BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat di Indonesia mayoritas
masyarakatnya muslim dan merupakan penduduk muslim terbesar di dunia, tetapi
terdapat karakter-karakter anak didik maupun masyarakat indonesia yang tidak
sesuai dengan pendidikan islam. Pemerintah indonesia pun kurang mengetahui dan
memahami tentang pentingnya pendidikan islam terhadap masyarakat indonesia.
Pendidikan
merupakan satu kunci pokok untuk memperoleh ilmu. Karena memang tidak ada cara
lain untuk memperoleh ilmu kecuali dengan pendidikan. Pendidikan dapat merubah
Masyarakat terburuk menjadi Masyarakat yang terbaik dikarenakan
pendidikan memiliki banyak keutamaan dan kelebihan. Pendidikan mampu membentuk
pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan terhadap apa yang telah
dipelajarinya, dan pengembangan atas ilmu yang telah diperolehnya. Hasil dari
pendidikan Islam inilah akan membentuk jiwa manusia menjadi tenang dan akal
menjadi cerdas serta mampu meng-aplikasikannya di tengah-tengah kehidupannya.
Demikianlah betapa penting dan besarnya pedidikan dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM
A.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan merupakan suatu proses
generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena
pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek
yang dicakupnya.Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan
pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping
transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan
dengan Islam—sebagai suatu system keagamaan—menimbulkan pengertian-pengertian
baru, yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang
dimilikinya.
Pengertian pendidikan dengan seluruh
totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah,
ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini
mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta
lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain.
Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam:
informal, formal dan non formal. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam
sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk
beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
Dari berbagai literatur terdapat
berbagi macam pengertian pendidikan Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy,
pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan
bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola
pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan
manis tutur sapanya. Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa
pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum
islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad
Naqib Al-Attas, pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri
manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada
manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut. Dari definisi dan
pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk pendidikan yaitu adanya proses,
kandungan, dan penerima. Kemudian disimpulkan lebih lanjut yaitu ” sesuatu yang
secara bertahap ditanamkan ke dalam diri manusia”.Jadi definisi pendidikan
Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan
ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di
dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan
ini hanyalah untuk manusia saja. Kembali kepada definisi pendidikan Islam yang
menurut Al-Attas diperuntutukan untuk manusia saja. menurutnya pendidikan Islam
dimasukkan dalam At-ta’dib, karena istilah ini paling tepat digunakan untuk
menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah tarbiyah terlalu
luas karena pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan kepada hewan.
Menurut Al-Attas Adabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa
pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai dengan beberapa
tingkat dan tingkatan derajat mereka dan tentang tempat seseorang yang tepat
dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kepastian dan potensi
jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang.
Dari pengertian Al-Atas tersebut
dibutuhkan pemahaman yang mendalam, arti dari pengertian itu adalah,
“pengenalan” adalah menemukan tempat yang tepat sehubungan denagn apa yang
dikenali, sedangkan “pengakuan” merupakan tindakan yang bertalian dengan
pengenalan tadi. Pengenalan tanpa pengakuan adalah kecongkakan, dan pengakuan
tanpa pengenalan adalah kejahilan belaka. Dengan kata lain ilmu dengan amal
haruslah seiring. Ilmu tanpa amal maupun amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan.
Kemudian tempat yang tepat adalah kedudukan dan kondisinya dalam kehidupan
sehubungan dengan dirinya, keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakatnya,
maksudnya dalam mengaktualisasikan dirinya harus berdasarkan kriteria Al-Quran
tentang ilmu, akal, dan kebaikan (ihsan) yang selanjutnya mesti bertindak
sesuai dengan ilmu pengetahuan secara positif, dipujikan serta terpuji.
B.
KARAKTERISTIK
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Islam diturunkan sebagai rahmatan
lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya
adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu
selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia
melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang
tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah
SWT.
Manusia mendapat kehormatan menjadi
khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan
iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat
bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian
sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia.
Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya
dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi
alam dan seisinya.Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang
berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al
Mujadilah (58) : 11). Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang
berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat
syaithan.
Muadz bin Jabal ra. berkata:
“Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari
sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari
dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan
dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia
cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.” Ada
yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya
jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara
bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang
bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena
kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya.”
Kebodohan adalah salah satu faktor
yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi
agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia
terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik
dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah
kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode
pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia
memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran
pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.
C.
TUJUAN
PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan pendidikan Islam tidak
terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan
pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai
kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (lihat S. Al-Dzariat:56; S. Ali Imran:
102).Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil
‘alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam
inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.Tujuan
khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui
pendidikan Islam. Sifatnya lebih praxis, sehingga konsep pendidikan Islam
jadinya tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan.
Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di
dalam tahap-tahap tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai
hasil-hasil yang telah dicapai.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada
Allah.Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup
menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Ad-Dzariyat
ayat 56 :“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku”. Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu
terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat,
ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup
semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada
Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar
ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang
mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa
perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut Al Syaibani, Tujuan
Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Tujuan yang berkaitan dengan
individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat,
tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki
untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan
masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam
masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan
dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi,
dan sebagai kegiatan masyarakat.
Sedangkan Menurut Asma hasan Fahmi,
tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1.
Tujuan keagamaan.
2.
Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3.
Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
D.
MENGAPA DIPERLUKAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan merupakan kata kunci
untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu
akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan
program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan
juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang
memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga)
tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan
jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah).
Pendidikan dapat merubah masyarakat
jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan
mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh,
pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang
diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan
membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak
beramal.
