BAB
I
PENDAHULUAN
Suatu sistem pendidikan dapat
dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan
menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses
belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan
hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan
program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan,
karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai
keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan
dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang.
Untuk mencapai tujuan pendidikan
yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala
sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen
peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.
Fakta-fakta dilapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih
menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan
dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat
kreatif peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
A. TEORI KEBUTUHAN MENURUT PARA AHLI
Menurut Abraham
H. Maslow, bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk mencapai kebutuhan
sehingga penuh makna dan memuaskan. Manusia menurut Maslow adalah makhluk yang
tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas.McClelland membedakan 3 jenis
kebutuhan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Kebutuhan untuk berprestasi
Kebutuhan untuk
bersaing atau melampaui standar pribadi. Ciri orang yang memiliki kebutuhan
untuk berprestasi adalah sebagai berikut:
a)
Menyenangi situasi dimana ia memikul
tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya.
b)
Menyenangi adanya umpan balik yang
cepat, nyata dan efisien atas segala perbuatannya.
c)
Lebih memilih resiko berat dari pada
resiko kecil dalam menentukan tujuan prestasi.
d)
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara
yang baru dan kreatif.
e)
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
2.
Kebutuhan untuk berkuasa
Kecenderungan
untuk member kesan atau mempunyai pengaruh atas orang lain dengan tujuan untuk
dianggap sebagai orang yang kuat.Ciri tingkah laku orang yang memiliki
kebutuhan untuk berkuasa:
a)
Sangat aktif dalam menentukan arah
kegiatan dari organisasi dimana ia terlibat.
b)
Sangat peka terhadap struktur pengaruh
antar pribadi dari kelompok atau organisasi.
c)
Senang menjadi anggota suatu organisasi
yang mencerminkan prestise.
d)
Berusaha menolong orang lain, meskipun
pertolongan itu tidak diminta.
3.
Kebutuhan untuk berafiliasi
Kecenderungan
untuk menjalin hubungan persahabatan, tanpa memandang status, kedudukan,
jabatan ataupun pekerjaan.Ciri tingkah laku orang yang memiliki kebutuhan untuk
berafiliasi:
a)
Senang berkumpul bersama orang dari pada
sendiri
b)
Sering bersilaturahmi
c)
Memperhatikan aspek hubungan pribadi
yang ada dalam pekerjaan dari pada aspek tugas-tugas itu sendiri.
d)
Mencari kesepakatan dengan orang lain.
e)
Lebih aktif melakukan pekerjaan dalam
suasana kooperatif.
B. KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Menurut Maslow,
dibutuhkan 5 jenis kebutuhan dasar secara berjenjang atau bertingkat:
1. Kebutuhan
fisiologi
Merupakan kebutuhan yang paling
utama karena berkaitan langsung dengan kondisi fisik dan kelangsungan
kehidupan.
2. Kebutuhan
akan rasa aman dan perlindungan
Kebutuhan yang mendorong individu
untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungan,
jaminan keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, dan
lainnya.
3. Kebutuhan
akan rasa kasih sayang dan memiliki
Kebutuhan yang mendorong individu
untuk mengadakan hubungan afeksi atau ikatan emosional dengan orang lain, yang
diaktualisasikan dalam bentuk, kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki,
mnencintai damn dicintai, kebutuhan akan rasa diakui dan diikutsertakan sebagai
anggota kelompok, merasa dirinya penting, rasa setia kawan, kerjasama dan
lainnya.
4. Kebutuhan
akan rasa harga diri
Kebutuhan individu untuk merasa
berharga dalam hidupnya. Kebutuhan ini mencakup:
a) Kebutuhan
akan self-respect atau
penghormatan/penghargaan dari diri sendiri. Seperti, percaya diri, kemandirian,
kekuatan pribadi dan lainnya.
b) Esteem
atau penghargaan dari orang lain, yaitu penghargaan atas apa yang telah
dilakukannya, seperti pengakuan, penerimaan, perhatian, dan lainnya. Sedangkan
kegagalan untuk diakui oleh diri sendiri atau oleh orang lain akan menimbulkan
perasaan rendah diri dan kehilangan semangat atau putus asa.
5. Kebutuhan
akan aktualisasi diri
Kebutuhan untuk menjadi yang sesuai
dengan keinginan dan potensi dirinya. Dengan kata lain, kecenderungan untuk
berjuang menjadi apa saja yang mampu kita raih, motif yang mendorong kita unutk
mencapai potensi secara penuh dan mengekspresikan kemampuan kita yang unik.
Untuk memenuhi kelima jenjang kebutuhan tersebut Abraham Maslow membedakan
motivasi manusi atas 2 kategori, yaitu:
a) Deficit motive
(motif kekurangan)
Yang mencakup motif untuk
mendapatkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Sasaran utama ini adalah untuk
mengatasi ketegangan organismik yang dihasilkan oleh keadaan kekurangan.
b) Metaneeds
(motif untuk pertumbuhan)
Yaitu motif yang muncul apabila
motif kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk mengungkapkan
potensi-potensi. Dan motif dimana menuntut pemuasan dalam bentuk kesehatan
psikologis yang terpelihara dan memungkinkan tercapainya perkembangan individu yang
maksimal.
C. KEBUTUHAN PESERTA DIDIK DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP EPNDIDIKAN
1.
Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan
dasar setiap manusia yang bersifat instink dan tidak dipengaruhi oleh
lingkungan dan pendidikan. Contoh kebutuhan peserta didik yang mendapat perhatian
dari guru di sekolah seperti, makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat
dan gerak-gerak jasmani dan lainnya.
2.
Kebutuhan Akan Rasa Aman
Yaitu
kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik dan sangat mempengaruhi
tingkah laku peserta didik. Hilangnya rasa aman dalam diri siswa akan
memicu munculnya perasaan cemas, takut, gelisah dan lainnya.Disamping itu pula
dapat menyebabkan rusaknya hubungan intrapersonal dengan orang lain,
membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya
rasa aman dalam dirinya.
3.
Kebutuhan Akan Rasa Kasih Sayang
Peserta
didik yang mendapatkan rasa kasih sayang akan merasa senang, betah, dan bahagia
berada di dalam, kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang
mendapat kasih sayang, akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak
nyaman, serta memicu munculnya tingkah laku maladaptive.
4.
Kebutuhan Akan Penghargaan
Dapat terlihat dari kecenderungan peserta didik
untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin
memiliki sesuatu, dikenal, diakui keberadaannya ditengah-tengah orang lain.
Apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau kurang
mendapat tanggapan yang positif akan sesuatu yang dikerjakan, maka sikap
terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negativ.
5. Kebutuhan
Akan Rasa Bebas
Yaitu terhindar dari lingkungan dan ikatan tertentu.
Peserta didik harus diberikan kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapat
kebebasan.
6. Kebutuhan
Akan Rasa Sukses
Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila
pekerjaan yang dilakukan berhasil dan meras kecewa apabila tidak
berhasil.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah
diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Untuk
mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan
yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu
terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan
juga pelaksanaannya.
Fakta-fakta dilapangan ditemukan
sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan
lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang
memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Depdikanas, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.
Syah,Muhibbin, 1999. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Terbaru, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
1 komentar:
Terimakasih banyak, karena materi ini sangat bermanfaat.....
dan sangat membantu dalam penyelesaian tugas saya.....
Post a Comment