BAB I
PENDAHULUAN


Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.Menurut Atkinson(dalam Ahmad,1989 :9) mendefinisikan pembelajaran terpadu sebagai suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak.
Dari penjelasan diatas, maka dalam makalah ini akan kami jelaskan mengenai tinjauan umum model pembelajaran terpadu secara singkat dan jelas.








BAB II
PEMBAHASAN
TINJAUAN UMUM MODELPEMBELAJARAN TERPADU

A.    HAKIKAT MODEL PEMBELAJARAN
       Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunkan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Arends, 1997 : 7).
       Model pembelajaran terpadu adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujun.
       Fungsi model tujuan di sini adalah sebagai pedoman bgi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil (1992: 4) bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang dipergunakan sebagai dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran turorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler dan lain-lain. Hal ini menenjukkan bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut.
       Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan,  juga dipengruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula, setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang oleh siswa dengan bimbingan guru. Antara yang satu dengan sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan.
       Perbedaan-perbedaan inilah, terutama yang berlangsungnya diantara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh guru penutup pembelajaran, agar model-model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagi ketrampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.
       Setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf banyak konsep dan informsi-informasidari teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu, banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (LKS).

B.     KONSEP DASAR MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
       Menurut Joni, T.R (1996: 3), pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
       Senada dengan pendapat diatas menurut Hadisubroto (2000: 9), pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok  bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan dengan sepontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
       Apabila dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan dan menyesuaikan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami.



·         Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
       Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) yaitu sebagai berikut:
1.      Prinsip Penggalian Tema
       Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu, artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
2.      Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
       Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.
3.      Prinsip Evaluasi
       Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. 
4.      Prinsip Reaksi
       Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencankan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke satu kesatuan yang utuh dan bermakna.


·         Pentingnya  Pembelajaran Terpadu
       Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain sebagai berikut:
a.       Dunia Anak Adalah Dunia Nyata
       Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat obyek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran. 
b.      Proses Pemahaman Anak Terhadap Suatu Konsep Dalam Suatu Peristiwa/Objek Lebih Terorganisir
       Proses pemahaman anak tehadap suatu konsep dalam suatu objek sangat bergantung pada pengetahun yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek” pembangunan gagasan baru. Guru dan orang tua hanya sebagai “fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung.
c.       Pembelajaran Akan Lebih Bermakna
       Pembelajaran akan lebih bermakna kalaupelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari meteri berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluanguntuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
d.      Memberi Peluang Siswa Untuk Mengembangkan Kemampuan Diri
       Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Terbuka terhadap gagasan ilmiah, ketrampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan).
e.       Memperkuat Kemampuan Yang Diperoleh
       Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
f.       Efisiensi Waktu
       Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan.

C.    KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU
       Menurut Depdikbud (1996: 3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu sebagi berikut:
1.      Holistik
       Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
       Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.



2.      Bermakna
       Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
3.      Otentik
       Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi yang dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan.
4.      Aktif
       Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intlektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.








D.    LANGKAH-LANGKAH (SINTAKS) PEMBELAJARAN TERPADU
       Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) pembelajaran terpadu mengikuti tahap-tahap yang dimulai dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi (Prabowo 200: 6). Berkaitan dengan itu maka sintaks model pembelajaran terpadu dapat direduksi dari berbagai model pembelajaran seperti model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, maupun model pembelajaran berdasarkan masalah.
Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu dapat bersifat luwes dan fleksibel, artinya, bahwa sintak dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran yang dikenal dengan istilah setting atau merekonstruksi.
1.      Tahap Perencanaan
a.       Menentukan Jenis Mata Pelajaran dan Jenis Ketrampilan yang Dipadukan
     Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh diberikan oleh Fogarty (1991: 28), untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan ketrampilan berpikir (thinking skill) dengan ketrampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan ketrampilan berpikir (thinking skill) dan ketrampilan mengorganisir (organizing skill).



b.      Memilih Kajian Materi, Standar Kopetensi, Kopetensi Dasar, dan Indikator
       Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub ketrampilan dari masing-masing ketrampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c.       Menentukan Sub Ketrampilan yang Dipadukan
       Secara umum ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasai meliputi ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial, dan ketrampilan mengorganisasi yang masing-masing terdiri atas sub-sub ketrampilan. 
d.      Merumuskan Indikator Hasil Belajar
       Berdasarkan kompetensi dasar dan subketrampilan yang telah dipilih dirumuskan indikator.
e.       Menentukan Langkah-Langkah Pembelajaran
       Langkah ini sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap subketrampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2.      Tahap Pelaksanaan
       Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi: pertama guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagi fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa pembelajar mandiri; kedua, pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja kelompok; ketiga;guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan Depdiknas (1996:

3.      Tahap Evaluasi
       Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan Nasional (1996: 6), hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
1.      Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk evaluasi lainnya.
2.      Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kreteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
     Sementara itu menurut Prabowo (2000), langkah-langkah (sinteks) pembelajaran terpadu secara kusus dapat dibuat secara tersendiri berupa langkah-langkah baru dengan ada sedikit perbedaan yakni sebagai berikut:
a.    Tahap perencanaan
·         Menentukan kopetensi dasar
·         Menentukan indikator dan hasil belajar
b.   Langkah yang ditempuh guru
·         Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa
·         Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai oleh siswa
·         Menyampaikan ketrampilan proses yang akan dikembangkan
·         Menyampikan alat dan bahan yang akan dibutuhkan
·         Menyampaikan pertanyaan kunci


c.    Tahap pelaksanaan
·         Pengelolaan kelas, dimana kelas dibagi dalam beberapa kelompok
·         Kegiatan proses
·         Kegiatan pencatatan data
·         Diskusi
d.   Evaluasi
1)      Evaluasi proses
·         Ketetapan hasil pengamatan
·         Ketepatan penyusunan alat dan bahan
·         Ketepatan menganalisa data
2)      Evaluasi hasil
·         Penguasaan konsep-konsep sesuai indikator yang telah ditetapkan
3)      Evaluasi psikomotorik
·         Penguasaan penggunaan alat ukur









BAB III
KESIMPULAN


       Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa        Modelpembelajaran terpadu adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujun.











DAFTAR PUSTAKA












0 komentar:

 
Top