BAB I
PENDAHULUAN
Kita
telah membicarakan peranan guru serta kelakuannya berhubung dengan peranannya itu. Yang penting ialah pengaruh kelakuannya
itu terhadap murid dalam situasi kelas serta edukatif lainnya dan sebaliknya
reaksi murid terhadap kelakuan guru itu. Dalam interaksi antara guru dengan
murid inilah terjadi proses pendidikan dan proses sosialisasi.
Dari
latar belakang diatas, maka Disini penulis akan membahas mengenai selidiki respon atau reaksi murid terhadap
berbagai tipe kelakuan guru. Yang mana peranan ini sangat penting kita pelajari
agar menambah wawasan dan pengetahuan kita.
BAB II
PEMBAHASAN
PERANAN GURU DAN KELAKUAN MURID
A. JENIS-JENIS
HUBUNGAN GURU DENGAN MURID
Hubungan guru dengan murid banyak ragamnya
bergantung pada guru,s murid serta situasi yang dihadapi. Tiap guru mempunyai
hubungan yang berbeda menurut pribadi dan situasi yang dihadapi. Untuk
mempelajarinya kita dapat berpegang pada tipe-tipe guru, misalnya guru yang otoriter yang menjaga jarak dengan murid
dan guru yang ramah, yang dekat serta akrab
dengan muridnya. Guru yang otoriter
tidak mengizinkan anak melewati batas atau jarak sosial tertentu. Guru itu tak
ingin murid menjadi akrab dengan dia.
Guru yang otoriter
ini yang mungkin dianggap kurang ramah tidak akan diajak oleh murid-murid dalam
kegiatan santai yang gembira. Murid juga tidak akan mudah membicarakan soal-soal
pribadinya dengan guru tersebut. Jadi, antara guru dan murid tidak terdapat
hubungan yang akrab. Guru seperti ini disegani, ditakuti, mungkin juga kurang
di sukai atau justru dikagumi bila ia juga memiliki sifat-sifat yang baik.
Sebaliknya guru yang ramah akan didekati oleh
murid-muridnya. Murid-murid akan suka menerima guru tersebut serta dalam
kegiatan rekreasi dan membicarakan soal-soal pribadi, namun mungkin dianggap
kurang berwibawa. Tipe guru yang murni, yang sepenuhnya otoriter atau sepenuhnya ramah tentu tidak ada. Tiap guru akan
mempunyai kedua sifat tersebut dalam taraf tertentu. Akan tetapi kedua tipe itu
dapat dijadikan pegangan yang berguna untuk menganalisis hubungan antara guru
dengan murid.
Peranan yang dijadikan oleh guru dalam hubungannya
dengan murid-muridnya akan mendekati salah satu tipe itu dalam taraf yang
berbeda-beda. Respons murid terhadap peranan guru itu merupakan faktor yang
paling utama yagn menentukan efektifitas guru. Tipe kelakuan guru tentu mungkin
lebih efektif terhadap murid tertentu. Misalnya, bagi sejumlah murid tipe guru
yang otoriter yang efektif, sedangkan
bagi murid lain tipe guru yang ramah lebih sesuai.
Ada pula klasifikasi yang lain tentang peranan guru
yakni dengan smembedakan tipe guru yang dominatif
dan yang integratif. Tipe guru yang dominatif
mendominasi atau menguasai murid, menentukan dan mengatur kelakuan murid dan
menginginkan konformitas dalam kekuatan mereka. Guru ini sering mencampuri apa
yang dilakukan murid dan dalam hal ini dapat menimbulkan konflik antara guru
dengan murid.
Sebaliknya dengan guru yang integratif membolehkan
anak didiknya untuk menentukan sendiri apakah ia suka melakukan apa yang
disarankan oleh guru. Murid-murid diajak untuk bergabung untuk berunding dan merencanakan bersama apa
yang dikerjakan atau dipelajari untuk mencapai tujuan yang ditentukan bersama.
Guru tidak akan banyak mencampuri, mengatur dan menegur pekerjaan anak, akan
tetapi membiarkannya bekerja menurut kemampuan dan cara mereka masing-masing.
