BAB I
PENDAHULUAN
Pemilihan model pembelajaran yang tepat
akan membawa siswa belajar sesuai dengan cara-gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model
pembelajaran. Dalam prakteknya, pengajar harus ingat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model
pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Jenis – jenis model belajar cukup banyak,
menurut Erman Suherman ada 65, juga model pembelajaran berkaitan dengan mata
kuliah atau mata pelajaran, contoh ada model pembelajaran fisika, model
pembelajaran mataematika, model pembelajaran geografi, model pembelajaran
bahasa Indonesia dan lain-lain. Penggunaan model pembelajaran juga
dipengaruhi oleh filsafat pendidikan, misalnya model pembelajaran yang sesuai
dengan filsafat konstruktivisme, model pembelajaran yang sesuai dengan filsafat
progesivisme, dan lain-lain. Selain itu model pembelajaran juga bergantung dari
pemakaian teknologi dalam pendidikan, misalnya penggunaan komputer.
BAB II
PEMBAHASAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF (SPK)
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas
dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk
memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan
keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan
suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu
yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B.
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri, diantara ciri-ciri tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa
belajar dalam kelompok secara kooperatif
2) Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
3) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang
terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka
diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis
kelamin yang berbeda pula
4) Penghargaan lebih diutamakan pada
kerja kelompok dari pada perorangan.
Model ini beranjak dari dasar pemikiran getting
better together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang
lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial
yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.
Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya
belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar
mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Proses pembelajaran
dengan modelpembelajaran kooperatif ini mampu merangsang dan menggugah
potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 2 sampai 6 orang siswa.
Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang
suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu
akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling
membutuhkan. Pada saat itu juga siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan
tumbuh dan berkembang pola belajar tutor sebaya (pear group) dan belajar
secara bekerjasama (cooperative). Sebagai dampak isntruksional dalam
model pembelajaran kooperatif adalah pemahaman, keterampilan berpikir
kritis dan kreatif, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi,
keterampilan mengunakan pengetahuan secara bermakna, proses pembelajaran yang
efektif. Sedangkan dampak pengiringnya adalah menciptakan lingkungan kelas yang
demokratis, dan efektif dalam mengatasi keragaman siswa, otonomi dan kebebasan
siswa, kebebasan sebagai siswa, penumbuhan aspek sosial, interpersonal, dan
intrapersonal.
C.
UNSUR-UNSUR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Adapun
unsur-unsur model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Saling ketergantungan
positif. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.
2. Tanggung jawab
perseorangan. Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika
tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif,
setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3. Tatap muka. Dalam
pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk
bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari
sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan.
4. Komunikasi antar
anggota. Unsur ini juga menghendaki agar para pembejar dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi
5. Evaluasi proses
kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya
bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan
setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu.
D. LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Terdapat
6 (enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi
dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4. Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok
belajar.
5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
6. Memberikan penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil
belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang
signifikan. Cooper mengungkapkan
keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain:
1) Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat
secara aktif dalam pembelajaran
2) Siswa dapat mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi
3) Meningkatkan ingatan siswa
4) Meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi
pembelajaran
E.
KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses
kerja sama dalam kelompok, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan
akademik, dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya
unsure kerjasama untuk penguasaan materi tersebut, kerjasama ini merupakan
cirri khas dari pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin dan Chambers (1996) berpendapat bahwa
melalui pembelajaran melalui kooperatif dapat dijelaskan melalui beberapa perspektif:
- Perspektif Sosial : melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar, karene mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan ( bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan oleh kelompok).
- Perspektif perkembangan Kognitif artinya adanya interaksi angtara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk mengolah berbagai informasi. Kolaborasi kognitif ( setiap siswa akan berusaha untuk menimba dan memahami informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya).
Dengan demikian karakteristik Strategi Pembelajaran Kelompok
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Pembelajaran secara tim artinya tim merupakan tempat
untuk mencapai tujuan, dengan demikian setiap siswa harus saling membantu untuk
mencapai tujuan tersebut, satu sama lain saling memberikan konstribusi demi
keberhasilan kelompok.
b.
