BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling
menonjol yakni metode mengajar dan medis pendidikan sebagai alat bantú
mengajar. Sedangkan penilaian adalah untuk mengukur atau menentukan taraf
tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Kedudukan media pendidikan sebagai alat
bantú mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan
belajar yang diatur oleh guru.
Media dalam pembelajaran dibutuhkan pula untuk pelajaran
Bahasa Arab, dengan adanya media bisa menciptakan suasana yang nyaman dan
menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk
mengikuti pelajaran, baik secara mandiri ataupun kelompok. Pembelajaran bahasa
Arab yang memanfaatkan media menjadi lebih menarik dan dapat mempermudah proses
pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
JENIS-JENIS
MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA ARAB
A.
JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Jenis-jenis media pembelajaran jika
ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan
manusia untuk memperoleh pengetahuan , maka media diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu: media pandang (visual/bashariyah), media dengar
(audio/sam’iyah),dan media pandang dengar (sam’iyah-bashariyah/audiovisual).[1]
Adapun penjelasan tentang
jenis-jenis media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Media Pandang (visual/ bashoriyah).
Media pengajaran yang berupa alat
bantu pandang(visual aids) secara umum dapat dikatakan bahwa mereka berguna
dalam hubungannya dengan motivasi, ingatan dan pengertian. Media visual
memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media ini dapat
memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan
dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar
menjadi efektif, media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna
dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya
proses informasi.[2]
Media pandang (visual) dibagi
menjadi dua yaitu media pandang non proyeksi dan media pandang berproyeksi. Ada
beberapa media yang dapat dikatergorikan sebagai media pandang non –proyeksi,
antara lain:
1. Papan tulis
Papan tulis merupakan media yang paling tradisional, yang
paling murah dan paling fleksibel, disamping untuk menulis, papan tulis dapat
dipakai untuk membuat gambar, skema, diagram dan sebagainya. Selain itu juga
dapat dimanfaatkan untuk menggantungkan peta pada saat yang diperukan.[3]
2. Papan flanel
Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi
dengan kain flanel. Keguanaannya untuk menempelkan program yang berupa gambar,
skema, kartu kata, dan semacamnya.
3. Papan tali
Papan tali dapat dibuat dengan memasang tali-tali pada papan
tulis biasa atau pada papan tripleks. Tali yang baik adalah kawat kecil.
Tali-tali tersebut dikaitkan pada paku kecil yang lain yang dipasang pada tepi
kanan dan kiri papan tersebut, sehingga merentang dari kiri ke kanan. Jarak
tali yang satu dengan tali yang lain disesuaikan dengan besar kecilnya kartu
yang akan digantug pada tali.
4. Papan magnetis
Pada dasarnya penggunaan papan magnetis tidak berbeda dengan
papan flanel, perbedaannya terletak pada sistem melekatnya barang-barang. Pada
papan magnetis melekatnya disebabkan daya tarik magnetis, permukaan papan
magnetis umumnya putih, sehingga dapat dipakai untuk menulis.
5. Wall chart
Media ini berupa gambar, denah, bagan atau skema yang biasanya
digantungkan pada dinding kelas. Media ini juga dapat digantungkan pada papan
tulis, wall chart berguna untuk melatih penguasaan kosakata dan penyusunan
kalimat.
