BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf adalah
ilmu yang dilahirkan dari persentuhan umat Islam dengan berbagai masalah
sosiocultural yang dihadapi oleh masyarakat sedang berkembang kala itu mencari
dan mempertahankan kebenaran. Dari itu pula lahirlah para pakar dunia yang
telah berhasil mempertahankan kebenara mereka masing- masing, walaupun dengan
cara atau jalan yang ditempuh berbeda. Maka dari itu. Pada makalah ini akan
memebahas hakekat Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filsafat beserta hubungan ketigannya
agar para pembaca mengetahui dan memahami hakikat ketiganya serta hubungan
ketiganya.
BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN FILSAFAT ISLAM, ILMU
KALAM, DAN TASAWUF
A. HAKIKAT ILMU KALAM
Pengertian Ilmu Kalam
Nama lain dari Ilmu Kalam : Ilmu Aqaid
(ilmu akidah-akidah), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha Esa-an Tuhan), Ilmu
Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama). Disebut juga 'Teologi Islam'. 'Theos'=
Tuhan; 'Logos'= ilmu. Berarti ilmu tentang keTuhanan yang didasarkan atas
prinsip-prinsip dan ajaran Islam; termasuk di dalamnya persoalan-persoalan
ghaib.
Menurut Ibnu Kholdun dalam kitab moqodimah mengatakan ilmu kalam
adalah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-keprcayaan
iman dengan menggunakan dalil fikiran dan juga berisi tentang bantahan-bantahan
terhadap orang-orang yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan menyimpang. Ilmu=
pengetahuan; Kalam= pembicaraan'; pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar
dengan menggunakan Persoalan terpenting yang di bicarakan pada awal Islam adalah
tentang Kalam Allah (Al-Qur'an); apakah azali atau non azali (Dialog Ishak bin
Ibrahim dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Dasar Ajarannya; Dasar Ilmu Kalam adalah dalil-dalil fikiran
(dalil aqli) Dalil Naqli (Al-Qur'an dan Hadis) baru dipakai sesudah ditetapkan
kebenaran persolan menurut akal fikiran.
(Persoalan kafir-bukan
kafir)…… Jalan kebenaran; Pembuktian
kepercayaan dan kebenaran didasarkan atas logika (Dialog Al-Jubbai dan
Al-Asy'ari).
B. HAKIKAT TASAWUF
Pengertian Tasawuf
Istilah "tasawuf"(sufism), yang
telah sangat populer digunakan selama berabad-abad, dan sering dengan
bermacam-macam arti, berasal dari tiga huruf Arab, sha, wau dan fa. Banyak
pendapat tentang alasan atas asalnya dari sha wa fa. Ada yang berpendapat, kata
itu berasal dari shafa yang berarti kesucian atau bersih. Sebagian berpendapat
bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang berarti baris atau deret, yang
menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam salat atau
dalam perang suci.
Sebagian lainnya lagi berpendapat bahwa
kata itu berasal dari kata shuffah yang berarti serambi masjid Nabawi di
Madinah yang ditempati oleh para sahabat-sahabat nabi yang miskin dari golongan
Muhajirin. Ada pula yang menganggap bahwa kata tasawuf berasal dari shuf yang
berarti bulu domba, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang tertarik pada
pengetahuan batin kurang memperdulikan penampilan lahiriahnya dan sering
memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang kasar sebagai simbol
kesederhanaan.
Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan
bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin dengan Alloh agar memperoleh
hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan bahwa seseorang betul-betul berada
di hadirat Tuhan.
Ada sebagian orang yang mulai menyebut
dirinya sufi, atau menggunakan istilah serupa lainnya yang berhubungan dengan
tasawuf, yang berarti bahwa mereka mengikuti jalan penyucian diri, penyucian
"hati", dan pembenahan kualitas watak dan perilaku mereka untuk
mencapai maqam (kedudukan) orang-orang yang menyembah Allah seakan-akan mereka
melihat Dia, dengan mengetahui bahwa sekalipun mereka tidak melihat Dia, Dia
melihat mereka. Inilah makna istilah tasawuf sepanjang zaman dalam konteks
Islam.
