar yang menyebabkan tejadinya perubahan pada individu, seperti latihan atau pendidikan, baik bersifat formal non formal, maupun informal. Perubahan sikap maupun kondisi fisik dan psikis dari sikap kurang responsip terhadap keadaan menjadi individu responsip terhadap berbagai keadaan yang dihadapi.
Untuk mengantisipasi semua keadaan yang timbul, ia harus dibentuk dengan bermacam materi dan kondisi, pembentukan individu yang melalui pengaruh lingkungans masuk kedalam individu. Ketika ia masih dalam kandungannya dengan berbagai tindakan, misalnya dengan memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, mineral maupun vitamin, merupakan upaya untuk membentuk fisik janin, begitu pula seorang ibu yang menghindari berbagai kondisi yang menyebabkan stres, kekalutan yang akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya.
Faktor lingkungan yang sangat mendukung dan menolong kehidupan jasmani dan rohani menyebabkan individu dapat berkembang. Keluarga sebagai lingkungan sosial pertama yang secara aktif mempengaruhi individu, mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan individu.

C.    KELUARGA
Kelompok individu yang utama bahkan yang pertama adalah keluarga. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan individu karena adanya hubungan darah perkawinan ataupun adopsi. Keluarga dibentuk dari dua individu yang berlainan jenis kelamin, yang diikat tali pernikahan. Pada belahan bumi tertentu, keturunan yang dihasilkan dari hubungan dua orang yang berlainan jenis kelamin dan tidak diikat dengan tali perkawinan secara dejure. Tidak dianggap sebagai bagian dari keluarga. Artinya tidak mempunyai hubungan sedarah dengan salah satu atau kedua orang tua yang  menurunkannya.
Keluarga sebagai persekutuan dan tempat individu bernaung dalam-dalamnya menjunjung tinggi prinsip kesatuan dan keutuhan untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama.Karakteristik keluarga dapat di identifikasikan dengan hal-hal berikut:
1.      Keluarga yang mengikuti suami dan istri adalah perkawinan mempersatukan orang tua dan anak-anaknya adalah hubungan darah (umum) dan adopsi (pengangkatan) anak angkat.
2.      Suata keluarga bisanya hidup bersama-sama dalam suatu rumah dan membentuk house hold. Yang terdiri dari kakek, nenek, anak-anak, dan cucu, ada juga rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, tanpa anak atau dengan satu atau dua, tiga anak saja.
3.      Keluarga merupakan kesatuan orang berinteraksi dan saling berkomunikasi seperti peran suami, istri, ayah, ibu, anak dan peran saudara.
4.      Suatu keluarga mempertahankan suatu kebudayaan bersama dan sebagian besar berasal dari kebudayaan umum.
Menurut Abu Ahmadi (1982) ada tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadaps keluarga yaitu:
1.      Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak, misalnya keluarga yang perekonomiannya menyebabkan lingkungan material yang dihadapi oleh anak didalam keluarga lebih luas.
2.      Faktor keutuhan keluarga
Faktor ini ditentukan pada setrukturnya yaitu keluarga yang lengkap. Ada juga faktor keutuhan interaksi hubungan antara anggota satu dan anggota keluarga yang lain.
3.      Sikap dan kebiasaan orang tua
Peranan keadaan keluarga terhadap perkembangan sosial anak tidak hanya terbatas pada situasi sosial ekonominya atau kebutuhan struktur dan interaksinya.
Keluarga sebagai wadah kehidupan individu yang mempunyai peranan penting dalam membina dan mengembangkan individu. Keluarga sebagai kelompok kecil dan bagian dari masyarakat. Keluarga juga sebagai proses sosialisasi paling dini bagi tiap anggotanya untuk menuju pergaulan masyarakat yang lebih kompleks dan lebih luas. Kebutuhan fisik seperti kasih sayang dan pendidikan yang dapat di penuhi oleh keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan itu tidak secara tegas dan formal anggota keluarga telah memainkan peran dan fungsi mereka.
Menurut William, Fogburn mengemukakan ada lima fungsi keluarga, diantaranya yaitu:
1.      Fungsi pelindung
2.      Fungsi ekonomi
3.      Fungsi pendidikan
4.      Fungsi rekreasi
5.      Fungsi agama

