BAB
I
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman, pembahasan
konsep dan pendidikan semakin meluas dan memiliki ruang yang signifikan untuk
terus dikaji ulang. Ada tiga alasan yang melatarbelakangi terjadinya hal itu: pertama,
pendidikan melibatkan peserta didik, pendidik dan penanggung jawab pendidikan,
yang ketiganya merupakan sosok manusia yang dinamis; kedua, perlunya
inovasi pendidikan untuk mengimbangi perkembangan sains dan teknologi; ketiga,
tuntutan dari globalisasi dalam segala hal. Ketiga alasan diatas merupakan
tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan, agar manusia terus
melangsungkan kehidupannya dalam kondisi yang dinamis, inovatif dan mengglobal
ini.
Subyektifitas manusia dalam mengkaji
pendidikan itu sendiri memunculkan berbagai konsep dan teori pendidikan sesuai
dengan wacana dan cara pandang mereka. Salah satunya yakni konsep pendidikan
Islam yang didasarkan atas nilainilai dogmatis Islam sebagai wahyu Ilahi tanpa
mengesampingkan sumbersumber komponen lain dalam pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
KONSEP
DASAR PENDIDIKAN ISLAM
A.
DEFINISI
PENDIDIKAN ISLAM
Istilah
pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001:263) pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.”
Sedangkan
menurut para ahli, pengertian pendidikan adalah sebagai berikut:
1.
Menurut John Dewey,
pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin
akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan
sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
2.
Menurut H. Horne,
pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang
bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifesatsi dalam alam sekitar
intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
3.
Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses
atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud
dengan behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang.
4.
Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah
setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan
lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.[1]
5.
Menurut Ki Hajar
Dewantara sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA. dalam bukunya
Filsafat Pendidikan Islam (1997), pendidikan adalah usaha yang dilakukan
dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan
manusia.
6.
Menurut Soegarda
Purbakawaca, dalam arti umum, pendidikan mencakup segala usaha dan perbuatan
dari generasi tua untuk mengalihkan perjalanannya, pengetahuannya, kecakapannya
serta keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya
dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya.[2]
7.
Menurut Prof. Dr.
Azzumardi Azra. MA, pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau
Negara membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu.
Dengan kesadaran tersebut suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan
budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi
bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan.[3]
Dari
pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dapat diartikan
secara sempit dan dapat pula diartikan secara luas. Secara sempit dapat diartikan
“bimbingan yang diberikan kepada anak-anak sampai dewasa.”[4] Adapun
pengertian pendidikan secara luas adalah “segala sesuatu yang menyangkut proses
perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai bagi anak didik sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam
pendidikan menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi
orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat”.[5]
Sedangkan
kaitannya dengan Islam, maka ada tiga istilah umum yang sering digunakan dalam
pendidikan (Islam), yaitu: at-Tarbiyyah
(pengetahuan tentang ar-Rabb), at-Ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas, komitmen tinggi dalam mengembangkan
ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah), dan at-Ta’dib (integrasi ilmu dan amal).
Setidak-tidaknya
ada tiga poin yang dapat disimpulkan dari beberapa pengertian pendidikan Islam
di atas, yaitu:
Pertama,
pendidikan Islam menyangkut aspek jasmani dan
rohani. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh
karena itu pembinaan terhadap keduanya harus seimbang (tawazun).
Kedua,
Pendidikan Islam berdasarkan konsepsinya pada
nilai-nilai religius. Ini berarti bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan
teologis sebagai sumber dari ilmu itu sendiri.
Ketiga,
adanya unsur takwa sebagai tujuan yang harus
dicapai. Sebagaimana kita ketahui, bahwa takwa merupakan benteng yang dapat
berfungsi sebagai daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang datang
dari luar. Berdasarkan pengertian dari tiga poin di atas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan Islam adalah “bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.[6]
B.
SUMBER
DAN DASAR PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan
Islam bersumber pada enam hal, yaitu al-Qur’an (yang merupakan sumber utama
dalam ajaran Islam), as-Sunnah (perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi atas
perkataan dan perbuatan para sahabatnya), kata-kata sahabat (madzhab shahabat),
kemaslahatan umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau kebiasaan masyarakat
(‘urf) dan ijtihad (hasil para ahli dalam Islam).
