BAB I
PENDAHULUAN


Pramuka merupakan organisasi yang sangat penting di Negara kesatuan Republik Indonesia. begitu banyak perannya dalam rangkaian merebut kemerdekaan Indonesia serta dalam mengisi kemerdekaan. Gerakan Pramuka bertujuan memberikan wadah berkegiatan bagi kaum muda yang kreatif, mandiri, atraktif dan inovatif.  Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggungjawab dan mampu membina serta membentuk karakter bangsa agar menjadi lebih baik. 
Era globalisasi yang menuntut keterbukaan dan persaingan bebas dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi juga berpengaruh besar pada perkembangan kegiatan Gerakan Pramuka, sehingga tuntutan keterbukaan informasi dan jaringan komunikasi perlu diwadahi dan diarahkan kepada aktivitas positif  sesuai dengan kode kehormatan gerakan pramuka dan disesuaikan dengan misi Gerakan Pramuka yaitu menjadikan Gerakan Pramuka sebagai solusi handal dari masalah-masalah kaum muda Indonesia.




BAB II
PEMBAHASAN
PERAN KETERAMPILAN PRAMUKA


A.    PERAN KETERAMPILAN PRAMUKA DAN SEMANGAT BEKERJA
Seperti telah berlangsung sejak lama, saat ini terdapat pemborosan sumberdaya manusia yang mengkhawatirkan. Hal itu disebabkan oleh pelatihan dan pendidikan yang tidak efektif. Sebagian besar dari para remaja tidak diajar untuk menyukai pekerjaan. Meskipun mereka diajari keterampilan atau sifat-sifat untuk berusaha, mereka jarang sekali diberi petunjuk cara menerapkannya untuk membangun karir. Dalam diri mereka pun tidak dinyalakan api ambisi. Sering kali mereka bekerja atau ditempatkan dalam pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya.
Kita tidak dapat dengan tegas menyatakan dimana letak kesalahannya, tetapi kenyataannya tidak ada perubahan. Akibatnya, para remaja yang tidak mendapat anugerah secara alami, dibiarkan terkatung-katung dan menjalani nasib yang tidak menentu. Mereka sendiri menderita dan merupakan beban masyarakat, bahkan membahayakan bagi Negara. Lagipula, sebagian besar dari yang berhasil dalam bidang-bidang tertentu, pasti akan mencapai hasil lebih baik, jika saja mereka pernah mendapat latihan yang lebih praktis. Dalam Gerakan Pramuka, kita dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan yang menyedihkan tersebut. Kita dapat mengambil langkah-langkah untuk membekali para remaja yang paling payah sekalipun, dengan peluang awal dengan melengkapi mereka, paling sedikit dengan harapan dan keterampilan tertentu.
Tentu saja, pikiran kita tertuju kepada Tanda Kecakapan Khusus bidang keterampilan dan kerajinan. Meskipun kita menamakannya “kerajinan” atau keterampilan, kecakapan-kecakapan itu, sesuai dengan kebakuan kita dalam mengujinya, lebih dari sekedar “hobi” atau kegemaran. Hal itu merupakan bagian dari upaya kita untuk membimbing atau menggiring para remaja dengan langkah awal yang kecil dan mudah.  Hobi atau kegemaran itu akan menjadi pelatihan kejuruan yang lebih khusus bagi para Pramuka dewasa. Sementara itu, hobi memiliki nilai karena melalui kegemaran-kegemaran itu para remaja belajar menggunakan jari tangan dan otaknya, dan untuk menikmati dan gembira dalam pekerjaan. Bagi seorang remaja, kegemaran itu akan menjadi hobinya selama beberapa tahun. Bagi anak lain, kegemaran atau keterampilan itu dapat menjadi keahlian yang dapat digunakan sebagai karir atau penghasil nafkah. Dalam kedua kasus itu, kemungkinan besar mereka tidak akan terus menjadi penganggur di kemudian hari. Hobi akan menjadi penawar terhadap bujukan setan kecil.
Akan tetapi, hobi atau kerajinan kemungkinan tidak akan menjadi karir bagi seorang remaja, tanpa bantuan atau dorongan sifat-sifat moral tertentu. Jadi, perajin ahli itu harus memiliki disiplin diri. Ia harus menyelaraskan dirinya dengan kebutuhan atau persyaratan yang ditentukan oleh pemberi kerjanya dan tuntutan rekan-rekan sekerjanya. Ia harus tetap bersikap sederhana, efisien, dan bersemangat. Dia harus mempunyai kekuatan, dan hal itu bergantung pada besarnya ambisi, keterampilan, inisiatif, dan kesehatan.

