BAB I
PENDAHULUAN


Allah menurunkan Kitab suci Al-Qur’an kebumi ini pasti ada maksud dan tujuannya,  diantara maksud dan tujuanya yaitu menjadikan kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia khususnya umat Islam. Selain itu juga, Al-Qur’an sebagai mu’jizat yang terbesar bagi Nabi Muhammad SAW. Maka daripada itu, setiap kandungan isi Al-Qur’an itu banyak sekali mengandung faedah bagi kehidupan manusia.
Jika kita cermati kandungan isi Al-Qur’an itu satu persatu pastilah kita akan mengetahui banyak sekali manfaat yang akan kita dapatkan. Maka daripada itu, kami disini akan membahas kandungan isi Al-Qur’an Q.S  Al-‘Adiyat dan Q.S. Al-Insyiroh. Yang kami rangkum secara ringkas dan jelas.


BAB II
PEMBAHASAN
MENULIS KANDUNGAN ISI SURAT AL’ADIYAT
DAN SURAT AL-INSYIRAH


A.    MENULIS SURAT AL-‘ADIYAT (YANG MENYERBU)
ÏM»tƒÏ»yèø9$#ur$\Û÷6|ÊÇÊÈÏM»tƒÍqßJø9$$sù%Znôs%ÇËÈÏNºuŽÉóèRùQ$$sù$\Û÷6ß¹ÇÌÈtbörOr'sù¾ÏmÎ/$\èø)tRÇÍÈz`ôÜyuqsù¾ÏmÎ/$ºèøHsdÇÎȨbÎ)z`»|¡SM}$#¾ÏmÎn/tÏ9׊qãZs3s9ÇÏȼçm¯RÎ)ur4n?tãy7Ï9ºsŒÓÍkys9ÇÐȼçm¯RÎ)urÉb=ßsÏ9ÎŽösƒø:$#îƒÏt±s9ÇÑÈ*Ÿxsùr&ãNn=÷ètƒ#sŒÎ)uŽÏY÷èç/$tBÎûÍqç7à)ø9$#ÇÒÈŸ@Å_Áãmur$tBÎûÍrߐÁ9$#ÇÊÉȨbÎ)Nåk®5uöNÍkÍ57Í´tBöqtƒ7ŽÎ6y©9ÇÊÊÈ

Artinya: “Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engahDan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,Maka ia menerbangkan debu,Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka.” (Q.S. Al-‘Adiyat: 1-11).