D.    MASYARAKAT
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk masyarakat. Manusia selalu hidup bersama dan berada diantara manusia lainnya. Bentuk kongkritnya manusia gaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam diri manusia terdapat dorongan masyarakat dan dorongan kekuatan yang mendorong manusia untuk bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu nampak dalam berbagai bentuk .dorongan semacam ini akan jelas wujudnya bilamana mendapatkan bimbingan dan latihan dari orang disekitarnya.
Menurut P.J. Bouman (1976) sikap kemasyarakatan ada 8 faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Kecenderungan sosial
2.      Rasa harga diri
3.      Kecenderungan untuk patuh
4.      Kecenderungan untuk mandiri
5.      Kecenderungan menurut
6.      Hasrat tolong menolong dan meniru
7.      Hasrat berjuang
8.      Hasrat memberi tahu dan sifat mudah menerima.
      
Dalam hubungannya, manusia membawa misi dan kepentingan sendiri. Tetapi harus membatasi kepentingan yang tidak sejalan dengan kepentingan orang lain. Agar tidak terjadi konflik yang akhirnya mengaruhi pada missosialisasi. Untuk membatasi dan menekan kesenjangan pada tingkat serendah mungkin perlu aturan serta norma-norma sosial.
Eksistensi kehidupan manusia banyak ditandai dalam pergaulan. Keberhasilan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya seperti dalam bidang ekonomi, keamanan, dan lain-lain. Teredarnya sifat kekuatan dan sifat kemasyarakatan dalam diri seseorang dapat disebabkan adanya hasrat tolong menolong dan simpati. Hasrat simpati dan tolong menolong dalam hidup bermasyarakat mengakibatkantimbulnya perasaan seperjuangan.
Perbedaan prinsip, nilai, kepentingan tujuan antar kelompok masyarakat melahirkan bermacam-macam bentuk masyarakat. Dari segi pengelompokan masyarakat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.      Masyarakat paguyuban (Gemein Schaft)
Masyarakat paguyuban dapat diartikan sebagai persekutuan hidup. P.J.Bouman (1976) mengemukakan arti masyarakat paguyuban sebagai suatu persekutuan manusia yang disertai perasaan setia kawan dan keadaan kolektif yang besar. Ciri masyarakat paguyubans dilihat dari adanya ketaatan, kesetiaan, dan kerelaan berkorban  sebagaimana yang terdapat pada keluarga untuk mencapai tujuan harus rela berkorban untuk kepentingans bersama menurut kapasitas dan kemampuan masing-masing sehingga keterkaitan antar keluarga menjadi sangat erat demikian individu dalam suatu persekutuan hidup masyarakat paguyuban yang berlian sangat erat. Mereka dapat dipisahkan dan akan menimbulkan kesedihan atau kekalutan. Adapun ciri-ciri masyarakat paguyuban adalah:
1)      Rela berkorban untuk kepentingan bersama
2)      Pemenuhan hak tidak selalu dikaitkan dengan kapasitas pemenuhan kewajiban
3)      Solidaritas yang sangat kokoh dan bersifat permanen.

2.      Masyarakat petembayan (Gessel Schaft)
Masyarakat Patembayan mempunyai pertalian yang lebih renggang. PJ. Bouman (1976) mengibarkan pertalian masyarakat patembayan ini seperti tumpukan pasir yang setiap butir pasir dapat terpisah dari butiran yang lain contoh masyarakat patembayan ini adalah organisasi masyarakat dalam berbagai bentuk dan ragamnya keterkaitan mereka hanya pada dasar mencapai tujuan sbersama. Adapun ciri-ciri dari masyarakat petembayan adalah sebagai berikut:
a.       Pemenuhan hak seseorang didasrkan pada pemenuhan kewajiban
b.      Solidaritas antar anggota tidak terlalu kuat dan hanya bersifat sementara.

BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa  individu, keluarga, masyarakat dan interaksi sosial adalah suatu sikap perbuatan, emosi dan sebagainya merupakan refleksi gabungan dari kedua dimensi ini. Individu sebagai bagian dari alamnya hidup bersama lingkungan alam baik lingkungan material dan lingkungan sosial.
Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuans individu karena adanya hubungan darah perkawinan atau adopsi. Sehingga akan terbentuknya sebuah interaksi atau hubungan individu, keluarga, dan masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA


Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Lysen, A. Individu dan Masyarakat, Bandung: Sumur, 1981.

Lubis, Firman, Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 1982.



0 komentar:

 
Top