6. Flash chart
Media ini berupa kartu-kartu berukuran 15x20 cm sebanyak 30
sampai 40 buah. Bahan-bahan kartu ini terbuat dari kertas manila. Setiap kartu
diisi dengan gambar berbentuk stick figur, yakni gambar yang berupa garis-garis
sederhana, tetapi sudah menggambarkan pesan yang jelas. Gambar ini tidak
disertai dengan tulisan apapun. Media ini cocok untuk melatih keterampilan
berbicara secara spontan dengan menggunakan pola-pola kalimat tertentu.[4]
Media
pandang berproyeksi merupakan media yang bersifat elektronik yang diproyeksikan
yang terdiri hardware dan software. Penggunaan media ini memerlukan aliran
listrik untuk dapat menggerakkan pemakaiannya.[5]
Adapun yang termasuk media ini antara lain:
1. Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan alat yang dipakai untuk memproyeksikan saat
obyek transparan ke permukaan layar sehingga menghasilkan gambar yang cukup
besar. Proyektor OHP merupakan hardware. OHP merupakan media yang apabila diisi
dengan software yang berupa program dan transparasi. Transparasi adalah bahan
bening bersifat tembus cahaya yang terbuat dari bahan polivinyl acetate atau
cellofilm. Contohnya seperti:
-
Slide
-
Film Strips
-
Film Bisu
-
Film Loop
2. Media Dengar (audio)
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang
disampaikan dituangkan ke dalam lambang lambang auditif, baik verbal (ke dalam
kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.[6]
Media audio dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi dengan
lebih banyak. Media dengar atau sam’iyah yang dapat digunakan untuk pengajaran
bahasa antara lain radio, tape recorder, dan laboratorium bahasa yang
sederhana.
3. Media Pandang Dengar (Audio- Visual)
Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media
dengar pandang (sam’iyah bashoriyah atau audio visual), karena dengan media ini
terjadi proses saling membantu antara indera dengar dengan indera pandang yang
termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer, dan laboratorium
bahasa.
B.
JENIS-JENIS MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Ada
beberapa jenis
media Pembelajaran Aspek berbahasa Arab (Mufrodat). Dalam mengajarkan kosakata
pada siswa, adapun media yang bisa digunakan dalam membelajarkan kosakata:
a) Miniatur benda asli
Miniatur adalah bentuk kecil dari benda yang sebenarnya,
seperti miniatur mobil, miniatur apartemen, miniatur buah-buahan, dan
lain-lain. Dengan menghadirkan miniatur tersebut, guru dengan mudah tinggal
mengucapkan, menunjuk, dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak
diajarkan.
b) Foto dan gambar
Foto dari sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari camera,
bisa digunakan untuk media pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang
dibuat sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam
bentuk kartu (kartu mufradat). Ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20
cm, dan akan lebih menarik lagi apabila kartu tersebut diberi warna-warni.
1. Media Pembelajaran Qowaid (Tata Bahasa)
Dalam pembelajaran bahasa arab
sekarang, komponen ini diajarkan secara wadifi, yaitu tata bahasa fungsional
dalam sebuah kalimat yang terintegrasikan dalam empat maharoh yang diajarkan,
sehingga secara otomatis siswa akan dapat menggunakan pola-pola yang telah
dicontohkan, baik dalam istima’, kalam, qiro’ah, dan kitabah. Adapun media yang
dapat digunakan dalam membelajarkan tatabahasa seperti:
a) Kotak Tatabahasa
Yaitu sebuah kotak yang berbentuk kubus, biasanya berukuran
20 cm x 25 cm, dan masing-masing dari sisi kubus tersebut terdapat kosakata
baik berbentuk kata kerja, kata benda, huruf atau yang lainnya.
b) Papan Saku
Papan saku merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti
papan biasa, hanya saja papan saku ditambah dengan tempat seperti saku, dimana
fungsinya untuk meletakkan kartu yang telah disiapkan oleh guru.
c) Papan Tali
Papan tali merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti
papan biasa, hanya saja papan tali ditambah dengan tali yang memanjang dari
kanan ke kiri sebagai gantinya saku, dimana fungsinya untuk menggantungkan
kartu yang telah disiapkan oleh guru. Dan biasanya kartu yang digunakan adalah
kartu kosakata (bithoqoh wamdhiyah).
