BAB I
PENDAHULUAN


Islam adalah agama rahmatan lil alamin, dimana didalamnya terdapat berbagai aturan  tatacara mencari ilmu, bersuci, mencintai sesama kaumnya dan lain sebagainya. Metodologi Studi Islam sendiri yaitu ilmu yang mengkaji tentang bagaimana tata cara mendalami islam lewat pelajaran MSI tersebut, Metodologi Studi Islam ini menurut penulis sangat penting dipelajari karena dari belajar mata kuliah ini, kita bisa mengetahui bagaimana islam berkembang dari zaman Rasulullah SAW. Sampai pada zaman sekarang ini.
Islam sangatlah indah tak ada paksaan dalam kita memasuki agama tersebut. Maka daripada itu, islam dikatan agama rahmatan lil alamin, agama yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis akan menjelaskan makalah yang berjudul “Pengertian Ilmu-Ilmu Keislaman yang mana didalam makalah ini sudah kami ringkas sedemikian rupa agar bisa mudah dipahami dan mudah dimengerti oleh kita semua dalam mempelajari Islam”.


BAB II
PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN ILMU-ILMU KEISLAMAN


A.    DEFINISI ILMU-ILMU KEISLAMAN
Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama Islam.  Pada awalnya ilmu-ilmu islam berkembang dalam bidang qiraah, tafsir dan hadis. Kemudian menyusul ilmu fikih, ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang sesuai dengan evolusi kemajuan masyarakat.

B.     PERKEMBANGAN STUDI ISLAM
Pendidikan islam pada zaman awal dilaksanakan dimasjid-masjid. Mahmud yunus menjelaskan bahwa pusat studi islam klasik adalah mekkah dan madinah (Hijaz), Basrah dan Kufah (Irak), Damaskus dan Palestina (Syam) dan Fistat (Mesir). Studi islam sekarang ini berkembang hampir diseluruh negara didunia, baik didunia islam maupun bukan negara islam. Didunia islam terdapat pusat-pusat studi, seperti Universitas Al-Azhar di Mesir dan Universitas Ummul Qura di Arab Saudi.
Di Indonesia, studi islam (pendidikan islam tinggi) dilaksanakan di 14 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan 39 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Studi Islam di negara-negara non islam diselenggarakan dibeberapa negara antara lain di India, Chicago, Los Angeles, London dan Kanada . begitulah studi islam sejak zaman awal pembentukan islam hingga sekarang ini.

C.    FASE-FASE PERKEMBANGAN STUDI ISLAM
Menurut A. Hasymy (1978: 58), periodesisasi Studi Islam adalah sebagai berikut:
1)      Permulaan Islam (610-661 M)
2)      Daulah Ammawiyah (661-750 M)
3)      Daulah Abbasiyah I (750-847 M)
4)      Daulah Abbasiyah II (847-946 M)
5)      Daulah Abbasiyah III (946-1075 M)
6)      Daulah Mughal (1261-1520 M)
7)      Daulah Utsmaniah (1520-1801 M)
8)      Kebangkitan (1801-Sekarang)


Berbeda dengan A. Hasymy, Harun Nasution (1975: 13-4) dan Nourouza man Shidiqi (1986: 12) membagi studi islam menjadi tiga periode, yaitu sebagai berikut:
1)      Periode klasik (650-1250 M)
Perkembangan islam klasik ditandai dengan perluasan wilayah. Dimadinah uamt islam dikelompokan menjadi dua macam yaitu:
-          Umat islam yang berasal dari mekah dan ikut berpindah ke Yatsrib yang disebut Muhajirin
-          Umat Islam yang berasal dari madinah yang menerima kedatangan umat islam dari mekah, kelompok kedua ini disebut ansor.

