BAB I
PENDAHULUAN
Menurut
islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup
seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung
seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang. Kedudukan tersebut secara tidak
langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dengan hidup dan kehidupan umat manusia.
Dalam
hal ini Dewey berpendapat bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan
hidup (a necessity of life) salah
satu fungsi sosial (a social function)
sebagai bimbingan (as direction), sebagai
sarana pertumbuhan (as means of growth),
yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup, lewat
transmisi baik dalam bentuk informal, maupun nonformal. Bahkan lebih jauh Lodge mengatakan bahwa : Pendidikan dan
proses hidup dan kehidupan manusia itu berjalan serentak, tidak terpisah satu
sama yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
ARTI DAN RUANG
LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. ARTI
DARI FILSAFAT, PENDIDIKAN DAN ISLAM
Filsafat menurut Sutan Zanti Arbi (1988) berasal dari kata
benda Yunani Kuno philosophia yang
secara harpiah bermakna “kecintaan akan kearifan”.makna kearifan melebihi
pengetahuan, karena kearifan mengharuskan adanya pengetahuan dan dalam kearifan
terdapat ketajaman dan kedalaman. Sedangkan John S. Brubacher (1962)
berpendapat filsafat dari kata Yunani filos
dan sofia yang berarti “cinta
kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan”.[1]
Secara istilah, filsafat mengandung banyak pengertian sesuai
sudut pandang para ahli bersangkutan, diantaranya:
1.
Mohammad
Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat sebagai aktifitas berfikir
murni atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam segala
sesuatu
2.
Menurut
Hasbullah Bakry (dalam Prasetya, 1997) filsafat
adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap
manusia itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu[2].
Kajian dan telaah filsafat memang sangat luas,
karena itu filsafat merupakan sumber pengetahuan. Namun paling tidak, ada 2 hal
pokok yang dapat kita mengerti dari istilah filsafat, yaitu: Pertama, aktivitas berfikir manusia
secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap sesuatau baik mengenai
ketuhanan, alam semesta maupun manusia itu sendiri guna menemukan jawaban
hakikat sesuatu itu. Kedua, ilmu
pengetahuan yang mengkaji, menelaah atau menyelidiki hakikat sesuatu yang
berhubungan dengan ketuhanan, manusia dan alam semesta secara menyeluruh,
mendalam dan spekulatif dalam rangka memperoleh jawaban tentang hakikat sesuatu
itu yang akhirnya temuan itu menjadi pengetahuan[3].
Pendidikan
adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar
menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun
segala sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya. Ikhtiar
mendewasakan mengandung makna sangat luas, transfer pengetahuan dan
keterampilan, bimbingan dan arahan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan
pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya.
Demikian
pula peserta didik, tidak hanya diartikan manusia muda yang sedang tumbuh dan
berkembang secara biologis dan psikologis tetapi manusia dewasa yang sedang
mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu guna memperkaya kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan dirinya juga dukualifikasikan sebagai peserta
didik.
Hadari
Nawawi (1988) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan
redaksi yang berbeda, Hasan Langgulung (1986) mengartikan pendidikan sebagai
usaha untuk mengubah dan memimndahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu
dalam suatu masyarakat.
Islam
menurut Harun Nasution (1979) adalah segala agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam
adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam
rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah,
sesama manusia dan dengan alam semesta[4].
B. PENGERTIAN
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Berdasarkan pemikiran dan bahasan di atas, maka Filsafat
Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam
rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem
Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari sisi lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan mendalam kandungan
makna dan nilai-nilai al-Qur’an/al-Hadis guna merumuskan konsep dasar penyelenggaraan
bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik agar menjadi manusia dewasa
sesuai tuntunan ajaran islam[5].
Menurut Zuhairini, dkk (1955) Filsafat Pendidikan Islam
adalah studi tentang pandangan filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam islam
terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat
Pendidikan Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode
dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat islam
yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan
pendidikan umat Islam.
Sedangkan Abuddin Nata (1997) mendefinisikan Filsafat
Pendidikan Islam sebagai suatu kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang
terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadis
sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli khususnya filosof muslim sebagai
sumber sekunder. Selain itu, Filsafat Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata
suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara mendalam,
sistematik, radikal dan universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti
masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode dan lingkungan dengan
menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar acuannya.
Tanpa mempersoalkan apakah Filsafat Pendidikan Islam itu
sebagai aktifitas berfikir mendalam, menyeluruh dan spekulatif atau ilmu
pengetahuan yang melakukan kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai
masalah-masalah pendidikan dari sumber wahyu Allah, baik al-Qur’an maupun
al-Hadis, paling tidak terdapat 2 hal pokok yang patut diperhatikan dari
pengertian Filsafat Pendidikan Islam:
1.
Kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap kandungan al-Qur’an/al-Hadis dalam
rangka merumuskan konsep dasar pendidikan islam. Artinya, Filsafat Pendidikan
Islam memberikan jawaban bagaimana pendidikan dapat dilaksanakan sesuai sengan
tuntunan nilai-nilai Islam. Misalnya saja ketika muncul pertanyaan bagaimana
aplikasi pendidikan Islam menghadapi peluang dan tantangan millenium II, maka
Filsafat Pendidikan Islam melakukan kajian mendalam dan menyeluruh, sehingga
melahirkan konsep pendidikan islam yang akan diaktualisasikan di era millenium
III.
2.
