BAB I
PENDAHULUAN


Menurut Kemp (1994) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum.Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut.(Kemp, dkk., 1994: 10).
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karana kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.











BAB II
PEMBAHASAN


A.    MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT
Menurut Sudjana (2001: 92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan system pendidikan. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model pengembangan perangkat, yaitu Model Dick-Cary, Model Fourd, dan Model Kemp.

1.      Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp
Menurut Kemp (1994) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum.Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut.(Kemp, dkk., 1994: 10).
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karana kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan. Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran meliputi:


a.       Identifikasi Masalah Pembelajaran
Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesengajaan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang akan dikembangkan.
b.      Analisis Siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi cirri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu maupun kelompok.
c.       Analisis Tugas
Menurut Kemp, dkk. (1994: 58) analisis tugas adalah kumpulan produser untuk menentukan isi suatu pengajaran.Sedangkan menurut Nur (2002: 3) analisis tugas adalah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan.
d.      Merumuskan Indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Sedangkan menurut Kardi (2003a: 2). Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran.
Indikator dirumuskan berfungsi sebagai, (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran (b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.
e.       Penyusunan Instrument Evaluasi
Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.
Menilai hasil belajar atau evaluasi adalah unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran. Harus ada hubungan langsung antara sasaran belajar dengan soal ujian.
f.       Strategi Pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan.Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g.      Pemilihan Media Atau Sumber Pembelajaran
Pemilihan media dan sumber pembelajaran berdasarkan hasil analisis tujuan, analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas seperti telah diuraikan sebelumnya, maka pemilihan alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa.Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih.

h.      Pelayanan Pendukung
Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan substansi pengembangan perangkat, namun sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan.
i.        Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai beberapa sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba, penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari sebelum program terpakai secara luas.
j.        Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran.Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran.Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan uji akhir pembelajaran tertentu.
k.      Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan.Hal ini berdasarkan uraian Kemp (1994), bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi.Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

2.      Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, yang dikembangkan oleh Wlter Dick & Lau Carey (1990). Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan tersebut, adalah sebagai berikut:
a.       Identifikasi tujuan pengajaran
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajarannya. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil atau dari pengalaman praktik dengan kesulitan belajar siswa di dalam kelas.
b.      Melakukan analisis instruksional
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi ketrampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari.

c.       Mengidentifikasi tingkah laku awal/karakteristik siswa
Ketika melakukan analisis terhadap ketrampilan-ketrampilan yang perlu dilatihkan dan tahap prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan ketrampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran, yang penting juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.
d.      Merumuskan tujuan kinerja
Berdasarkan analisis intruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa, selanjutkan akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
e.       Pengembangan tes acuan patokan
Berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka dilakukan pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan di dalam tujuan.
f.       Pengembangan strategi pengajaran
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir.
g.      Pengembangan atau memilih pengajaran
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes, dan panduan guru.
h.      Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.


i.        Menulis perangkat
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan.
j.        Revisi pengajaran
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat.Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3.      Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, dan Desseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
a.       Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu:
·         Analisis ujung depan
·         Analisis siswa
·         Analisis tugas
·         Analisis konsep
·         Perumusan tujuan pembelajaran
b.      Tahap Perancangan (Design)
Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototype perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari Tiga langkah, yaitu:
·         Penyusunan tes acuan pokok, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap Define dan tahap Design.
·         Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran.
·         Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan di Negara-negara lain yang lebih maju.
c.       Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang yang sudah di revisi berdasarkan masukan dari para pakar, tahap ini meliputi:
·         Validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi
·         Simulasi, yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran
·         Uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
d.      Tahap Pendiseminasian (disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah menguji evektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

B.     PENGEMBANGAN PERANGKAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), Instrument Evaluasi Hasil Belajar (THB), serta media pembelajaran (Ibrahim, 2003: 3).
1.      Silabus
a.       Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam mengembangkan silabus harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Aktual Dan Kontekstual, Fleksibel, Menyeluruh.
b.      Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
Mekanisme pengembangan silabus dapat dilakukan dengan mengikuti alur dan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Mengkaji standar kopetensi dan kompetensi dasar,  mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar isi.
2.      Mengidentifikasi materi pokok (pembelajaran), mengidentifikasi materi/pembelajaran yang menunjang pencapaian kopetensi dasar dengan mempertimbangkan:
·         Potensi peserta didik
·         Relevansi dengan karakteristik daerah
·         Tingkat perkembangan fisik, intlektual, emosional, social, dan spiritual peserta didik.
·         Kebermanfaatan bagi peserta didik
·         Struktur keilmuan
·         Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
·         Relevensi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
·         Alokasi waktu
3.      Mengembangkan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui intraksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
4.      Merumuskan indikator pencapaian kompetensi. Indikator merupakan penada pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
5.      Penentuan jenis penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
6.      Menentukan alokasi waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah dasar, kelulusan, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
7.      Menentukan sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, social, dan budaya.
c.       Hal-Hal yang Diperlukan Dalam Penyusunan Silabus
Penyusunan dan pengembangan contoh model silabus dilakukan oleh tim pengembang dan pembahas dengan mempertimbangkan prinsip pengembangan silabus.
2.      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus.Jadi secara sederhana RPP merupakan penjabaran silabus dan dijadikan pedoman/skenario pembelajaran.Berdasarkan jabaran tersebut, maka setiap RPP memiliki 2 fungsi yaitu sebagai berikut:
·         Fungsi perencanaan, yaitu mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran
·         Fungsi pelaksanaan, di mana pelaksanaannya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah.
3.      Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidik atau pemecahan masalah.Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
4.      Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Media Pembelajaran
Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya. Media pembelajaran adalah sebagai penyimpan pesan (the carriers of massages) dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan (the receiver of the massages).
6.      Tes Hasil Belajar (THB)
Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar meliputi tes hasil belajar produk, tes hasil belajar proses, dan tes hasil belajar psikomotorik. Tes hasil belajar psikomotorik berupa ketrampilan melaksanakan eksperimen.
Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes hasil belajar yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif


















BAB III
KESIMPULAN


Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran meliputi:
1.      Identifikasi Masalah Pembelajaran
2.      Analisis Siswa
3.      Analisis Tugas
4.      Merumuskan Indikator
5.      Penyusunan Instrumen Evaluasi
6.      Strategi Pembelajaran
7.      Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran
8.      Pelayanan Pendukung
9.      Evaluasi Vormatif
10.  Evaluasi Sumatif
11.  Revisi Perangkat Pembelajaran






DAFTAR PUSTAKA


Usman Effendi dkk,Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa, 1984.

0 komentar:

 
Top