BAB
I
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari
aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh
karena kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan
melalui proses demi proses kearah tujuan akhir dari perkembangan tersebut. Kita
ketahui bahwa pendidikan Islam lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian
perkembangn hidup manusia.
Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al- Syaebani,
diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup pribadinya
atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses
kependidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
TUGAS
DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
A. TUGAS
PENDIDIKAN ISLAM
Tugas pendidikan Islam
senantiasa bersambung (kontinu) dan tanpa batas. Hal ini karena hakikat
pendidikan islam merupakan proses tanpa akhir sejalan dengan konsensus uiversal
yang ditetapkan oleh Allah SWT dan rasul-Nya. Pendidikan yang terus-menerus
dikenal dengan istilah “ minal-mahdi
ilaal-lahdi” (dari buaian sampai liang lahad) atau dalam istilah lain: life
long education (pendidikan sepanjang hayat dikandung badan) (perhatikan QS.
Al-Hijr: 99). Demikian juga tugas yang diberikan pada lembaga pendidikan Islam
bersifat dinamis, progresif, dan inovatif mengikuti kebutuhan peserta didik
dalam arti yang luas.
Menurut
Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh Majid ‘Irsan al-Kaylani,
tugas pendidikan Islam pada hakikatnya tertumpu pada dua aspek, yaitu
Pendidikan tauhid dan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik. Pendidikan
tauhid dilakukan dengan pemberian pemahaman terhadap dua kalimat syahadat;
pemahaman terhadap jenis-jenis tauhid (rububiyah, uluhiyah, dan sifat dan
asma); ketundukan, kepatuhan, dan keikhlasan menjalankan Islam; dan
menghindarkan dari segala bentuk kemusyrikan. Sedang pendidikan pengembangan
tabiat peserta didik adalah mengembangkan tabiat itu agar mampu memenuhi tujuan
penciptaan-nya, yaitu beribadah kepada Allah SWT dan menyediakan bekal untuk
beribadah, seperti makan dan minum. Menurut Ibnu Taimiyah, manusia yang
sempurna adalah mereka yang senantiasa beribadah, baik beribadah diniyyah
maupun beribadah kawniyah.
Untuk menelaah tugas-tugas
pendidikan Islam, dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu:
- Pendidikan dipandang sebagai pengembangan potensi
- Pendidikan dipandang sebagai pewarisan budaya
- Pendidikan dipandang sebagai interaksi antara pengembangan potensi dan pewarisan budaya.
Menurut Hasan Langgulung
ketiga pendekatan itu tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan satu
keutuhan. Tetapi, dalam pelaksaannya terkadang salah satu di antara ketiga pendekatan
itu ada yang lebih dominan, sementara yang lain proporsinya lebih diperkecil.
Pendidikan sebagai Pengembangan potensi Tugas pendidikan Islam ini merupakan
realisasi dari pengertian tarbiyah al-insya (menumbuhkan atau
mengaktualisasikan potensi).
Asumsi tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah
potensi atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi tersebut. Pendidikan berusaha untuk
menampakkan (aktualisasi) potensi-potensi laten tersebut yang dimiliki oleh
setiap peserta didik. Dalam Islam, potensi laten yang dimiliki manusia banyak
ragamnya.
B. FUNGSI
PENDIDIKAN ISLAM
Fungsi pendidikan islam
adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas-tugas
pendidikan islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar. Penyediaan
fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat struktural dan intitusional.
Arti dan tujuan struktur adalah menuntut terwujudnya struktur organisasi
pendidikan yang mengatur jalannya proses kependidikan, baik dilihat dari segi
vertikal maupun segi horizontal.
Faktor-faktor pendidikan
bisa berfungsi secara interaksional (saling memengaruhi) yang bermuara pada
tujuan pendidikan yang diinginkan. Sebaliknya, arti tujuan intitusional
mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi di dalam struktur
organisasi itu dilembagakan untuk menjamin proses pendidikan yang berjalan
secara konsisten dan berkesinambungan yang mengikuti kebutuhan dan perkembangan
manusia dan cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal. Oleh karena itu,
terwujudlah berbagai jenis dan jalur kependidikan yang formal, informal, dan
nonformal dalam masyarakat.
Menurut
Kurshid Ahmad, yang dikutip Ramayulis, fungsi pendidikan
Islam adalah sebagai berikut:
- Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa.
- Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi.
C. TUGAS DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
Pada hakikatnya, pendidikan adalah proses yang
berlangsung secara kontiniu dan berkesinambuangan. Berdasarkan hal ini, maka
tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh Pendidikan Islam pendidikan manusia
seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas dan
fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh
dan berkembang secara dinamis mulai dari kandungan hingga akhir hayat.
Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap
kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Secara structural,
pendidikan Islam menuntut adanya struktur organisasi yang mengatur jalannya
proses pendidikan, baik dalam dimensi vertical maupun horizontal. Sementara
secara institusional, ia mengandung implikasi bahwa proses pendidikan yang
berjalan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan zaman yang
terus berkembang.
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat
dilihat dari dua bentuk, yaitu:
1.
Alat
untuk memelihara, memperluas, dan menghubungkan tingkat kebudayaan, nilai-nilai
tradisi dan sosial,serata ide-ide masyarakat dan nasional.
2.