B.     MENERAPKAN KETERAMPILAN PRAMUKA
Lalu, bagaimana kita menerapkan hal-hal di atas dalam latihan kepramukaan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a)      Langkah Pertama Adalah Kehidupan di Alam Terbuka
Langkah pertama bagi para Pramuka untuk memperoleh keterampilan, paling mudah dibangkitkan dalam perkemahan, ketika membangun gubuk, menebang pohon, membuat jembatan, merancang alat-alat perkemahan misalnya rak piring, gantungan panci dan sebagainya, mendirikan tenda, menganyam alas tidur, dan lain-lain. Para remaja akan merasakan tugas-tugas itu sangat praktis dan bermanfaat bagi kenyamanannya pada saat berkemah.
Setelah memulai dengan keterampilan-keterampilan tersebut, mereka akan lebih bersemangat menekuni hobi dalam waktu senggangnya, karena kecakapan-kecakapan itu akan diimbali dengan Tanda Kecakapan, sedangkan keterampilan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uang. Dengan cara demikian, mereka akan cepat tumbuh menjadi pekerja yang rajin dan bersemangat.

b)      Sistem Tanda Kecakapan Khusus
Sistem Tanda Kecakapan Khusus, dimaksudkan untuk mengembangkan pada setiap anak pengenalan terhadap hobi dan kerajinan tangan. Hobi atau keterampilan itu diharapkan di kemudian hari akan memberinya karir atau lapangan kerja, sehingga tidak membiarkannya tanpa harapan dan tidak berdaya dalam kehidupannya di dunia. Tanda-tanda Kecakapan itu hanyalah dimaksudkan sebagai pendorong baginya untuk memiliki hobi atau kesibukan, serta akan mengembangkannya. Tanda atau lencana itu akan menunjukkan kepada orang lain, bahwa ia memiliki kemampuan dalam bidang tertentu, tetapi bukan untuk menunjukkan bahwa ia adalah seorang ahli dalam bidang kerajinan itu. Jika kita menjadikan Kepramukaan sebuah pola resmi dalam pengajaran efisiensi, kita akan kehilangan seluruh tujuan dan nilai latihan Kepramukaan, dan kita merambah peran sekolah tanpa ahli-ahli yang terlatih untuk melaksanakannya. Keahlian adalah tugas pendidikan di sekolah.
Kita menginginkan semua peserta didik maju berdasarkan pengembangan-diri yang menggembirakan dari dalam dirinya, bukan dengan pemaksaan instruksi-instruksi resmi dari luar. Akan tetapi, tujuan Sistem Tanda Kecakapan dalam Kepramukaan, adalah juga untuk memberikan kepada Pembina Pramuka, sebuah alat yang dapat digunakan untuk merangsang kesungguhan dan ketekunan pada setiap Pramuka untuk menekuni hobi yang dapat membantu pembentukan kepribadiannya atau mengembangkan keterampilannya.
c)      Sistem Tanda Kecakapan Umum maupun Khusus
Merupakan alat -yang jika diterapkan dengan pengertian dan simpati–dirancang untuk memberikan harapan dan ambisi kepada anak yang bodoh dan terbelakang sekalipun. Tanpa dorongan itu, mereka akan cepat tertinggal dan dengan demikian, tidak memiliki harapan dalam persaingan kehidupan. Itulah sebabnya, standar kecakapan secara sengaja tidak ditetapkan secara tegas dan kaku. Patokan kita dalam pemberian Tanda Kecakapan itu bukanlah pencapaian tingkat pengetahuan atau keterampilan tertentu, melainkan besarnya usaha peserta didik dalam mencapai pengetahuan atau keterampilan tersebut. Hal itu akan memberikan kepada anak yang kurang cakap, pijakan awal bagi peluang yang sama, dibandingkan dengan kawan-kawannya yang lebih cerdas atau lebih maju.
Dengan demikian, seorang Pembina Pramuka yang penuh pengertian, yang telah mempelajari psikologi peserta-peserta didiknya, dapat memberikan tantangan yang memberi harapan kepada anak yang kurang, sehingga ia mempunyai titik awal yang wajar di samping kawan-kawannya yang lebih cerdas. Anak yang terbelakang itu, yang telah merasakan rasa rendah diri karena banyak kegagalan, dengan cara itu akan meraih satu atau dua kemenangan dengan lebih mudah, untuk meningkatkan upaya-upayanya. Jika ia mau mencoba, betapapun rendah keterampilannya, pengujinya dapat meluluskannya untuk memperoleh Tanda Kecakapan. Prestasi itu, biasanya akan mendorong anak itu untuk terus mencoba, sampai ia memperoleh Tanda-tanda Kecakapan yang lain, dan menjadi mampu secara wajar.
