BAB I
PENDAHULUAN


Tes hasil belajar (THB) adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran guna pengumpulan data hasil belajar. Sebagai sebuah alat ukur maka THB harus memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk mengumpulkan data THB harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliablitasnya.
Pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara. Tulisan ini membahas mengenai pengujian validitas THB dan beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengujian agar kita dapat menyerap ilmu dari materi tersebut dengan mudah dan tidak susah untuk dipahami.



BAB II
PEMBAHASAN
VALIDITAS DAN REABILITAS


A.    VALIDITAS
Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuau yang diinginkan diukur. Menurut Anastasi dan Urbina (1997: 113), validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan eberapa baik dia melakukannya. Validitas merupakan derajad sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur.[1] THB yang valid adalah THB yang mengukur dengan tepat keadaan yang ingin diukur. Sebaliknya, THB dikatakan tidak valid bila digunakan untuk mengukur suatu keadaan yang tidak tepat diukur dengan THB tersebut.
Sebelum THB digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu harus diperiksa bahwa THB telah valid. Hal itu diperlukan untuk menjamin adanya kesesuaian  antara THB dengan hasil belajar yang ingin diukur. Pengumpulan data menggunakan THB yang tidak valid menghasilkan data hasil belajar yang tidak valid. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Pengukuran psikologi mempunyai tiga fungsi utama diantaranya adalah:

1.      Membuat hubungan statistik dengan variabel tertentu
2.      Menggambarkan wilayah isi tertentu
3.      Mengukur atribut psikologis.

Pengujian validitas melibatkan perhitungan statistik korelasi sehingga sebelum dibahas berbagai macam validitas terlebih dahulu akan dibahas mengenai konsep korelasi.[2]

B.     KONSEP KORELASI
Korelasi berasal dari ko yang berarti saling dan relasi yang berarti hubungan, sehinga korelasi berarti saling hubungan. Dua hal atau lebih dikatakan mempunyai saling berhubungan apabila diantara mereka terdapat kesejarahan nilai. Korelasi berhubungan dengan tingkat sejauh mana dua hal atua lebih memiliki kesejajaran nilai. Kesejajaran nilai mengandung pengertian bahwa bervariasinya suatu gejala diikuti oleh bervariasinya gejala yang lain.[3]
Gejala-gejala dalam korelasi terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang menimbulkan terjadinya variabel terikat yang biasa diberikan notasi X. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang disebabkan oleh variabel bebas yang biasa diberikan notasi Y. Tingkat hubungan biasa diberikan notasi r (relation) dan hubungan variabel X dan Y  dinotasikan dengan rxy. Dalam memberikan penafsiran koefisien reliabilitas rxy akan dibandingkan dengan rtabel. Nilai rtabel akan menjadi penentu apakah hubungan X dan Y (rxy) signifikan atau terjadi secara kebetulan. Korelasi dapat terjadi pada berbagai keadaan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Bila bertambahnya nilai suatu gejala (X) diikuti pula dengan bertambahnya nilai gejala lain (Y) maka kedua gejala tersebut cenderung mempunyai korelasi positif.
2.      Bila bertambahnya nilai suatu gejala (X) diikuti dengan makin berkurangnya nilai gejala lain (Y) maka kedua gejala cenderung mempunyai korelasi negatif.
3.      Bila hubungan X dan Y tidak mempunyai pola, yaitu bertambahnya nilai suatu gejala (X) kadang diikuti dengan bertambahnya dan kadang diikuti dengan berkurangnya nilai gejala lain (Y) maka kedua gejala tidak mempunyai hubungan yang bermakna (signifikan).[4]

Indeks korelasi X dan Y dapat dihitung dengan beberapa cara. Salah atu cara yang banyak digunakan adalah menggunakan rumus korelasi product moment. Pada cara ini, indeks korelasi dihitung dengan rumus:
Keterangan:
N = Jumlah Peserta
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat.
C.    VALIDITAS ISI
Validitas isi adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan  apakah butir THB mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur. Validitas isi berhubungan dengan representativitas sampel butir dari semester populasi butir. Secara teoretik butir yang dapat dituliskan untuk mengukur hasil belajar jumlahnya tidak terhingga. Butir-butir THB yang akan digunakan untuk mengukur merupakan sebagian saja dari populasi butir yang tidak terhingga.
Untuk keperluan pengembangan butir-butir THB yang representatif maka pengembangan butir-butir THB harus didasarkan pada perencanaan kisi-kisi. Pengujian validitas isi yang dilakukan dengan menelaah butir dilakukan dengan mencermati kesesuaian isi butir yang ditulis dengan perencanaan yang dituangkan dalam kisi-kisi. Kriteria yang menjadi dasar pengujian validitas isi adalah kisi-kisi yang direncanakan.
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli. Orang yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang dapat dimintakan pendapatnya untuk menilai ketepatan isi butir THB. Pertimbangan juga dapat dimintakan kepada profesional. Orang yang menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan wilayah kajian THB, misalnya guru, mekanik, dokter, advokasi, koreografer dan sebagainya dapat dimintakan pendapatnya untuk menilai ketepatan isi THB.