Alat
untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan. Pada garis besarnya,
upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skill yang dimiliki,
serta melatih tenaga manusia (peserta didik) yang produktif dalam menemukan
perimbangan perubahan sosialekonomi yang demikian dinamis.
D. DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan
kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang
dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memeberikan arah bagi
pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang
menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan
kekuatan yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena
itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan hadist
(Sunnah Rasulullah).
Dalam pendidikan Islam, Sunah Rasul mempunyai dua fungsi,
diantara kedua fungsi itu adalah:
- Menjelaskan system pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat didalamnya.
- Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasullullah bersama sahabat.
Secara lebih luas,
dasar pendidikan Islam menurut Sa’Id Ismail Ali sebagaimana dikutip langgulung
terdiri dari 6 macam, yaitu; Al-Qur’an, sunnah,qaul al-shahabat, masail al
mursalah.’urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual Islam.Dalam perumusan
tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
- Tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertical maupun horizontal.
- Sifat-sifat dasar manusia.
- Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
- Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.
Menurut Imam Sutari bahwa perbuatan mendidik dan didik memuat faktor –
faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, beberapa diantara nya adalah:
- Tujuan pendidikan yang hendak dicapai
- Adanya subjek manusia (pendidik dan anak didik yang melakukan pendidikan)
- Hidup bersama dalam lingkungan tertentu
- Yang memungkinkan alat–alat tertentu untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
E. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM
Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya
memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dari yang lain. Dalam hal ini
An-Nahlawi membagi karakteristik pendidik muslim kepada beberapa bentuk,
diantaranya yaitu:
1.
Bersifat
ikhlas: melaksanakan tugasnya sebagaipendidik semata-mata untuk mencari
keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.
2.
Mempunyai
watak dan sifat rubbaniyah.
3.
Bersifat
sabar dalam mengajar.
4.
Jujur
dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.
5.
Mampu
menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
6.
Mampu
mengelola kelas dan mengetahui psikis anak didik, tegas dan proposional.
Sementara dalam
kriteria yang sama Al-Abrasyi memberikan batasan tentang karakteristik
pendidik, diantaranya:
1.
Seorang
pendidik hendaknya memiliki sifat zuhud yaitu melaksanakan tugasnya bukan
semata-mata karena materi akan tetapi lebih dari itu adalah karena mencari
keridhaan Allah.
2.
Seorang
pendidik hendaknya bersih fisiknya dari segala macam kotoran dan bersih jiwanya
dari segala macam sifat tercela.
3.
Seorang
pendidik hendaknya Ikhlas, tidak riya’, pemaaf, dan mencintai peserta didik
juga mengatahui karakteristik anak didiknya.
F. ASAS-ASAS KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Suatu kurikulum kependidikan termasuk pendidikan Islam
hendaknya mengandung beberapa unsure utama seperti tujuan, isi mata pelajaran,
metode mengajar, dan metode penilaian.Muhammad Al-Toumy Al- Syaebani
mengemukakan bahwa asaa-asas umum yang menjadi landasan pembentukan kurikulum
dalam pendidikan Islam itu adalah:
1. Asas Agama
Seluruh system yang ada dalam masyarakat
Islam, termasuk system pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan,
dan kurikulumnya pada ajaran Islam meliputi Aqidah, Ibadah, Muamalat, dan
hubungan-hubungan yang berlaku dalam masyarakat.
2. Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan
pendidikan Islam, dengan daras filosofis, sehingga suasana kurikulum pendidikan
Islam mengadung suatu kebenaran terutama dari sisi nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3. Asas Psikologis
Asas ini memeberi arti bahwa kurikulum
pendidikan Islam hendaknya disusun dengan memepertimbangkan tahapan-tahapan
pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan
Islam harus dirancang sejalan dengan cirri-ciri perkembangan anak didik,
tahapkematangan bakat, jasmani, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial,
kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, perbedaan individual, dan lain
sebagainya yang berhubungtan dengan aspek psikoligis.
4. Asas Sosial
Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu
kearah relisasi individu dalam masyarakat. Pola yang demikian ini berarti bahwa
semua kecenderungan dan perubahan yang telah dan
bakalterjadi dalam perkembangan masyarakat manusia sebagai makhluk sosial harus
mendapar tempat dalam kurikulum pendidikan Islam. Hal ini dimaksudkan agar out
put yang dihasilkan pendidikan Islam adalah manusia yang mampu mengambil peran
dalam masyarakat dan kebudayaan dalam konteks kehidupan zamannya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat
kami simpulkan bahwa Pada
hakikatnya, pendidikan adalah proses yang berlangsung secara kontiniu dan
berkesinambuangan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu di
emban oleh Pendidikan Islam pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung
sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki
sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis
mulai dari kandungan hingga akhir hayat.
Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya
sampai mencapai titik kemampuan optimal. Secara structural, pendidikan Islam
menuntut adanya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses pendidikan,
baik dalam dimensi vertical maupun horizontal. Sementara secara institusional,
ia mengandung implikasi bahwa proses pendidikan yang berjalan hendaknya dapat
memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan zaman yang terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam.
Logos Wacana Ilmu.Jakarta : 2001
Arif Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Ciputat Pers. Jakarta 2002.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI).
Pustaka Setia, Jakarta: 1995.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.
Kalam Mulia, Jakarta: 2008.
0 komentar:
Post a Comment