Kajian
menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka mengatasi berbagai probelam
yang dihadapi pendidikan islam. Misalnya ketika suatu konsep pendidikan islam
diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada berbagai problema, maka ketika itu
dilakukan kajian untuk mengatasi berbagi problema tadi. Aktivitas melakukan
kajian menghasilkan konsep dan prilaku mengatasi problem pendidikan islam tersebut merupakan makna dari Filsafat
Pendidikan Islam.
Sebenarnya antara kajian mendalam,
menyeluruh dan spekulatif merumuskan konsep dasar pendidikan islam dengan
pikiran mengatasi problematika pendidikan Islam sulit untuk dapat dipisahkan
secara tegas, sebab ketika suatu problem pendidikan islamdipecahkan melalui
hasil sebuah kajian mendasar menyeluruh,
maka hasil tersebut sesungguhnya menjadi konsep dasar pelaksanaan
pendidikan islam selanjutnya.
Sebaliknya ketika suatu rumusan
pemikiran pendidikan islam dibuat, misalnya konsep pendidikan di era
globalisasi yang penuh persaingan kualitatif maka sebetulnya konsep yang
dihasilkan tadi merupakan antisipatif menghadapi problem pendidikan islam di
era millenium III yang di tandai globalisasi informasi dan persaingan
kualitatif[6].
Perpaduan
antara agama dan akal fikiran membuat kita untuk menjelaskan persoalan khusus
(misalnya tentang universalisme), pemikiran pengakuan, dan menjawab
keberatan-keberatan utama yang ditujukan pada solusi Aristotealismenya, yaitu
dengan menyempurnakan metode skolastiknya[7].
C. RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM
Pemikiran dan kajian tentang
Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3 hal pokok, yaitu: penelaahan tentang
filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang islam. Karena itu, setiap orang
yang berminat dan menerjunkan diri dalam dunia Filsafat Pendidikan Islam seharusnya
memahami dan memiliki modal dasar tentang filsafat, pendidikan dan Islam.
Kajian dan pemikiran mengenai
pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang sangat luas dan menyeluruh
bahkan seluruh aspek kebutuhan dan/atau kehidupan umat manusia, khususnya umat
islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan
Pendidikan Islam, maka tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia.
Karena tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya dalam rangka mencapai tujuan
hidup umat manusia, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan islam sebetulnya
sama dengan tujuan hidup umat manusia.
Menurut Ahmad D. Marimba (1989)
sesungguhnya tujuan pendidikan islam identik dengan tujuan hidup setiap muslim. Sebagai contoh, firman Allah dalam
surah Ali Imran ayat 102:
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qãYtB#uä
(#qà)®?$#
©!$#
¨,ym
¾ÏmÏ?$s)è?
wur
¨ûèòqèÿsC
wÎ)
NçFRr&ur
tbqßJÎ=ó¡B
ÇÊÉËÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Q.S. Ali Imran:
102).
Ayat ini menggambarkan tujuan hidup
umat manusia Islam yang harus mencapai derajat ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu
harus senantiasa melekat dalam kehidupan umat manusia hingga akhir hayatnya.
Filsafat Pendidikan Islam merumuskan tujuan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan hidup umat manusia. Bila tujuan hidup umat islam untuk mencapai derajat
ketaqwaan yang sempurna sebagaimana disebutkan di atas, maka tujuan pendidikan
islam yang dirumuskan Filsafat Pendidikan Islam tentu pembinaan peserta/anak
didik rangka menjadi manusia muttaqin.
Dengan demikian, mewujudkan
ketaqwaan dalam diri setiap individu umat islam guna mencapai posisi manusia
muttaqin selain menjadi tujuan hidup setiap muslim sekaligus pula menjadi
tujuan akhir pendidikan Islam [8].
Dari beberapa uraian tadi dapat
diketengahkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan
Islam bertumpu pada pendidikan islam itu sendiri, baik menyangkut
rumusan/konsep dasar pelaksanaan maupun rumusan pikiran antisipatif mengatasi
problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Islam.[9].
Dimana arah dan ruang lingkup
Filsafat Pendidikan Islam mempunyai dua orientasi; objektif teoritis dan
objektif praktis. Orientasi pertama menghendaki penelitian agama agar bersifat
murni dan teoritis melalui bidang-bidang berikut:
1. Tradisi agama yang mencakup
sumber-sumber ajaran agama yang diyakini sebagai sumber kebenaran abadi.
2. Bidang yang mencakup dasar-dasar
eksistensi agama yang dapat dilakukan dengan pendekatan teologis
3. Bidang yang menyangkut prilaku
kegamaan dan aturan-aturan agama yang mengatur bagaimana pemeluk agama harus
berrilaku sesuai dengan ajaran agamanya.
4. Bidang eksperimen atau pengalaman
keagamaan, baik pengalaman pribadi maupun masyarakat penganut agama[10].
BAB III
KESIMPULAN
Filsafat
adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap
manusia itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu. Pendidikan adalah
ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi
manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun segala
sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya.
Islam
adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam
rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah,
sesama manusia dan dengan alam semesta. Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas befikir
menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan
dan/atau mengatasi berbagai problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan
makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin
Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).
Beavers Tedd, Paradigma Filsafat Pendiikan Islam, (Jakarta: Riora Cipta, 2001).
Praja Juhaya, Filsafat
dan Metodologi Ilmu dalam Islam, (Jakarta: Teraju, 2002).
Syar’I
Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005).
Tafsir
Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2010).
Zuhairini,
Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).
0 komentar:
Post a Comment