BAB I
PENDAHULUAN


Masa kehamilan sampai masa Kelahiran dan setelahnya hingga perkembangan anak pada masa bayi merupakan perestiwa yanga sangat menakjubkan, suatu masa dimana telah dinanti – nantikan oleh pasangan suami istri baik itu anak pertama, kedua, ketiga atau bahkan terakhir. Banyak hal yang harus kita ketahui khususnya bagi para wanita yang sedang atau menyongsong kehamilan mengenai perkembangan janin dimulai dari masa intra uterin hingga masa bayi.
Dewasa ini tidak sedikit dari wanita yang mengandung belum memahami mengenai fase pranatal (intra uterin) atau fase kahamilan, hal – hal yang mempengaruhi perkembangan anak pada fase pranatal, tahapan kelahiran hingga bagaimana mengamati perkembangan anak pada masa bayi. Dalam fase pranatal (intra uterin) terjadi perubahan psikis maupun psikologis yang dialami seorang wanita yang mengandung. Perlu diketahui, bahwa perubahan itu sedikit banyaknya sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai hal – hal yang sangat perlu untuk dipahami oleh para wanita khususnya wanita hamil mulai dari masa intra uterin hingga masa bayi.

BAB II
PEMBAHASAN
MASA INTRA UTERIN DAN MASA BAYI


A. MASA INTRA UTERIN
Masa intra uterin atau bisa disebut dengan fase pranatal ( masa kehamilan) adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki – laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir.
Dalam sejumlah ayat Al-Quran dan hadis Nabi secara tidak langsung juga telah disebutkan bahwa selama periode pranatal ini, individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik melainkan sekaligus mengalami perkembangan psikologis. Dewasa ini, para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki – laki dan sel telur wanita. Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel – sel perkembangbiakkan yang disebut “ sel benih “ ( germ cell ). Sel – sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma ayah dan ovum Ibu yang dibentuk menjadi 23 pasang
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel – sel sperma pria dan sel – sel telur wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan, yang dalam psikologi Islam disebut “ hayat “. Semua ini memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan manusia dimulai dari masa pranatal, yakni sejak terjadinya pembuahan sel telur (ovum) wanita oleh sel sperma laki–laki dan terbentuknya zigot. 
Pada umumnya ahli psikologi membagi periode pranatal menjadi tiga tahapan, yaitu:
1.      Tahap Germinal (germinal stage)
Tahap germinal atau pra embrionik merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap telur dalam proses pembuahan, yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Periode germinal ini berlangsung kira - kira selama 2 minggu.
2.      Tahap Embrio (embriyonic stage)
Tahap kedua, yang disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim, dimulai dari 2 minggu hingga 8 minggu setelah pembuahan. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Periode embrio biasanya dianggap sebagai waktu yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik dalam lingkungan prenatal.
3.      Tahap Fetal ( fetus stage )
Memasuki tahap ketiga dari kehamilan, embrio disebut fetus. Tahap ini berlangsung sekitar 30 minggu, mulai dari minggu ke delapan kehamilan dan berakhir sampai saat lahir. Dalam tahap ini, wajah, tangan, dan kaki fetus mulai terlihat berbeda dan fetus tampak dalam bentuk manusia. Selain itu, otak juga telah terbentuk, dan mulai menjadi lebih kompleks dalam beberapa bulan. Menurut psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin telah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga ditentukan hukum – hukum perkembangannya, seperti masalah – masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter, dan bakat), kekayaan, batas usia dan lain – lain.