Setelah kedudukan islam di madinah menjadi kuat, umat islam menentukan langkah berikutnya, yaitu menakhlukan mekah setelah sebelumnya melakukan perundingan yang hampir tanpa kekerasan (630 M). Kesuksesan Nabi menjadi lengkap tempat-tempat suci seperti ka’bah, sumur zam-zam dan makam Nabi Ibrahim As. Dikuasai umat Islam.
Dengan demikian, pada zaman Nabi Muhammad SAW. terdapat  dua kota sebagai pusat pengembangan islam yaitu Madinah dan Mekah.
2)      Periode pertengahan (1250-1800 M)
Pada zaman pertengahan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu zaman kemunduran dan zaman tiga kerajaan besar zaman kemunduran berlangsung sekitar 250 tahun (1250-1500), dan zaman tiga kerajaan besar berlangsung selama 300 tahun (1500-1800). Kemunduran umat islam pada zaman pertengahan diawali dengan kehancuran Baghdad oleh Hulagu Khan (cucu jengis khan) fase tiga kerajaan besar berlangsung selama 300 tahun (1500-1800). Tiga kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan Utsmani di Turki (1290-1924), kerajaan Safawi di Persia (1501-1736) dan Kerajaan Mughal di India (1526-1858).
3)      Periode Modern-sekarang)
Periode modern disebut pula oleh Harun Nasution (1985:88),  sebagai zaman kebangkitan islam. Ekspedisi napoleon yang berakhir tahun 1801 membuka mata umat islam, terutama turki dan mesir, akan memundurkan dan kelemahan umat islam disamping kekuatan dan kemajuan barat. Ekspedisi napoleon di mesir memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu.
Diapun membawa dua set alat percetakan huruf latin, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah, untuk kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut/institut d’ egypte yang mempunyai  empat bidang kajian: ilmu pasti, ilmu alam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni. Selain itu diterbitkan juga majalah ilmiah yang bernama Le Courier d’egypte(Harun Nasution, 1992: 30).

D.    ISLAM SECARA KOMPREHENSIF
Studi terhadap ajaran islam secara komprehensif dan mendalam adalah sangat  diperlukan karena beberapa sebab sebagai berikut:
Pertama,  untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap islam yang didasarkan kepada alasan yang sifatnya bukan hanya normatif, yakni karena di perintahkan oleh Allah, dan bukan pula karena emosional semata-mata melainkan karena didukung oleh argumentasi yang bersifat rasional, kultural dan aktual. Yaitu argumentasi yang masuk akal, dapat dihayati dan dirasakan oleh umat manusia.
Kedua, untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa islam baik secara normatif maupun secara kultural dan rasional  adalah ajaran yang dapat membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, tanpa harus mengganggu keyakinan agama islam.
Ketiga, untuk menghindarkan citra negatif dari sebagian masyarakat terhadap ajaran islam. Menurut sebagian mereka bahwa islam disebarkan dengan pedang, islam ajaran yang menurutkan hawa nafsu, ajaran bagi orang-orang yang miskin, terbelakang, kumuh dan sebagainya.

E.     ISLAM NORMATIF DAN ISLAM AKTUAL
Islam normatif, islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif yang ada dalam Al-Qur’an, yaitu yang memandang agama dari segi ajarannya yang asli dari Tuhan yang didalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Agama terlihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari Tuhan tidak ada kekurangan sedikitpun dan tampak bersikap ideal. Secara normatif pasti benar menjunjung nilai-nilai luhur.
Islam aktual, islam yang  ada dimasyarakat merupakan upaya atau bentuk pendekatan yang dilakukan manusia dalam mengamalkan islam. Namun, islam dengan citranya yang ideal terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu lebih mengutamakan pengamatan langsung, turun kelapangan tanpa berpijak pada atau setidak-tidaknya dengan upaya membebaskan diri dari kungkungan teori-teori formal yang pada dasarnya sangat abstrak.


BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama Islam.  Pada awalnya ilmu-ilmu islam berkembang dalam bidang qiraah, tafsir dan hadis. Kemudian menyusul ilmu fikih, ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang sesuai dengan evolusi kemajuan masyarakat.
Sedangkan pada dahulu Pendidikan islam pada zaman awal dilaksanakan dimasjid-masjid. Mahmud yunus menjelaskan bahwa pusat studi islam klasik adalah mekkah dan madinah (Hijaz), Basrah dan Kufah (Irak), Damaskus dan Palestina (Syam) dan Fistat (Mesir).


DAFTAR PUSTAKA


Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003).

Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000).

Yatimun Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006).



0 komentar:

 
Top