Dengan demikian, terjadi integrasi atau keharmonisan guru dengan anak tanpa
menimbulkan pertentangan. Guru yang bersikap integratif ini cocok bagi
pengajaran atau kurikulum yang sekarang ini digunakan.
B. REAKSI
MURID TERHADAP PERANAN GURU
Proses pendidikan banyak terjadi dalam interaksi
sosial antara guru dengan murid. Sifat interaksi ini banyak bergantung pada
tindakan guru yang ditentukan antara lain oleh tipe peranan guru. Bagaimanapun
reaksi murid terhadap peranan guru dapat diketahui dari ucapan murid tentang guru
itu. Tentang hal ini telah dilakukan sejumlah penelitian.
Frank Hart pada tahun 1934 menanyakan kepada
sejumlah 10.000 siswa Sekolah Menengah Atas guru yang paling mereka sukai dan
apa penyebab mereka menyukainya. Alasan yang paling banyak dikemukakan oleh
siswa adalah guru disukai bila ia berperilaku kemanusiaan, bersikap ramah,
bersahabat. Sifat-sifat yang dihargai murid-murid itu sesuai dengan gambaran
guru yang demokratis. Ternyata bahwa guru yang paling disukai itu kebanyakan
juga termasuk guru yang terbaik dalam hal mengajar.
Pada umumnya, guru yang disenangi ialah guru yang sering
dimintai nasihatnya oleh murid, yang mau diajak bercakap-cakap dalam suasana
yang menggembirakan, tidak menunjukan superioritasnya dalam pergaulan
sehari-hari dengan murid selalu ramah, selalu berusaha memahami anak didiknya.
Sebaliknya, guru tidak disukai apabila ia sering marah dikelas, tak pernah
ketawa, suka menyindir, tak mau membantu anak dalam kesulitan.
C. HUBUNGAN
ANTARA HASIL BELAJAR MURID DENGAN KELAKUAN GURU
Untuk menilai efektifitas guru dalam mengajar dapat
diminta pendapat penilik sekolah, Kepala sekolah, dan juga murid. Dapatkah
penilaian oleh murid dapat dipercaya? Apakah guru disukai murid juga guru yang
pandai mengajar dan pandai menyampaikan pengetahuan, sikap serta keterampilan
kepada murid?
Dalam suatu penelitian ternyata bahwa pertambahan
pengetahuan murid dalam pelajaran rendah korelasinya dengan taraf disukainya
guru itu oleh murid. Jadi, guru yang disukai yang ramah, yang suka bergaul
dengan muridnya dalam kegiatan rekreasi, yang sering dimintai nasihatnya
mengenai soal-soal pribadinya, ternyata bukan guru yang efektif dalam
menyampaikan ilmunya kepada siswanya.
D. KELAKUAN
MURID BERHUBUNGAN DENGAN KELAKUAN GURU
Kita dapat mengamati kelakukan anak dalam kelas dan
mencoba melihat hubungannya dengan tindakan guru. Tak semua perbuatan anak
diakibatkan perbuatan guru. Juga tidak selalu mudah dipastikan bahwa kelakuan
anak ada hubungannya dengan kelakuan guru. Kelakuan guru yang sama mungkin
berbeda pengaruhnya terhadap siswa. Bila
kita ambil tipe guru yang dominatif dan integratif, maka kelakuan guru dapat
kita klasifikasikan sebagai berikut diantaranya adalah:
1.
Dominasi
guru dengan menimbulkan konflik
2.
Dominasi
guru tanpa menimbulkan konflik
3.
Dominasi
guru dengan mengakibatkan adanya kerjasama dikalangan murid
4.
Integrasi
tanpa bukti adanya kerjasama
5.
Integrasi
dengan adanya tanda kerjasama.
Kelakuan anak
dalam kelas yang kita amati dapat berupa beberapa hal diantaranya adalah:
1.
Perbuatan
yang menunjukan ketegangan, rasa cemas yang tampak pada anak SD dengan mengisap
jari, menarik-narik rambut
2.
Perbuatan
yagn tak bertalian dengan pelajaran seperti melihat-lihat skedepan dan kekiri
kekanans
3.
Bercakap-cakap
atau berbisik-bisik dengan anak lain
4.
Main-main
dengan sesuatu
5.
Mematuhi
apa yang disuruh lakukan oleh guru
6.