Didasarkan pada Manajemen Kooperatif, manajemen
mempunyai empat fungsi pokok, di antaranya ; fungsi perencanaan, fungsi
organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Artinya segala bentuk
membutuhkan perencanaan yang matang, sehingga dalam pelaksanaan pencapaian
tujuan dapat berjalan sesuai dengan fungsi masing-masing, sedangkan criteria
keberhasilannya melalui tes dan non tes.
c.
Kemauan Untuk Bekerja sama, Keberhasilan dalam
pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, maka
prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif,
perlunya saling membantu, saling berinteraksi dan sal;ing berkomunikasi.
d.
Partisipasi dan Komunikasi (Participation
Communication): melatih siswa
agar mampu berinteraksi serta berpartisipasi dan berkomunikasi, hal ini sangat
penting sebagai bekal mereka kelak di masyarakat. Untuk memiliki kemampuan
berkomunikasi memang memerlukan waktu siswa tidak dapat secara langsung
menguasai dalam waktu yang singkat, guru harus terus melatih sampai pada
akhirnya siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.
Dalam prosedur
pembelajaran kooperatif dikenal beberapa prinsip di
antaranya :
- Penjelasan Materi, diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok, dalam proses ini guru dapat menggunakan metode ceramah, metode Tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi.
- Belajar dalam Kelompok, Pengelompokan siswa dalam proses ini bias dengan cara heterogen, menurut Lie (Anita Lie ( 2005) alasan penggunaan pengelompokan heterogen lebih disukai, karena dapat memberikan kesempatan untuk saling mengajar (Peer Tutoring) dan saling mendukung, meningkatkan relasi dan interaksi, memudahkan pengelolaan kelas.
- Penilaian ; dilakukan dengan tes atau bentuk kuis dan dilakukan secara individual dan kelompok.
- Pengakuan Tim ( Tim Recognition), adalah poenerapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang berprestasi untuk diberikan hadiah, sehingga dapat memotivasi tim untuk meningkatkan keberhasilannya.
F.
KEUNGGULAN
DAN KELEMAHAN SPK
- Keunggulan SPK
Adapun
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
di antaranya :
- Melalui SPK siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
- SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkanide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain
- SPK dapat menumbuhkan rasa kerja sama dengan tidak mengenal berbagai perbedaan
- SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
- SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik, sekaligus kempuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
- Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik, berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
- SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemmampuan belajar abstrak menjadi nyata ( riil )
- Interasksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir yang berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
2. Keterbatasan/
Kelemahan SPK
-
Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK membutuhkan
waktu, sangat
tidak mungkin siswa secara langsung dapat memahami filsafat cooperative dalam waktu yang singkat.
-
Ciri utama SPK adalah siswa saling
membelajarkan, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka bias terjadi cara
belajar yang demikian tidak dipahami dan tidak dapat dicapai oleh siswa.
-
Keberhasilan SPK lebih menonjol keberhasilan
kelompok, sebenarnya yang diharapkan dalam pembelajaran adalah keberhasilan
prestasi siswa secara individual.
-
Keberhasilan SPK dalam upaya menganmbangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, hal ini
tidak mungkin dapat dicapai dalam waktu yang singkat.
-
Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan
kemampuan yang sangat penting bagi siswa, tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual, idealnya
dalam SPK bagaimana membangun kepercayaan diri bagi setiap siswa.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Pembelajaran
kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil
yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting
pembelajaran kooperatif dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi
student centered.
Pada
intinya konsep dari model pembelajaran kooperatif adalah Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ditdik
SLTP (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL).
Jakarta.:Depdiknas.
H. Douglas Brown. 2008. Prinsip
Belajar dan Pembelajaran Bahasa. Edisi ke lima. Terjemahan Noor Cholis dan Yusi Avianto Pareanom.
The Public Affairs Section U. S. Embbassy. Jakarta
Slavin, Robert E, 2005, Pembelajaran
Kooperatif: Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Lita, Nusa Media, Bandung.
0 komentar:
Post a Comment