BAB I
PENDAHULUAN
SPPKB merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berfikir siswa. Joyce
dan Weil (1980) menempatkan model pembelajaran ini ke dalam bagian model
pembelajaran cognitive growth: Increasing the capacity to think
(perkembangan kognitif : Penambahan kapasitas berpikir.
Dalam SPPKB siswa
dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses
dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Persamaannya
dengan Strategi inkuiri, siswa menemukan materi pelajaran sendiri, perbedaanya
pada SPPKB guru menggunakan pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikirnya,
sementara dalam Inkuiri jawaban dicari dari berbagai sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
A. HAKIKAT DAN PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
Model strategi
pemabelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan. Pengertian di atas mengandung beberapa hal :
1. SPPKB adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir, artinya
siswa tidak hanya menguasai materi, akan tetapi bagaimana siswa dapat
mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara
verbal. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa kemampuan berbicara secara
verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir.
2. Telaahan fakta-fakta
sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir,
artinya gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam
kehidupan sehari-hari dan atau berdasarkan kepada kemampuan anak untuk
mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang
mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sasaran akhir SPPKB
adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan
tarap perkembangan anak.
B.
LATAR BELAKANG
FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS SPPKB
1.
Latar belakang filosofis
Pembelajaran adalah proses interaksi, baik antara manusia dengan
manusia maupun manusia dengan lingkungan. Interaksi ini ditujukan untuk
perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor. Pengembangan afektif erat
kaitannya dengan meningkatkan aspek pengetahuan, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif. Timbul pertanyaan apakah pengetahuan itu ? Bagaimana
memperolehnya ?
a. Aliran Rasionalisme
mangatakan bahwa pengetahuan menunjuk kepada objek dan kebenaran itu merupakan
akibat dari deduksi logis (mengambil keputusan yang khusus berdasarkan kepada
kaidah yang umum secara rasional).
b. Aliran Empirisme
mengatakan bahwa pengetahuan berdasarkan kepada pengalaman dalam memahami
objek. Aliran ini memandang bahwa semua kenyataan itu diketahui melalui indera
dan kriteria kebenaran itu adalah kesesuaian dengan pengalaman.
c. Konstruktivisme,
mengatakan bahwa pengetahuan itu bukan hanya terbentuk dari objek semata,
tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek dalam menangkap setiap objek
yang diamati. Dengan demikian pengetahuan terbentuk oleh 2 faktor penting yaitu
objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi
objek tersebut.
Dari pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan diperoleh bukan sebagai hasil tranfer dari
orang lain, tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan objek,
fenomena dan lingkungan yang ada. Oleh karena itu model pembelajaran berpikir
menakankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek,
menganalisis dan mengkonstruksinya sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam
individu.
2.
Latar belakang psikologis
Belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral.
Sebagai gerakan mental perilaku manusia tidak hanya gerakan fisik, tetapi yang
lebih penting adalah adanya faktor pendorong yang menggerakan fisik itu, yaitu
kebutuhan.
Dalam prespektif psikologni kognitif, belajar adalah proses
aktif individu dalam membangun pengetahuan dan pencapaian tujuan. Proses
belajar tidak tergantung kepada pengaruh dari luar, tetapi sangat tergantung
kepada individu yang belajar. Dengan demikian tingkah laku manusia merupakan
ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal yang pada
hakikatnya bersifat pribadi.
C.
HAKIKAT KEMAMPUAN
BERFIKIR DALAM SPPKB
Menurut Peter Reason
(1981) berpikir (thingking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari
sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurutnya,
mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada berpikir. Mengingat pada
dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk
suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedang memahami memerlukan
pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek
dalam memori. Adapun berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga di
luar informasi yang didengarnya.
Kemampuan berpikir
memerlukan kemampuan mengingat dan memahami. Dengan demikian kemampuan berpikir
pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami, tetapi belum tentu orang
yang memiliki kemampuan mengingat dan memahami memiliki kemampuan untuk
berpikir.
SPPKB merupakan bukan hanya model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik agar dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep, akan tetapi bagaimana data, fakta atau konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam mengahadapi dan memecahkan suatu persoalan.