2. Media Pembelajaran Keterampilan
Bahasa
Kemampuan berbahasa secara
konvensional meliputi empat jenis kemampuan, diantaranya:
a)
Kemampuan menyimak (istima’), untuk memahami bahasa yng
digunakan secara lisan
b)
Kemampuan berbicara (kalam), untuk mengungkapkan diri secara
lisan
c)
Kemampuan membaca (qiro’ah), untuk memahami bahasa yang
diungkapkan secara tertulis
d)
Kemampuan menulis (kitabah), untuk mengungkapkan diri secara
tertulis.
3. Media pembelajaran istima’
(mendengar)
Compact disk merupakan media yang
sangat penting dalam pembelajaran keterampilan menyimak, karena benda ini dapat
diisi dengan beberapa bentuk software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
guru. Sebagai contoh materi pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam
media ini seperti, film, drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran
lain.
Selain CD, Casset Recorder merupakan
media yang sudah lama digunakan dalam pembelajaran keterampilan menyimak, akan
tetapi media ini hanya terbatas untuk materi-materi tertentu tidak se fleksibel
compact disk. Kekurangan media ini tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
Peragaan juga merupakan media yang
dapat membantu siswa dalam memahami teks yang didengar siswa, disamping itu
dapat pula memberikan penguatan terhadap makna yang terkandung dalam teks
tersebut. Peragaan yang dimaksud adalah : gerakan badan, isyarat, mimik wajah
atau bentuk yang lainnya[7].
Ada beberapa keterbatasan pada media
OHP diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Media ini memerlukan perangkat keras (hard ware) yang
khusus untuk memproyeksikan pesan yang ada pada transparan. Alat itu adalah OHP
(Overhead Projection)
2.
Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama dipergunakan
teknik-teknik penyajian yang kompleks.
3.
Dalam penggunaannya diperlakukan ketrampilan khusus.
4.
Menuntut penataan ruang yang baik.
5.
Menuntut perhatian untuk menghilangkan distorsi proyeksi.
6.
Menuntut cara kerja yang sistematis dan terarah.
7.
Membutuhkan ketrampilan menuliskan pesan yang baik pada
transparan sehingga mudah dicerna oleh siswa (penerima pesan).
Walaupun
ada keterbatasan, media ini juga mempunyai kelebihan yang mungkin tidak dimiliki
oleh jenis media lain, yaitu:
1.
Praktis, karna dapat dipfergunakan untuk semua ukuran kelas
atau ruang.
2.
Memberi kemungkinan tatap muka dan mengamati respons dari
penerima pesan (siswa).
3.
Memberi kemungkinan pada penerima pesan (siswa) untuk
mencatat.
4.
Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak
membosankan.
5.
Memungkinkan penyajian dengan berbagai alternatif kombinasi
warna.
6.
Dapat dipergunakan kembali secara berulang-ulang.
7.
Dapat disusun kembali berdasarkan urutan-urutan sekuens
belajar.
8.
Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar yang dikehendaki
karena pacing control sepenuhnya di tangan komunikator (dosen,
guru, penyaji bahan, dan lain-lain).
9.
Tidak diperlukan operator pembantu khusus.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan
bahwa semua metode tidak ada yang sempurna kecuali berdasarka situasi dan
kondisi kapan suatu metode harus digunakan. Bahwa metode mampunyai keunggulan
dan kelemahannya masing-masing. Media merupakan suatu perantara (alat) untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat menunjang
keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Media dua dimensi dan tiga dimensi masing-masing berbeda dan
mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Media pembelajaran yang diuraikan
diatas mampu diaplikasikan dalam pengajaran bahasa Inggris. Hal ini akan lebih
mempermudah bagi guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Seperti
yang kita ketahui media pembelajaran itu banyak macamnya. Untuk proses belajar
mengajar yang baik kita harus menggunakan media pembelajaran yang tepat. Oleh
karena itu guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan bahan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Pres,
2009).
Arif
S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986).
Asnawir, Media
Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002).
Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran, (
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002).
M.
Abdul Hamid, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008).
Soeparno, Media
Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: PT. Intan Pariwara, 1987).
0 komentar:
Post a Comment