d)     Kecerdasan/Inteligensia
Pengamatan dan deduksi merupakan dasar dari semua pengetahuan. Oleh karena itu, pentingnya daya pengamatan dan deduksi bagi warga negara muda, tidak boleh diabaikan. Pada dasarnya, anak-anak cepat dalam pengamatan, tetapi kemampuan itu berkurang ketika mereka meningkat dewasa. Hal itu terutama, karena pengalaman-pengalaman pertama menarik perhatian mereka, sedangkan pengulangan kurang menarik perhatian mereka. Sesungguhnya, pengamatan merupakan kebiasaan yang perlu dilatihkan kepada anak-anak. Mencari jejak adalah langkah yang menarik untuk mendapatkannya. Deduksi atau mengambil kesimpulan adalah seni mencari alasan dan kemudian menarik arti dari unsur-unsur yang diamati. Jika pengamatan dan deduksi sudah menjadi kebiasaan anak, kita telah memperoleh langkah besar dalam pengembangan karakter atau kepribadiannya.
Pentingnya mencari jejak dan permainan-permainan mencari jejak dengan demikian menjadi jelas. Mencari jejak di alam terbuka dan ceramah-ceramah tentang jejak dan mencari jejak di ruang pertemuan, perlu digalakkan dalam Pasukan-pasukan Penggalang. Kecerdasan dan kecepatan berpikir peserta didik dapat dilatihkan dengan sungguh-sungguh, melalui menemukan jalan dengan peta, mengenali tanda-tanda alam, menaksir tinggi dan jarak, mengamati dan melaporkan ciri-ciri orang, kendaraan, ternak, dengan mensimulasikan cerita-cerita Sherlock Holmes dalam adegan-adegan, serta melalui berbagai teknik kepramukaan yang lain.
e)      Pengungkapan-Diri
Tanda Kecakapan bidang Seni, dirancang untuk mendorong peserta didik untuk mencurahkan gagasannya melalui gambar berdasarkan pengamatan atau daya ciptanya sendiri, tanpa usaha untuk menjadi atau meniru seniman. Melalui dorongan menggambar, bagaimanapun kasarnya, ia dapat dibimbing untuk mengenali keindahan dalam warna maupun bentuk, untuk menyadari bahwa dalam lingkungan yang kumuh sekalipun, masih ada cahaya dan bayangan, warna dan keindahan.
Tahap yang lebih lanjut dalam pendidikannya, dapat dikembangkan dengan menyuruhnya berlatih fotografi mental, yaitu memerhatikan rincian suatu adegan, peristiwa, atau orang, lalu menanamkannya dalam pikiran, kemudian menggambarkannya kembali pada kertas.  Hal itu melatih pengamatan dalam tingkatan yang paling tinggi. Secara pribadi saya mengamati, bahwa melalui latihan, seseorang dapat mengembangkan kemampuan yang luar biasa ke arah itu. Irama adalah suatu bentuk seni yang terjadi dengan sendirinya, bahkan kepada pikiran yang tidak terlatih sekalipun, baik diterapkan dalam puisi/sajak, musik, atau gerak tubuh. Irama memberikan keseimbangan dan keteraturan, yang mempunyai daya tarik alami, khususnya pada mereka yang dekat dengan suku-suku bangsa yang masih liar.
Dalam bentuk musik, irama paling jelas dan universal. Lagu Perang orang dulu, ketika dinyanyikan oleh empat atau lima ribu prajurit mereka, merupakan contoh gabungan irama dalam musik, sajak, dan gerak tubuh. Kenikmatan of rendering music, berlaku bagi seluruh umat manusia. Lagu sebagai untaian kata-kata, memungkinkan jiwa mengungkapkan dirinya, yang bila dilakukan dengan benar, memberikan kesenangan baik kepada penyanyinya, maupun kepada pendengarnya. Melalui kecintaan alami peserta didik terhadap musik, ia dapat dikaitkan dengan puisi dan sentiment (cita rasa) karena merupakan peralihan yang alami dan mudah. Keadaan itu membukakan jalan/cara yang tersedia bagi Pembina Pramuka untuk mengajarkan kebahagiaan kepada para peserta didik dan pada saat yang sama, meningkatkan warna pemikiran-pemikirannya.