SPPKB merupakan bukan hanya model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik agar dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep, akan tetapi bagaimana data, fakta atau konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam mengahadapi dan memecahkan suatu persoalan.
D.
KARAKTERISTIK SPPKB
SPPKB menekankan
kepada tiga karakter utama, yaitu sebagai berikut ini:
1.
Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses
mental siswa secara maksimal. Artinya kegiatan belajar itu bukan hanya
disebabkan oleh adanya stimulus dan respon saja, tetapi juga disebabkan oleh
dorongan mental yang diatur oleh otak.
2.
SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab
secara terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
3.
SPPKB merupakan model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua
sisi yang sama penting yaitu sisi proses dan sisi hasil belajar. Sisi proses
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sisi hasil belajar diarahkan
untuk mengkonstruksi pengetahuan dan penguasaan materi pembelajaran baru.
E.
PERBEDAAN SPPKB DENGAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
1.
Strategi Pembelajaran Konvensional
a. Peserta didik sebagai
objek belajar.
b. Pembelajaran bersifat
teoritis dan abstrak.
c. Perilaku dibangun atas
proses kebiasaan.
d. Kemampuan didasarkan
atas latihan-latihan
e. Tujuan akhir adalah
penguasaan materi pembelajaran.
f. Perilaku dilakukan
karena faktor pendorong dari luar (mis. Karena takut dihukum dll).
g. Pengetahuan bersifat
absolut dan final, karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
h. Keberhasilan siswa
diukur hanya melalui test.
2.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
a. Peserta didik sebagai
subjek belajar.
b. Pembelajaran dikaitkan
dengan kehidupan nyata (pengalaman siswa).
c. Perilaku dibangun atas
kesadaran diri.
d. Kemampuan didasarkan
atas penggalian pengalaman.
e. Tujuan akhir adalah
kemampuan berpikir dengan menghubungkan pengalaman dengan kenyataan.
f. Perilaku dilakukan
karena faktor pendorong dari dalam (mis. karena bermanfaat dll).
g. Pengetahuan yang dimiliki
setiap individu selalu berkembang sesuai pengalaman yang dialaminya.
h. Keberhasilan siswa
diukur dari proses dan hasil belajar.
F.
TAHAPAN PEMBELAJARAN
SPPKB
Ada 6 (enam) tahap dalam
pembelajaran SPPKB, adapuk keenam tahap tersebut adalah sebagai berikut yaitu :
1.
Tahap Orientasi
Tahap ini dilakukan
dengan:
a. Penjelasan tujuan yang
harus dicapai, baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi maupun
proses pembelajaran
b. Penjelasan proses
pembelajaran yang harus dilkukan oleh siswa.
2.
Tahap Pelacakan
Tahap ini merupakan
tahap penjajakan untuk memahami sejauh mana pengalaman dan kemampuan dasar
siswa yang sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang dibicarakan. Tahap ini
dilakukan secara dialogis dan menjadi pijakan dalam pengembangan dialog dan
tanya jawab pada tahap selanjutnya.
3.
Tahap Konfrontasi
Tahap ini merupakan
tahap penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan
dan pengalaman siswa. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar
siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan. Hal ini penting,
karena pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk berpikir.
4.
Tahap Inkuiri
Pada tahap ini siswa
diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Oleh karena itu guru harus
memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam
upaya pemecahan pesoalan.
5.
Tahap Akomodasi
Tahap ini merupakan
tahap pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini
melalui dialog, guru membimbing siswa agar dapat menyimpulkan apa yang mereka
temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.
6.
Tahap Transfer
Tahap ini merupakan
tahap penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Pada
tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahsan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
SPPKB, yaitu :
a. SPPKB adalah model
pembelajaran yang bersifat demokratis.
b. SPPKB dibangun dalam
suasana tanya jawab.
c. SPPKB merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana dialogis.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Dalam SPPKB siswa dibimbing
untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang
terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Persamaannya dengan
Strategi inkuiri, siswa menemukan materi pelajaran sendiri, perbedaanya pada
SPPKB guru menggunakan pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikirnya,
sementara dalam Inkuiri jawaban dicari dari berbagai sumber.
Model strategi
pemabelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Wina
Sanjaya, M.Pd., 2007, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
0 komentar:
Post a Comment