B. SIKAP IBU TERHADAP KEHAMILAN
Bagi seorang wanita kahamilan serta kelahiran anak biasanya memberikan arti emosional yang cukup berarti bagi dirinya. Apabila disertai dengan taekanan – tekananperasaan yang kuat maka wanita akan menjadi sangat perasa ( emosional ) seingga mengakibatkan mudah terganggunya keseimbangan kejiwaan (mentalnya).  Maka wajar jika dalam kondisi hamil seorang Ibu merasakan hal – hal seperti:
1.      Timbul keinginan yang aneh – aneh terkadang emosional (orang jawa menyebut ngidam)
2.      Merasakan kebahagiaan atau kepuasan, karena ia merasa dirinya subur, dan calon Ibu yang sempurna
3.      Terkadang muncul perasaan harap – harap cemas, tegangan emosi, lebih – lebih jika dibumbui dengan cerita takhayul, atau tanda – tanda yang telah diberitakan sebelumnya dibesar – besarkan, takut, dan lain – lain.
4.      Bagi wanita tertentu ada timbul perasaan menolak akan kehadiran bayi, akan tetapi setelah bayi lahir perasaan tersebut biasanya berubah jadi positif.

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PRANATAL
Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal ibu, baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab, ibu dan janin satu unitas organik yang tunggal. Substansi fisik ibu akan mengalir pula kedalam jasad janinnya. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan pranatal antara lain:
1.      Kesehatan Ibu
Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan
masa pranatal. Apalagi penyakit yang bersifat kronis seperti kencing manis, TBC bahkan AIDS.
2.      Gizi Ibu
Janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab itu, makanan ibu – ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
3.      Pemakaian Bahan – bahan Kimia oleh Ibu 
Bahan – bahan kimia yang terdapat pada obat – obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan – bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun sistem kimiawi dalam ubuh janin. Bahan – bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempngaruhi janin.
4.      Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosional ibu pada masa kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa pranatal. Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. 

D. PROSES KELAHIRAN
Studi psikologis tentang kelahiran lebih difokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan pasca lahir, kondisi lingkungan pralahir, dan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir.
1.      Tahap – tahap Kelahiran
Pada tahap pertama, terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering yang terjadi 2 hingga 5 menit. Pada tahap kedua, dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar – benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini terjadi kira – kira sekitar 1,5 jam. Tahap ketiga, setelah bayi lahir. Pada tahap ini ari – ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan idan dibuang.
2.      Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pascalahir
a)      Jenis Kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas lima jenis, antara lain kelahiran normal atu spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran sungsang, kelahiran melintang dan kelahiran melalui pembedahan ( caesar ). Bayi yang lahir secara spontan biasnya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungannya dibandingkan dengan bayi yang mengalami proses kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat atau pembedahan.
b)      Pengobatan Ibu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak obat yang diberikan kepada ibu saat melajirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir.
c)      Lingkungan Pralahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pralahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal, akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.

d)     Jangka Waktu Periode Kelahiran
Bayi yang lahir prematur (lebih cepat 2 minggu dari waktu rata -rata) cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu. Sedangkan bayi postmatur (lambat 2 minggu atau lebih) lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pascalahir dibandingkan dengan bayi lahir normal sekalipun.
e)      Perawatan Pascalahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan yang baik cenderung lebih waspada, lebih aktif dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan.
f)       Sikap Orang Tua
Bila sikap orang tua menguntungkan , hubungan orang tua dan anak akan baik dan mempermudah anak menyesuaikan diri dengan lingkungan baru pascalahir. Sebaliknya apabila sikap orang tua kurang menguntungkan mengakibatkan hubungan antara anak dan orang tua lebih emosional dan memperlambat penyesuaian terhadap lingkungan baru.


E. TANGIS PERTAMA BAYI
Setiap bayi yang normal akan ditandai dengan tangisan pada waktu lahir kedunia. Beberapa ahli memiliki beberapa pendapat yang berbeda mengenai tangis pertama bayi ini.
1.      Sigmund Freud
Tangis pertama itu merupakan pernyataan adanya protes bayi yang ingin kembali kedalam alam sebelumnya ( rahim ibu ) jadi adanya keinginan untuk “ regresi “ menurut sibayi dalam kandungan ibu itu serba enak, nyaman, bayi tidak pernah merasa dingin sebab suhnya terakomodasi oleh suhu badan ibu, bayi tidak usah mengunyah makanan, dan lain – lain.
2.      O. Rank
Kelahiran itu merupakan trauma, merupakan penghayatan yang dramastis. Sehingga tangisan atau jeritan pertama bayi menunjukkan adanya kecemasan yang dialami.
3.      Immanuel Kant
Tangis pertama bayi adalah merupakan tanda protes kejiwaan terhadap belenggu kejasmanian yang akan dideritanya di dunia.
4.      Pendapat dari Tinjauan Biologis
Bahwa tangis pertama bayi merupakan pertanda mulai berfungsinya jantung, paru – paru, dan organ – organ tubuh lainnya.