f)       Dari Hobi Sampai Karir
Hobi, keterampilan, kecerdasan, dan kesehatan merupakan langkah-langkah awal untuk mengembangkan kecintaan terhadap kerja dan kemampuan untuk melaksanakannya, yang sangat penting bagi keberhasilan dalam bekerja. Tahap kedua adalah menempatkan pekerja muda itu dengan jenis pekerjaan yang tepat.  Pekerja-pekerja terbaik, memandang pekerjaan sebagai semacam permainan; makin sungguh-sungguh mereka bermain, pekerjaan itu makin menyenangkan.  
Dalam Kepramukaan kita mencoba membantu peserta didik untuk memperoleh sikap tersebut, dengan membuat mereka secara pribadi terlibat dalam masalah-masalah yang menarik perhatian mereka, dan yang di kemudian hari akan bermanfaat bagi mereka. Hal itu kita lakukan pertama-tama dan terutama melalui kesenangan dan kegembiraan melakukan kegiatan pramuka. Dengan tahap-tahap yang meningkat, anak-anak itu selanjutnya dapat dibimbing secara wajar dan tanpa mereka sadari, mengembangkan dirinya untuk masa depan mereka sendiri.
g)      Lapangan Kerja
Dengan memperhatikan dan mempelajari karakter dan kemampuan setiap peserta didik, sedikit banyak Pembina dapat mengetahui garis kehidupan yang paling tepat bagi si anak. Akan tetapi, ia harus menyadari bahwa keputusan memilih pekerjaan bagi si anak tetap diserahkan kepada orangtua si anak sendiri. Jadi masalahnya adalah konsultasi dengan para orangtua, serta mengingatkan mereka agar tidak menempatkan si anak pada pekerjaan yang tidak sesuai, hanya untuk mendapatkan penghasilan segera tapi sementara. Usahakan agar para orangtua dan anaknya sendiri untuk memandang ke depan cukup jauh, untuk mencari peluang-peluang yang terbuka, sambil menempatkan mereka pada langkah awal yang benar.
Dalam hal ini, sangat penting membedakan antara pekerjaan-pekerjaan yang memberikan masa depan bagi si anak, dengan pekerjaan yang tidak membawa mereka ke mana pun. Pekerjaan semacam itu disebut “gang buta”. Jenis pekerjaan ini sering menghasilkan uang untuk sementara, untuk mendapatkan penghasilan bagi keluarga, dan oleh sebab itu dipilih oleh orangtua bagi si anak, padahal pekerjaan itu tidak memberikan peluang untuk karirnya sebagai orang dewasa di kemudian hari.
Pekerjaan-pekerjaan yang menjanjikan masa depan, memerlukan pertimbangan yang seksama, berdasarkan kemampuan dan keterampilan si anak. Kemampuan dan keterampilan itu dapat disiapkan ketika ia menjadi Pramuka. Pekerjaan yang memerlukan keterampilan atau keahlian pada dasarnya lebih baik daripada pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian, bagi keberhasilan kehidupan anak di masa depan. Namun kita perlu mengusahakan agar pertimbangan atas masalah ini tidak ditunda sampai waktunya lewat bagi si anak untuk mempersiapkan diri bagi persyaratan untuk memasuki karir yang diinginkan.



BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Gerakan Pramuka tidak terkejut dan ikut latah tanpa arah. Karena sesuai dengan tujuannya Pramuka tetap eksis sebagai Gerakan Pendidikan Yang Nasionalis tanpa terpengaruh oleh berbagai perbedaan latar belakang. Format-format, visi dan misinya telah mengacu kepada perbaikan kondisi saat ini, demi terwujudnya Indonesia Baru.
Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka adalah saudara-saudara kita, yang berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negative yang menyesatkan.





DAFTAR PUSTAKA


Anonim, Pendidikan Karakter untuk Membangun Karakter Bangsa, (Policy Brief edisi 4 juli/2011).


Khoirotil Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Bedah Otak Cinta dan Kecerdasan,(Mojokerto: Fajar Mojokerto, 2007).

1 komentar:

Anonymous said... 10 September 2019 at 08:02

luar biasa boss tidak bisa dipahami ..... gagal paham

 
Top