Pendidikan Islam berpadu dalam
pendidikan ruhiyah, fikriyah dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan
dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada
pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan
kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang
kehidupan.Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber
kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan
membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah
saja.Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang
diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga
diri, kekuatan dan persatuan.Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar
manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan
menyeluruh.Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan,
sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq
ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an,
sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat.
Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin
mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya
memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.
E.
LANGKAH- LANGKAH MENANAMKAN PENDIDIKAN ISLAM
Al-Qurthubi menyatakan bahwa
ahli-ahli agama Islam membagi pengetahuan menjadi tiga tingkatan yaitu
pengetahuan tinggi, pengetahuan menengah, dan pengetahuan rendah. Pengetahuan
tinggi ialah ilmu ketuhanan, menengah ialah pengetahuan mengenai dunia seperti
kedokteran dan matematika, sedangkan pengetahuan rendah ialah pengetahuan
praktis seperti bermacam-macam keterampilan kerja. Ini artinya bahwa pendidikan
iman/agama harus diutamakan.
Menurut pandangan Islam pendidikan harus mengutamakan pendidikan keimanan. Pendidikan di sekolah juga demikian. Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan keimanan akan menghasilkan lulusan yang kurang baik akhlaknya. Akhlak yang rendah itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan bersama. Ia dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.Lulusan sekolah yang kurang kuat imannya akan sangat sulit menghadapi kehidupan pada zaman yang semakin penuh tantangan di masa mendatang.Oleh karena itu, mengingat pentingnya pendidikan Islam terutama bagi generasi muda, semua elemen bangsa, terutama guru pendidikan Islam, perlu membumikan kembali pendidikan Islam di sekolah-sekolah baik formal maupun informal.
Menurut pandangan Islam pendidikan harus mengutamakan pendidikan keimanan. Pendidikan di sekolah juga demikian. Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan keimanan akan menghasilkan lulusan yang kurang baik akhlaknya. Akhlak yang rendah itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan bersama. Ia dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.Lulusan sekolah yang kurang kuat imannya akan sangat sulit menghadapi kehidupan pada zaman yang semakin penuh tantangan di masa mendatang.Oleh karena itu, mengingat pentingnya pendidikan Islam terutama bagi generasi muda, semua elemen bangsa, terutama guru pendidikan Islam, perlu membumikan kembali pendidikan Islam di sekolah-sekolah baik formal maupun informal.
Ada tiga hal yang harus secara
serius dan konsisten diajarkan kepada anak didik. Pertama, Pendidikan akidah/keimanan.Ini merupakan hal yang sangat
penting untuk mencetak generasi muda masa depan yang tangguh dalam imtaq (iman
dan taqwa) dan terhindar dari aliran atau perbuatan yang menyesatkan kaum
remaja seperti gerakan Islam radikal, penyalagunaan narkoba, tawuran dan
pergaulan bebas (freesex) yang akhir-akhir ini sangat dikhawatirkan oleh
sejumlah kalangan.Kedua, Pendidikan
ibadah. Ini merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada
anak-anak kita untuk membangun generasi muda yang punya komitmen dan terbiasa
melaksanakan ibadah. Seperti shalat, puasa, membaca al-Quran yang saat ini
hanya dilakukan oleh minoritas generasi muda kita. Bahkan, tidak sedikit anak
remaja yang sudah berani meninggalkan ibadah-ibadah wajibnya dengan sengaja. Di
sini peran orang tua dalam memberikan contoh dan teladan yang baik bagi
anak-anaknya sangat diperlukan selain guru juga harus menanamkan secara mantab
kepada anak-anak didiknya.
Ketiga, Pendidikan akhlakul-karimah. Hal ini juga harus mendapat
perhatian besar dari para orang tua dan para pendidik baik lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah (keluarga). Dengan pendidikan akhlakul-karimah
akan melahirkan generasi rabbani, atau generasi yang bertaqwa, cerdas dan
berakhlak mulia.Penanaman pendidikan Islam bagi generasi muda bangsa tidak akan
bisa berjalan secara optimal dan konsisten tanpa dibarengi keterlibatan serius
dari semua pihak. Oleh karena itu, semua elemen bangsa (pemerintah, tokoh
agama, masyarakat, pendidik, orang tua dan sebagainya) harus memiliki niat dan
keseriusan untuk melakukan ini. Harapannya, generasi masa depan bangsa ini
adalah generasi yang berintelektual tinggi dan berakhlak mulia.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan pemaparan definisi pendidikan
islam di atas dapat disimpulkan bahwa definisi pendidikan islam adalah proses
pembentukan kepribadian manusia kepribadian islam yang luhur. Bahwa pendidikan
islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut
islam, yakni beribadah kepada Allah swt.Diharapkan dengan pemahaman hakikat
pendidikan islam ini. Member motivasi agar manusia khususnya muslim selalu
mencari ilmu hingga akhir hayat, dalam rangka merealisasikan tujuan yang telah
disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 dapat diaplikasikan secara berkelanjutan.
Setelah membahas hakikat pendidikan
islam ini. Maka kami berharap pendidikan islam lebih di utamakan dan di
pelajari lebih mendalam, khususnya dalam kehidupan sehari- hari dan
menanamkannya pada generasi muda agar syari’at dan ajaran islam dapat di
mengerti dan di pahami oleh generasi muda dalam mengaplikasikannya didalam
kehidupan sehari- hari.
DAFTAR PUSAKA
Arifin,
Muzayyin, Prof., M.Ed., Filsafat Pendidikan Islam, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2010.
Ihsan,
Hamdani, Drs, dan Ihsan, Fuad Ahmad, Drs., Filsafat Pendidikan Islam, CV
Pustaka Setia, Bandung, 2007.
Zakiya
Daradjat, Prof., Dr., Pendidikan Islam, PT Bumi Aksara, Jakarta, 1991.
0 komentar:
Post a Comment