Keenam
sumber tersebut disusun dan digunakan secara hierarkis, artinya rujukan
pendidikan Islam berurutan diawali dari sumber utama yakni al-Qur’an dan
dilanjutkan hingga sumber-sumber yang lain dengan tidak menyalahi atau bertentangan
dengan sumber utama. Sedangkan dasar dari pendidikan Islam adalah tauhid. Dalam
struktur ajaran Islam, tauhid merupakan ajaran yang sangat fundamental dan
mendasari segala aspek kehidupan penganutnya, tak terkecuali aspek pendidikan.
Dalam
kaitan ini, para pakar berpendapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Melalui
dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesatuan
kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi menyatu dengan
kehidupan ukhrawinya. Sukses atau kegagalan ukhrawi ditentukan diduniawinya.
2. Kesatuan
ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmuilmu umum karena
semuanya bersumber dari satu sumber, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Kesatuan
iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masingmasing mempunyai
wilayahnya, sehingga harus saling melengkapi.
4. Kesatuan
agama. Agama yang dibawa oleh para nabi semuanya bersumber dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala, prinsip-prinsip pokoknya menyangkut akidah dan akhlak tetap sama,
dari zaman dahulu sampai zaman sekarang.
5. Kesatuan
kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan roh ilahi.
6. Kesatuan
individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang.[7]
C.
KURIKULUM
PENDIDIKAN ISLAM
Perlu
ditegaskan terlebih dahulu dalam kurikulum pendidikan Islam ada dua kurikulum
inti sebagai kerangka dasar operasional pengembangan kurikulum.
Pertama,
tauhid sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah.
Kedua, perintah membaca ayat-ayat Allah yang meliputi tiga macam ayat,
yaitu:
1. Ayat
Allah yang berdasarkan wahyu
2. Ayat
Allah yang ada pada diri manusia
3. Ayat
Allah yang terdapat di alam semesta atau di luar manusia.
Adapun prinsip umum yang menjadi dasar
kurikulum pendidikan Islam adalah:
a. Adanya pertautan yang sempurna dengan
agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya.
b. Prinsip menyeluruh (universal) pada
tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
c. Keseimbangan yang relatif antara tujuan
dan kandungan-kandungan kurikulum.
d. Perkaitan dengan bakat, minat,
kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan, dan juga dengan alam sekitar, fisik, dan
sosial tempat berinteraksi.
e. Pemeliharaan atas perbedaaan-perbedaan
individu dilingkungan masyarakat.
f. Penyesuaian dengan perkembangan dan
perubahan yang berlaku dalam kehidupan.
g. Pertautan antara mata pelajaran,
pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum dengan kebutuhan
murid dan kebutuhan masyarakat tempat murid itu tinggal.[8]
Ketiga
ajaran tersebut dikemas oleh lembaga pendidikan Islam dan
direncanakan dengan teratur dalam
sistem kurikulum dengan silabusnya sebagai
penjabaran isi ajaran pokok Islam.
Isi
kurikulum Islam bila berdasarkan QS. Al-Fush shilat ayat 53 yang berbunyi
sebagai berikut:
óOÎgÎã\y $uZÏF»t#uä Îû É-$sùFy$# þÎûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym tû¨üt7oKt öNßgs9 çm¯Rr& ,ptø:$# 3
öNs9urr& É#õ3t y7În/tÎ/ ¼çm¯Rr& 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky ÇÎÌÈ
Artinya:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Q.S.
Al-Fush Shilat: 53).[9]
Dari
ayat diatas, maka kurikulum pendidikan islam mengandung tiga hal pokok sebagai berikut:
1. Isi kurikulum yang berorientasikan pada
ketuhanan, yang berpijak pada wahyu Ilahi.
2. Isi kurikulum yang berorientasikan pada
kemanusiaan, yang berpijak pada ayat-ayat anfusi.
3. Isi kurikulum yang berorientasikan pada
kealaman, yang berpijak pada ayatayat afaqi.
Ketiga
isi kurikulum ini disampaikan dengan terpadu, tanpa adanya
pemisahan, misalnya apabila
membicarakan masalah sifat-Nya, hal ini terkait
dengan relasi Tuhan dengan manusia atau
alam.
D.