Tidak
mematuhi perintah guru, melakukan sesuatu yang mengganggu pelajaran.
Dominasi guru
tak selalu berhasil untuk mencapai kepatuhan sepenuhnya, bahkan dapat
menimbulkan konflik atau tantangan sekalipun dalam bentuk yang tersembunyi.
Selain itu, dominasi guru terhadap murid dapat menimbulkan dominasi murit
terhadap murid-murid yang lain yang lebih lemah. Khususnya anak yang paling
banyak didominasi oleh guru cenderung untuk menunjukan kekuasaannya terhadap anak-anak
lain sebagai kompensasi.
Berdasarkan
studi itu, dapat dikemukakan beberapa hipotesis
yang sebagai berikut:
1.
Guru
yang dominatif dalam kelas akan menghadapi murid-murid yang tidak menunjukan
sikap kerjasama
2.
Murid-murid
di bawah pimpinan guru-guru yang dominatif juga akan bersikap dominatif
terhadap murid-murid lain
3.
Guru-guru
yang integratif atau koperatif dalam hubungannya dengan murid akan menimbulkan sikap
kerjasama pada muridnya, baik terhadap guru maupun terhadap murid lainnya.
E. PERANAN
GURU DALAM MASYARAKAT DAN RESPONS MURID
Apakah hubungan antara kegiatan guru dalam
masyarakat dengan prestasi murid? Bagaimana reaksi murid terhadap partisipasi
guru dalam masyarakat? Guru hendaknya mengenal masyarakat agar dapat berusaha
menyesuaiakn pelajaran dengan keadaan masyarakat sehingga relevan. Para siswa
tidak begitu menghiraukan ada tidaknya partisipasi guru dalam berbagai kegiatan
masyarakat.
Guru yang baik mereka menilai berdasarkan
kemampuannya mengajar, sikapnya terhadap murid akan tetapi tidak dikaitkan dengan
banyaknya kesibukan guru dalam masyarakat. Juga tidak kelihatan bukti-bukti
bahwa guru yang turut serta dalam berbagai kegiatan masyarakat meninggalkan
kemampuannya mengajar sehingga mempertinggi prestasi belajar murid.
Bahkan ada kemungkinan partisipasi guru dalam
berbagai kegiatan diluar sekolah akan mengurangi waktu dan perhatiannya untuk
murid dan dengan demikian, merugikan murid dan sekolah.
F. PERANAN
GURU LAINYA DISEKOLAH DAN RESPONS MURID
Disekolah, guru dapat memegang berbagai peranan
selain mengajar yakni sebagai kepala sekolah, pembimbing OSIS, koordinator
bidang studi, piket dan lain sebagainya. Kepala sekolah pada umumnya lebih
dihormati dan disegani oleh murid-murid, mungkin karena otoritasnya yang lebih
besar, juga karena ia mempunyai wewenang, pengalaman dan usia yang lebih
banyak.
Kecuali sebagai kepala sekolah guru-guru tidak
mendapat penghargaan khusus atas peranan dan tugas-tugas tambahan. Dalam
prestasi belajar anak tidak ada pengaruh peranan tambahan yang dipegang oleh
guru. Namun masih perlu penelitian tentang pengaruh berbagai peranan tambahan
guru yang memberikan kesempatan yang lebih luas kepada guru untuk berinteraksi
dengan murid-muridnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa respon anak terhadap
setiap guru berbeda-beda karena bergantung pada berbagai faktor antara lain
pribadi guru itu sendiri, tanggapannya terhadap peranannya, pribadi anak dengan
latar belakangs pendidikannya dalam keluarga, usia anak, masyarakat dengan
konsep serta penghargaan mereka atas pendidikan dan peranan guru, adat
istiadat, suasana sekolah dan kelas, struktur dan golongan sosial murid, dan
sebagainya.
Kita
dapat mengklasifikasikan guru dalam dua tipe yaitu yang bersifat
otoriter-dominatif dan yang demokratis-integratif. Besarnya klasifikasi
itu dapat kita kumpulkan data tentang
respons murid terhadap tiap tipe guru. Sikap anak mungkin juga dipengaruhi oleh
sikap orang tua terhadap sguru dan suasana dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2011).
0 komentar:
Post a Comment