PENDAHULUAN
Setiap orang atau dengan kata lain guru mempunyai cara yang
berbeda dalam melaksanakan suatu kegiatan dalam pembelajaran. Biasanya cara
tersebut telah direncanakan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan itu
dilaksanakan. Bila belum mencapai hasil yang optimal, mereka berusaha mencari
cara lain yang dapat mencapai tujuannya. Proses tersebut menunjukkan bahwa
orang selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Setiap orang yang menerapkan cara
tertentu dalam suatu kegiatan pembelajaran, menunjukkan bahwa orang tersebut
telah melakukan strategi. Dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan kondisi
waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan.
BAB II
PEMBAHASAN
STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
A.
PENGERTIAN STRATEGI
Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata
kerja dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan
kata “stratos” yang artinya militer dan “ago” yang artinya memimpin, sebagai
kata kerja, stratego, berarti merencanakan (to plan). Secara umum strategi
mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang
termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan
dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.Namun
sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya.
B.
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN
Menurut Djamarah (2002:5-6) ada empat strategi dasar dalam belajar
mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
- Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
- Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari batasan di atas, dapat
digambarkan bahwa ada empat pokok masalah yang sangat penting yang dapat dan
harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
agar dapat berhasil sesuai dengang yang diharapkan.
1)
Dapat dilihat bahwa apa yang dijadikan sebagai sasaran dari
kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah, oleh
karena itu maka tujuan dari pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret,
sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
2)
Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Dan disini dapat dilihat bahwa
bagaimana cara seorang guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan
teori apa yang harus digunakan oleh seorang guru dalam memecahkan masalah suatu
kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
3)
Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode dan teknik penyajian
untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman
untuk memecahkan masalah.
4)
Menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga
guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai
sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Sehingga suatu
program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem
penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang
tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.
Menurut Sanjaya (2007:177 – 286) ada
beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru antara
lain :
1.
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini
materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.Siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi itu.Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi
ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan
strategi ”chalk and talk”.
Ada beberapa Karakteristik strategi
pembelajaran ekspositori, diantaranya adalah:
1)
Strategi ekspositori dilakukan
dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur
secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu
sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
2)
Biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta,
konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk
berpikir ulang.
3)
Tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran
berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat
mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Dalam strategi pembelajaran ekspositori ini ada Keunggulan dan kelemahan,
adapun keunggulannya adalah:
1) Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pelajaran
2) Cocok digunakan dalam kelas dengan
jumlah siswa yang besar
Adapun Kelemahannya terbagi menjadi tiga bagian diantaranyaadalah sebagai
berikut:
1)
Hanya cocok dilakukan bagi siswa yang mempunyai pendengaran
yang baik
2)
Tidak mampu melayani perbedaan karakter peserta didik,
seperti pengetahuan, minat dan bakat
3)
Ketercapaian tujuan pembelajaran sangat tergantung pada Guru.
2.
Strategi pembelajaran inquiry
Inquiry bersinonim dengan riset atau investigasi.
Pembelajaran berbasis iquiry adalah strategi mengajar yang
mengkombinasikan rasa ingin tahu siswa dan metode ilmiah. Penggunaan strategi
ini untuk meningkatkan pengembangan keterampilan berpikir kritis melalui
kegiatan belajar seperti pada bidang sains.
Penerapan strategy ini merupakan upaya untuk membangkitkan
rasa ingin tahu siswa. Dorongan itu berkembang melalui proses merumuskan
pertanyaan, merumuskan masalah, mengamati, dan menerapkan informasi baru dalam
meningkatkan pemahaman mengenai sesuatu masalah. Rasa ingin tahu itu terus ditumbuhkan
untuk meningkatkan semangat bereksplorasi sehingga siswa belajar secara aktif.
Proses belajar dapat berlangsung jika dalam diri siswa
tumbuh rasa ingin tahu, mencari jawaban atas pertanyaan, memperluas dan
memperdalam pemahaman dengan menggunakan metode yang berlaku umum.
Jawaban atas pertanyaan itu sering diusulkan oleh peserta didik sendiri dalam
kegiatan belajar. Oleh karena itu, keterampilan merumuskan pertanyaan
menjadi bagian penting dalam penerapan inquiry, seperti, merumuskan pertanyaan
dalam penelitian.Kemampuan bertanya dan keberanian mengungkap pertanyaan
menjadi bagaian penting dalam penerapan strategi ini.
Keunggulan:
1)
Menekankan aspek kognitif, afektif dan psychomotor secara
seimbang
2) Memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajarnya
3) Melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan yang berbeda
Kelemahan:
1)
Kegiatan dan keberhasilan siswa sulit dikontrol
2) Sulit direncanakan karena terbentuk
dari kebiasaan siswa dalam belajar
3) Memerlukan waktu yang panjang dalam
implementasi
4) Strategi
pembelajaran berbasis masalah
3.
Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran
berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Di dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini
terdapat 3 ciri utama:
a)
Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak
mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal
materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah
siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya.
b)
Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai
kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada
proses pembelajaran.
c)
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses
berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis
dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Keunggulan:
1) Pemecahan masalah merupakan teknik
yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru
bagi siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu
siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
Kelemahan:
1) Manakala siswa tidak memiliki minat
atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran
melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. Tanpa
pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir
siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja
kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep
yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa
melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang diajarkan.Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal
yang terkandung di dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir.Pertama, strategi pembelajaran ini
adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir,
artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa
dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat
mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara
verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial
merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan
dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan
sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan
mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan
sehari-hari.Ketiga, sasaran akhir
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak
untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
5.
Strategi pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting
dalam strategi pembelajaran
kooperatif yaitu:
a. Adanya
peserta dalam kelompok,
b. Adanya
aturan kelompok.
c. Adanya
upaya belajar setiap kelompok, dan
d. Adanya tujuan
yang harus dicapai dalam kelompok belajar.
Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk
dapat menerapkan dalam kehidupan.
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi
pembelajaran kognitif dan keterampilan.Afektif berhubungan dengan nilai
(value), yang sulit diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul
dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu
baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang
bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan
keluarga. Strategi pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan
siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang
problematis.Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan
berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang harus
dilakukan di dalam proses pembelajaran baik Guru maupun Murid agar tercapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dalam menetapkan
strategi yang akan digunakan hendaknya harus sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Di dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan, ada
beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan antara lain:
1. Tingkat kecerdasan peserta
didik
2. Media-media pendukung dalam
pembelajaran
3. Situasi tempat belajar
4. Waktu pembelajaran
5. Waktu persiapan
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad dan Joko Triprasetyo. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Wina Sanjaya.
Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Kencana, 2006.
0 komentar:
Post a Comment