B.     ISI KANDUNGAN SURAT AL-‘ADIYAT
1.      Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah.
Al-'Adiyat berasal dari kata kerja 'ada yang berarti 'berlari, berderap, lari cepat-cepat atau berlomba cepat'. Dhabhan berarti 'dengusan, suara terengah-engah atau megap-megap karena berlari terlalu cepat'.Kuda-kuda berlari kencang seolah-olah menyerbu musuh. Hal ini bisa juga berkenaan dengan serbuan kekuatan musuh terhadap kaum muslim atau, kalau tidak, serbuan kekuatan iman. Sebagian orang saleh menganggap ayat ini berkenaan dengan serangan nafs pada saat berada di alam zikir yang tinggi.
2.      Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya)
Ini gambaran lain tentang serbuan. Sambaran percikan api bisa jadi merupakan rabuk nafs yang mengering ketika percikan 'irfan (pengetahuan langsung) menyalakannya. Lagi-lagi hal itu menunjukkan daya, kekuatan dan petunjuk.Kita dapat merasakan dalam ayat ini suatu situasi perjuangan dan pertempuran, bentrokan antara dua kekuatan yang berlawanan, konfrontasi antara iman (kepercayaan, keyakinan) dan kufur (penyangkalan realitas).
3.      Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi
Kata shubh, yang berarti 'fajar, pagi', di sini berarti membuka wilayah musuh, membuka kegelapan dengan cahaya pagi, membuka kegelapan batin kita dengan cahaya Allah.
4.      Maka ia menerbangkan debu
Para penyerangyang menimbulkan percikan-percikanmengaduk-aduk debu yang sudah ada, karena debu adalah adim (lapisan kerak bumi) yang pertama, yang paling rendah, dan asal penciptaan Adam. Penyucian jiwa mirip dengan peluruhan debu dari tubuh, yakni, transendensi tubuh di dunia ini dan di dunia akan datang.
5.      Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh
Tiba-tiba para penyerang ini mendapati dirinya di tengah-tengah musuh, di tengah kerumunan.Seseorang bisa tiba-tiba berada di tengah wahm (ilusi)-nya sendiri, bisikan hati dan nafs-nya.Ia bisa tiba-tiba mendapati dirinya berada di tengah kerumunan orang-orang yang dianggapnya kufur. Tiba-tiba dunia subyektifnya runtuh tanpa ada peringatan lebih dahulu.
Dinamisme dari apa yang digambarkan dalam ayat-ayat pertama ini merupakan sesuatu yang dapat kita semua saksikan. Gambaran tersebut melukiskan serangan bersemangat yang memiliki suatu tujuan, suatu misi, di mana unsur-unsur pokok muncul, yakni percikan api dan debu, kemudian pergerakan ke tengah-tengah, dan pelepasan napas yang penghabisan, karena terengah-engah dan sesak napas, yang diakibatkan oleh semangat. Tiba-tiba kita diberikan suatu pandangan kaleidoskopis (yang berubah-ubah dengan cepat) tentang apa yang dapat kita saksikan dari berbagai peristiwa luar di dalam hati kita. Panorama dari berbagai peristiwa dan perbuatan di dunia lahir merupakan cermin dari apa yang berlangsung dalam batin.
Lalu tiba-tiba kita sampai pada alam manusia, sifat dasamya yang dapat dilihat dan tidak dapat dilihat yang dapat kita selidiki, perhatikan, dan renungkan agar kita dapat melampaui apa yang terdekat kepada kita, yakni, di luar kecenderungan-kecenderungan kita yang alamiah dan rendah.
6.      Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya
Kecenderungan yang paling lazim pada manusia adalah kunud, yang berarti 'tidak ada rasa syukur'.Manusia mengingkari rahmat, kasih sayang, dan nikmat Allah.Itu memang sifatnya karena dalam dirinya ada benih ketidak-bergantungan yang menggemakan sifat Allah, Yang Sama Sekali Tidak Bergantung.Dalam kesombongannya manusia menganggap dirinya independen, suatu pemikiran yang sesat mengenai aspek Ilahiah.
7.      Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya
Namun, pada manusia ada sesuatu yang lebih dalam dari rasa tak bersyukur, yakni kesadaran akan kesadaran, dan hal ini menjadikan dia sebagai saksi atas dirinya sendiri dalam situasi tersebut. Manusia sendiri adalah saksi untuk dirinya sendiri ketika dalam keadaan tidak bersyukur.Penyaksian ini tidak bisa terjadi kalau tidak ada sesuatu yang sudah ada dalam dirinya yang bahkan lebih tinggi dari nafs, atau dengan kata lain, kalau nafs yang tinggi tidak menerangi nafs yang rendah.Nafs yang rendah menyangkal, meragukan, bermuka dua, dan berubah warna sesuai dengan keadaan, sedangkan kesadaran yang tinggi menerangi kesadaran yang rendah.Cahaya ilmu pengetahuan sudah ada dalam diri manusia, tapi ia harus membiarkannya memantul dalam mata batinnya, agar ia dapat melihat dengan jelas. Yang dilihat manusia tergantung pada mata yang digunakannya untuk melihat, apakah menggunakan mata nafs yang rendah atau menggunakan mata batinnya yang tinggi.
8.      Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta
Sifat manusia memang ingin 'terikat' pada hal yang baiksyadid (kokoh, kuat) berasal dari syadda, yang berarti 'mengetatkan, mengikat'.Ia mencintai hal yang dianggapnya baik, walaupun yang kelihatan baik bagi dia saat ini mungkin tidak baik bagi dia di saat Sain.
9.      Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur
Manusia selalu mencari perlindungan dan kesenangan, dan juga ingin dibiarkan sendiri dengan nilai-nilainya.Ayat ini bertanya kepada kita, 'Apakah manusia tidak menyadari bahwa apa yang tersembunyi dalam hati, apa yang tersembunyi dalam kubur, akhirnya akan keluar?' Akhirnya kita semua akan dikeluarkan dari kubur-kubur kita, dan yang sekarang tersembunyi dalam hati akan diungkapkan dalam kehidupan mendatang. Apa pun yang dikubur atau disembunyikan akhirnya akan terungkap.
10.  Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada
Hashala berarti 'disamping, jelas'.Apa yang tersembunyi dalam dada akan ditampakkan dan menjadi jelas. Penampakkan ini dapat terjadi sekarang jika kita sungguh-sungguh ingin mengetahui apa yang ada dalam hati kita. Tujuan eksistensi ini adalah mencapai kesatuan, menyatukan yang ada dalam hati kita dengan perbuatan kita, melalui kejelasan dan kesadaran.

11.  Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka
Hari ketika penyatuan atau pembukaan itu terjadi akan menjadi hari kebijakan Tuhan kita. Ketuhanan adalah hal yang menggiring kila kepada tauhid, kepada keesaan. Untuk mendapatkan hikmah dari pengalaman kita dalam kehidupan ini kita harus yakin bahwa apa pun yang ditakdirkan juga akan terungkap dan terang dalam pengetahuan sempurna Tuhan kita.

C.    MENULIS SURAT  AL-INSYIRAH
óOs9r&÷yuŽô³nSy7s9x8uô|¹ÇÊÈ$uZ÷è|ÊururšZtãx8uøÍrÇËÈüÏ%©!$#uÙs)Rr&x8tôgsßÇÌÈ$uZ÷èsùuury7s9x8tø.ÏŒÇÍȨbÎ*sùyìtBÎŽô£ãèø9$##·Žô£çÇÎȨbÎ)yìtBÎŽô£ãèø9$##ZŽô£çÇÏÈ#sŒÎ*sù|Møîtsùó=|ÁR$$sùÇÐÈ4n<Î)ury7În/u=xîö$$sùÇÑÈ
Artinya: “Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?,Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu,Yang memberatkan punggungmu?Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (Q.S. Al-Insyirah: 1-8).