ASPEK-ASPEK
PENDIDIKAN ISLAM
Manusia terlahir dari dua potensi
alam yang berlainan tetapi satu dalam bentuk. Potensi itu berupa jasmani dan
rohani. Potensi jasmani berupa fisik, sedangkan potensi rohani berupa pemikiran
dan perasaan. Kedua potensi ini sangat perlu pendidikan sebagai upaya
mewujudkan manusia yang fitrah sebagai dasar utama penciptaan manusia sebagai
khalifah dimuka bumi ini. Ada dua hal pola pendidikan yang harus ditanamkan
kepada setiap manusia, pertama pendidikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
pendidikan dalam bidang akhlak dan moral.
Aspek aspek pendidikan yang perlu
ditanamkan kepada manusia dalam konsep pendidikan Islam adalah:
1. Aspek pendidikan Ketuhanan
2. Aspek pendidikan akhlak
3. Aspek pendidikan akal dan ilmu
pengetahuan
4. Aspek pendidikan fisik
5. Aspek pendidikan kejiwaan
6. Aspek pendidikan keindahan
7. Aspek pendidikan keterampilan.
E.
TUJUAN
PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan pendidikan Islam terkait erat
dengan tujuan penciptaan Manusia sebagai khalifah allah dan sebagai Hamba allah[10].
Dalam rangkaian tujuan pendidikan Islam, salah satu pakar pendidikan islam
mengutarakan rincian tujuannya yaitu[11]:
1. Untuk membantuk pembentukan akhlak
2. Persiapan kehidupan di dunia dan
Akhirat
3. Menumbuhkan ruh ilmiyah
4. Menyiapkan peserta didik dari segi
profesional.
5. Persiapan dalam berusaha untuk
mencari rezeki
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam yang utama
adalah membentuk pribadi seorang muslim dan muslimat untuk menjadi hamba yang
taat, tunduk dan patuh Kepada Allah. Selain itu, Tujuan Pendidikan Islam juga berorientasi
kepada perwujuan suatu sikap yang selalu menghadirkan Allah sebagai Tuhan yang
selalu mengawasi setiap makhluknya.
Oleh
karenaya, jika ini terwujud, maka akan terlahirlah bibit-bibit manusia yang
bertaqwa dan beriman dan selalu berada dijalan yang benar dengan kehidupan
bahagia dunia dan akhirat.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan
bahwa Konsep Dasar Pendidikan Islam bermuara dalam dasar, tujuan, aspek-aspek
serta realisasi sebagai bukti atas teori yang harus dibuktikan. Mewujudkan
manusia yang beriman dan bertaqwa merupakan satu satunya tujuan akhir yang
dimaksudkan kepada seluruh manusia, Karena pada hakikatnya seluruh alam yang
diciptakan ini sebagai alat dan sarana bagi manusia untuk membina dan membentuk
diri menjadi manusia yang bertanggung jawab atas amanah yang diberikan.
Keberadaan manusia di atas permukaan bumi ini merupakan satu
bukti kekuasaan allah, oleh karenanya pendidikan islam menuntun untuk
menjadikan setiap insan manusia menjadi manusia yang sesungguhnya yaitu manusia
yang selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah dengan pencapaian kehidupan yang
bahagia baik di dunia dan akhirat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abuddin
Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam.
(Bandung: Penerbit Angkasa, 2003).
A.
Yunus, Filsafat Pendidikan, (Bandung:
Penerbit CV. Citra Sarana
Grafika. 1999).
Ahmad
D. Marribah, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam. (Bandung: Al-Ma’arif. 1981).
Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-4, 2001).
Departemen
Agama Islam RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Thoha Putera,
1989).
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam Di Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009).
Quraish
Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat.
(Bandung:Mizan, 1996. cet. Ke-3), hal. 382-383.
Syed
Muhammad al-Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam. (Bandung:
Mizan. 1984. cet. Ke-1) .
[1] A. Yunus, Filsafat
Pendidikan, (Bandung: Penerbit CV. Citra Sarana
Grafika. 1999). hlm. 7-9
[2] Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Bandung:
Penerbit Angkasa, 2003). hlm. 12
[4] Ahmad D. Marribah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung:
Al-Ma’arif. 1981). hlm. 30
[5] Syed
Muhammad al-Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam. (Bandung:
Mizan. 1984. cet. Ke-1) . hlm. 60.
[6] Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-4, 2001). hal. 32.
[7] Quraish
Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat.
(Bandung:Mizan, 1996. cet. Ke-3), hal. 382-383.
[8] Ahmad
Tafsir, op cit, hal. 56.
[9] Departemen Agama Islam
RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Thoha Putera, 1989).
[10] Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam Di Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 7.
[11] Ibid.
0 komentar:
Post a Comment