5.      Sis Heyster
Tangis bayi pertama itu sebagai pertanda adanya kesadaran jiwa pada seorang anak, yang dimulai sejak lahir dengan adanya kesadaran (conciousnes) itu berarti fungsi – fungsi kejiwaan telah mulai bekerja sebagaimana mestinya. 

F. AKTIVITAS MASA BAYI
  1. Tidur dan Gerakan Bayi
Sebagian besar kegiatan bayi pada umumnya dalah digunakan untuk tidur, baik siang maupun malam hari. Ch. Buhler berpendapat bahwa: Pada umur 0;0 – tidur bayi mencapai 21 jam Umur 1;0 – tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu – waktu digunakan bayi untuk mengadakan gerakan. Gerakan bayi dapat dilihat dari beberapa reaksi:
a)      Reakasi positif, yaitu gerakan – gerakan bayi yang sesuai atau searah dengan rangsangan (stimulasi) yang datang pada dirinya.
b)      Reaksi negatif, yaitu sebagai perwujudan adanya stimulasi yang datang pada dirinya.
c)      Reaksi spontan, yaitu gerakan – gerakan bayi tidak disebabkan oleh adanya rangsangan yang datang dari luar dirinya.
  1. Perkembangan Pengamatan
Alat pengamat bagi bayi biasanya secara berurutan dapat disebutkan: 0;0 - 0;3 bulan mengamati dengan mulut 0;3 – 0;6 bulan mengamati dengan mulut dan tangan 0;6 bulan keatas = mulut, tangan dan mata
William Stern menjelaskan tahapan perkembangan ada tiga tingkatan : 
a)      Uhraum (0;0 – 0;6) pengamatan awal terbatas pada dirinya sendiri
b)      Nahraum (0;6 – 1;0) pengamatan dekat atau ruang yang sempit
c)      Feraraum (1;0 – ke atas) pengamatan pengusaan ruang lingkup lebih jauh. 
















BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan mengenai proses perkembangan masa intra uterin (fase pranatal), proses kelahiran hingga bagaimana aktivitas anak pada masa bayi yang telah dipaparkan penulis, jelas bahwa banyak sekali hal – hal yang dapat kita pelajari dan petik sebagai pembelajaran yang baik untuk bekal seorang wanita khususnya dalam menyongsong kehamilan ataupun yang sedang menjalaninya.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa telah adanya kehidupan semenjak terjadinya pertemuan antara sperma pria dengan sel telur wanita. Pertemuan itu terus berkembang hingga terbentuknya janin dan kemudian melalui tahapan – tahapan kelahiran. Setelah itu mulai dengan bagaimana mengamati aktivitas dan perkembangan sang anak dalam masa bayi. Semua itu sangat dipengaruhi oleh seorang ibu sebagai peran utama dalam setiap perestiwa tersebut.
Pada hakikatnya, perkembangan anak mulai dari masa intra uterin (fase pranatal) hingga masa bayi sangat tergantung kepada psikis atau psikologis seorang ibu. Sikap dan perilaku ibu yang baik atau kurang baik, asupan gizi yang seimbang atau kurang, kesehatan ibu hingga bagaimana cara ibu merawat bayi pascalahir dan sebagainya sangat berpengaruh pada perkembangan bayi itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA



Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Samsunuwiyati Mar’ati, Psikologi Perkembangan, Bandung:  Remaja Rosdakarya,  2005.

Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

0 komentar:

 
Top