D.    MENULIS KANDUNGAN SURAT AL-INSYIRAH
1.      Bukanlah kami telah melapangkan untukmu dadamu
Surat ini menerangkan kepada tentang lapang dada.Yang dimaksud dengan lapang dada di sini bukan dalam arti fisik melainkan sebuah ungkapan bagi seseorang yang berjiwa besar.Atau lebih singkatnya dikatakan lapang dada untuk menerima kebenaran-kebenaran yang diberikan Allah seperti yang telah diterangkan di ayat pertama Surat Al Insyirah.
2.      Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu
Adalah tentang hilangnya beban. Artinya, setelah kita mampu berlapang dada terhadap segala hal yang terjadi pada diri kita, maka beban yang terasa akan hilang secara bersamaan. Karena keberadaan kesulitan, halangan, dan rintangan inilah yang merupakan beban hidup yang harus kita alami. Dengan demikan, mampu menghadapi kesulitan, halangan, dan rintangan sama halnya dengan mampu menghilangkan beban. Dengan kata lain, ketiadaan beban dalam hidup berarti hilangnya kesulitan, halangan, dan rintangan hingga tercapai apa yang menjadi tujuan.
Setelah kita mampu berlapang dada yang kemudian dilanjutan dengan hilangnya beban pada diri kita, maka kita akan mendapatkan sebuah citra yang baik, baik di hadapan Allah ataupun sesama manusia.
3.      Yang memberatkan punggungmu
Dan pencitraan atau tingginya nama kita inilah yang menjadi Aurat Al Insyirah yang ketiga. Artinya, surat yang terdiri dari delapan ayat tersebut mengajarkan kita bahwa sesuatu yang dilalui dengan lapang dada atau ikhlas akan berakibat baik pada diri kita dan citra kita di mata Allah dan sesama.

4.      Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu
Selanjutnya, Aurat Al Insyirah yang keempat, yaitu setiap kesulitan pasti ada kemudahan.Ayat kelima dan keenam dalam syurat ini menerangkan bahwa setiap kesulitan ada kemudahan, artinya seberapa sulit hal yang kita hadapi pasti dibalik itu pasti ada kemudahan ataupun kegembiraan.Lebih singkatnya semua pasti ada hikmahnya.
5.      Karena  sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Di ayat yang kelima ini, secara tidak langsung mengajarkan kinta tentang konsep kehidupan Yassiru wa La Tuassiru (mempermudah suatu kesulitn bukan mempersulit).Sedangkan surat yang kelima adalah Prinsip Istiqomah. Setelah empat Surat di atas kita pun dituntut untuk Istiqomah dalam menjelankan keempatnya.Prinsip istiqomah ini juga mengajarkan kita untuk tidak menunda-nunda suatu pekerjaan untuk menjadi lebih baik.Prinsip istiqomah ini tidak hanya diterapkan untuk Surat Al Insyirah saja.Melainkan pada setiap langkah hidup kita, terutama dalam hal kebaikan.
Siapa-siapa membaca Surah Al-Insyiraah 7 (tujuh) kali pada tiap-tiap lepas sembahyang, niscaya terlepas daripadanya kesusahan dan mudah oleh Allah s.w.t. akan rezekinya.Siapa-siapa membaca Surah Al-Insyiraah 40 (empat puluh) kali pada tiap-tiap lepas sembahyang fardhu selama tujuh hari berturut-turut, niscaya Allah memberikan karunia kepadanya kekayaan.


6.      Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Setiap kesulitan yang kita jalani pasti ada titik terang yang akan memberikan kita  hikmah. Kemudian setelah kesulitan itu sudah bisa kita selesaikan maka kebahagiaan akan datang maka tetaplah beristiqomah dalam menghadapi kehidupan ini dan tetap bersabar.
7.      Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) Telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu Telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila Telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.
8.      Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
Hanya kepada Allahlah kita berserah diri dan kita berharap atas semua permintaan kita  apa yang akan kita minta, jika kita meminta dengan hati bersungguh-sungguh maka insya Allah akan terkabul.


BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka tampaklah jelas bahwa Al-Qur’an itu sangatlah  bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.  Saat kita membaca Al-Qur’an kita mendapatkan pahala begitu juga kita juga akan mendapatkan ilmu dari kandungan Al-Qur’an itu. Maka janganlah kita bermalas-malasan dalam membaca Al-Qur’an dan belajar Al-Qur’an. Supaya kita bisa lancar membacanya, memahami kandungan, dan memaknai Al-Qur’an itu sebagai Kalam Allah yang sebenar-benarnyas.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan tetaplah sabar dalam belajar Al-Qur’an. Karena semakin kita banyak sabar, maka kita akan mendapatkan pahala yang melimpah. Seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Yang berbunyi “Sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar”.


DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. KaryaToha, 2010.

Qur’an In Word. Versi 2003.

ó

1 komentar:

Unknown said... 19 May 2013 at 07:53

syukron,, bgus bgus.

 
Top