Imam Junaid dari Baghdad (910 M.) mendefinisikan tasawuf sebagai "mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah".
Imam Junaid dari Baghdad (910 M.) mendefinisikan tasawuf sebagai "mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah".
Syekh Abul Hasan
asy-Syadzili (1258 M.) syekh sufi besar dari Afrika Utara
mendefinisikan tasawuf sebagai "praktik dan latihan diri melalui cinta
yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan". Syekh Ahmad Zorruq (1494 M.) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut: Ilmu yang dengannya
dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi Allah, dengan
menggunakan pengetahuan tentang jalan Islam, khususnya fiqih dan pengetahuan
yang berkaitan, untuk memperbaiki amal dan menjaganya dalam batas-batas syariat
Islam agar kebijaksanaan menjadi nyata. Ia menambahkan, "Fondasi tasawuf
ialah pengetahuan tentang tauhid, dan setelah itu memerlukan manisnya keyakinan
dan kepastian; apabila tidak demikian maka tidak akan dapat mengadakan
penyembuhan 'hati'."
Menurut Syekh
Ibn Ajiba (1809 M): Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya
Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang
Maha ada melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal baik. Jalan
tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnya adalah amal. dan akhirnva adalah
karunia Ilahi.
Tujuan Tasawuf
Tasawwuf sebagai mana disebutkan dalam
artinya di atas, bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari
dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan
dan intisari dari itu adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara
roh manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi.
Kesadaran dekat dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad atau menyatu
dengan Tuhan.
Dalam ajaran Tasawuf, seorang sufi tidak
begitu saja dapat dekat dengan Tuhan, melainkan terlebih dahulu ia harus
menempuh maqamat . mengenai jumlah maqomat yang harus di tempuh sufi
bebrbeda-beda, Abu Nasr Al-
Sarraj menyebutkan tujuh maqomat yaitu tobat, wara, zuhud,
kefakiran, kesabaran, tawakkal, dan kerelaan hati. Dalam perjalananya seorang
shufi harus mengalami istilah hal (state). Hal atau ahwal yaitu sikap rohaniah
yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia tanpa diusahakan olehnya, seperti rasa
takut( al- khauf) , ikhlas, rasa berteman, gembira hati, dan syukur. Jalan
selanjutnya adalah fana' atau lebur dalam realitas mutlak (Allah). Manusia
merasa kekal abadi dalam realitas yang Tertinggi, bahkan meleburkan kepadaNya.
Maksudnya, menghancurkan atau mensinarkan diri agar dapat bersatu dengan Tuhan.
Menurut Taftazani seseorang yang bertasawuf mempunyai beberapa ciri
yaitu: Peningkatan moral, seorang sufi memiliki nilai-nilai moral dengan tujuan
membersihkan jiwa. Yaitu dengan akhlak dan budi pekerti yang baik berdasarkan
kasih dan cinta kepada allah, oleh karena itu, maka tasawuf sangat mengutamakan
adab/ nilai baik dalam berhubungan dengan sesama manusia dan terutama dengan
Tuhan (zuhud, qonaah, thaat, istiqomah, mahabbah, ikhlas, ubudiyah, dll).
Sirna (fana) dalam realitas mutlak
(Allah). Manusia merasa kekal abadi dalam realitas yang Tertinggi, bahkan
meleburkan kepadaNya. Maksudnya, menghancurkan atau mensinarkan diri agar dapat
bersatu dengan Tuhan. Dan Ketenteraman dan kebahagiaan. Sumber Ajaran Tasawuf : Sumber ajaran tasawuf adalah
al-Qur'an dan Hadits yang didalamnya terdapat ajaran yang dapat memebawa kepada
timbulnya tasawuf. Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, yang merupakan
ajaran dasarnya dapat dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh ayat 186.