D.    VALIDITAS KRITERIA
Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan membandingkan THB dengan kriteria tertentu diluar THB. Instrumen dapat dinyatakan valid apabila telah mengukur dengan hasil sebagaimana hasil pengukuran kriterianya. Kesesuaian pengukuran ditunjukan oleh hasil korelasi yang signifikan antara skor hasil pengukuran menggunakan THB dengan skor hasil pengukuran menggunakan instrumen kriteria yang digunakna sebagai dasar pengujian validitas.
Validitas konkuren adalah pengujian validitas menggunakan kriteria eksternal di mana kriteria yang digunakan telah ada pada saat pengujian THB dilakukan. Tes akhir semester dapat diuji validitasnya menggunakan nilai ulangan harian sebagai kriteria, tes masuk siswa baru dapat diuji validitasnya menggunakan angka rapor sekolah sebelumnya dan sebagaianya.
Validitas prediktif adalah pengujian validitas menggunakan kriteria eksternal dimana kriteria pembandingannya belum ada pada saat THB dikembangkan. Kriteria yang digunakan sebagai pembandingan untuk menguji validitas masih harus diramalkan menggunakan skor hasil pengukuran THB. Misalnya untuk menguji validitas tes seleksi penerimaan siswa baru, sekolah belum memiliki data tentang prestasi siswa (sekolah meragukan nilai rapor sebagai kriteria), sehingga kriteria yang akna dibandingkan belum tersedia.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor hasil tes seleksi dengan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran. Tes seleksi dinyatakan valid berkorelasi signifikan dengan hasil blajar, karena tes seleksi mampu meramalkan dengan baik hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tes seleksi mengukur dengan baik keadaan tertentu yang ingin diukur yaitu hasil belajar dalam proses pembelajaran.

E.     VALIDITAS KONSTRUK
Validitas konstruk adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya. Hasil belajar dikonstruksikan oleh sejumlah ranah. Pengujian validitas konstruk menguji hasil belajar.  Beberapa metode dapat digunakan untuk menguji validitas konstruk yaitu sebagai berikut:
1.      Menelaah butir
2.      Meminta pertimbangan ahli
3.      Konvergensi dan Kriminabilitas
4.      Multitrait-multimethod (MTMM)
5.      Analisis faktor.[5]

Semua metode dibahas dalam bagian ini kecuali analisis faktor. Analisis faktor karena pembahasannya memerlukan perhatian khusus akan diberikan pada bab lain. Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara menelaah kesesuain butir THB dengan kisi-kisi dalam hal konstruksinya. Hasil belajar, faktor (indikator) dan butir-butir instrumen direncanakan didalam kisi-kisi. Hasil belajar tersusun daribeberapa faktor. Butir-butir tertentu merupakan bagian dari sebuah faktor. Menlaah butir THB dilakukaj dengan mencermati kesesuaian penempatan butir-butir dalam faktornya. Berbeda dengan penelaahan butir pad uji validitas isi yang melihat kesesuaian butir dengan kisi-kisi dalam hal muatannya, penelaahan butir pada uji validitas konstruk dalam hal konstruksinya. Butir-butir selanjutnya dinyatakan valid apabila menempati faktor sebagaimana kisi-kisinya. Dengan kata lain, butir dikatakan valid apabila konstruksinya seperti direncanakan dalam kisi-kisi.
Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli atau profesional atau rater. Prosedur pengujian serupa dengan pengujian yang sama dalam uji validitas isi. Perbedaanya adalah bahwa perintaan pertimbangan dalam pengujian validitas isi adalah kesesuaian butir dengan kisi-kisi dalam hal isi,  sedang dalam pengujian validitas kosntruk yang dimintakan pertimbangan  dalam hal konstruksi.
Pengujian validitas konstruk dengan metode konvergensi  dan diskriminabilitas adalah menguji validitas dengan menggunakan prinsip bahwa sebuah butir bersifat konvergen dengan butir yang mempunyai konstruksi sama dan bersifat diskriminan dengan butir yang mempunyai konstruksi yang berbeda. Titik temu merupakan petunjuk dari berbagai sumber yang terkumpul dengan berbagai cara semua mengindikasikan arti yang sama atau mirip dari suatu konsturksi tertentu.



BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa  validitas adalah salah satu syarat THB yang baik. Validitas berhubungan dengan kemampuan THB untuk mengukur keadaan yang akna diukurnya. Pengujian validitas dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu validitas isi, kriteria dan konstruk. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan cara menelaah butir, meminta pertimbangan ahli dan menghitung korelasi butir dengan total.
Pengujian validitas kriteria dapat berupa validitas konkuren dan prediktif. Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan menelaah butir, meminta pertimbangan ahli, konvergensi dan diskriminabilitas, multitrait-multimethod, dan analisis faktor.


DAFTAR PUSTAKA


Anastasi, Anne dan Urbina, Susana,  Psychological Testing, (Seventh Edition: Upper Saddle River NJ, Prentice Hall Inc, 1997).

Kerlinger, Fred N, Asas-asas Penelitian Behaviorral, Terj. Oleh LandungR. Simatupang, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996).

Purwanto,  Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,  2011).




[1] Anastasi, Anne dan Urbina, Susana,  Psychological Testing, (Seventh Edition: Upper Saddle River NJ, Prentice Hall Inc, 1997), hal. 133.
[2] Purwanto,  Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,  2011), hal. 115.
[3] Ibid, hal. 116.
[4] Ibid, hal. 117-118.
[5] Ibid, hal. 128.

0 komentar:

 
Top