C. HAKIKAT FILSAFAT
Pengertian Filsafat
Menurut analisa Al-Farabi filasafat berasal dari
bahasa Yunani yaitu philosiphia. Philo berarti cinta dan shopia berarti hikmah
atau kebenaran. Menurut Plato,
filsuf Yunani yang termashur, murid Scorates dan guru Aristoteles mengatakan
bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.
Marcus Tullius Cicero politikus dan ahli pidato romawi merumuskan filsafat adalah pengatahuan tentang segala sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
Marcus Tullius Cicero politikus dan ahli pidato romawi merumuskan filsafat adalah pengatahuan tentang segala sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
Al Farabi filosuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina mengatakan filsafat adalah
ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan brtujuan menyelidiki hakikatnya
yang sebenarnya. Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
mencakup metafisika, etika, agama, dan antripologi. Immanuel Kant yang sering disebut
raksasa pikir barat, mengatakan bahwa Filsafat itu merupakan ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup metafisika, etika, agama, dan
antripologi.
Obyek Filsafat; Dalam filasafat terdapat dua obyek yaitu obyek materia dan obyek
formanya. Obyek materianya adalah sarwa yang ada pada garis besarnya dibagi
atas tiga persoalan, yaitu: Tuhan, alam, dan manusia. Sedangkan Obyek formannya
adalah usaha mencari keterangan secara radikal ( sedalam-dalamnya) tentang
obyek materi filsafat ( sarwa yang ada).
D. HUBUNGAN ILMU KALAM, TASAWUF DAN FILSAFAT
Persamaan dan pebedaan
Persamaan dan pebedaan
Dari uraian di atas, terdapat titik
persamaan dan perbedaan antara Ilmu Kalam Filsafat, dan Tasawuf. Persamaan pencarian
segala yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh'
dimana tidak semua orang dapat melakukannya dan dari ketiganya berusaha
menemukan apa yang disebut Kebenaran (al-haq). Sedangkan perbedaannya terletak
pada cara menemukan kebenarannya.
Kebenaran dalam Tasawuf berupa
tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati. Tasawuf
menemukan kebenaran dengan melewati beberapa jalan yaitu: maqomat, hal (state)
kemudian fana'.
Sedangkan kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperiment. Filsafat menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal.
Sedangkan kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperiment. Filsafat menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal.
Hubungannya; Dilihat dari titik persamaan dan perbedaan antara ilmu kalam, tasawuf dan
filsafat, maka penulis dapat merumuskan hubungan dari ketiganya adalah saling
menguatkan dan membantu dalam mencari kebenaran yang menjadi tujuan utama
ketiganya. Walaupun dengan cara yang berbeda. Yaitu pencarian segala yang
bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak
semua orang dapat melakukannya dan mencari apa yang disebut kebenaran (al-haq).
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
makalah diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf adalah ilmu yang dilahirkan dari
persentuhan umat Islam dengan berbagai masalah sosiocultural yang dihadapi oleh
masyarakat sedang berkembang kala itu mencari dan mempertahankan kebenaran.
Dari itu pula lahirlah para pakar dunia yang telah berhasil mempertahankan
kebenara mereka masing- masing, walaupun dengan cara atau jalan yang ditempuh
berbeda. Maka dari itu.
Sedangkan Menurut Ibnu Kholdun dalam
kitab moqodimah mengatakan ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan
mempertahankan kepercayaan-keprcayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran dan
juga berisi tentang bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai
kepercayaan-kepercayaan menyimpang. Ilmu= pengetahuan; Kalam= pembicaraan';
pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan Persoalan
terpenting yang di bicarakan pada awal Islam adalah tentang Kalam Allah
(Al-Qur'an); apakah azali atau non azali (Dialog Ishak bin Ibrahim dengan Imam
Ahmad bin Hanbal.
DAFTAR PUTAKA
Saefuddin, Endang Anshori. 1987. Ilmu
Filsafat dan Agama. Surabaya: PT Bina Ilmu Offst.
Nata, Abuddin. 2001. Ilmu Kalam,
Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. www.jadilah.com
0 komentar:
Post a Comment