BAB I
PENDAHULUAN
Jika kita berbicara mengenai
pendidikan, maka kita tidak bisa terlepas dari yang namanya lingkungan tempat
pendidikan berlangsung. Disini lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap
anak didik. Islam yang mengakui bahwa fitrah (potensi) manusia itu merupakan
dua hal yang saling bertentangan satu yang lainya. Yaitu fitrah berbuat baik
dan fitrah berbuat jahat. Dalam kondisi demikian lingkungan merupakan sarana
untuk mengembangkan fitrah tersebut[1].
Apabila lingkungan yang melatarbelakangi
perkembangan anak didik itu telah kondusif dalam mengembangkan fitrah (potensi)
secara maksimal, maka akan terjadi perkembangan yang positif. Apabila
lingkungan yang melatarbelakangi perkembangan anak didik itu destruktif dalam
mengembangkan fitrah (potensi) itu, maka akan terjadi sebaliknya. Adapun
lingkungan dalam pendidikan Islam bermacam-macam yang mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda pula. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara detail dalam
makalah berikut ini.
BAB II
PEMBAHASAN
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. DEFINISI LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM
Dalam
arti luas,
lingkungan adalah semua yang mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan adalah
segala sesuatu yang tampak dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang.[2]
Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam
yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang
mempunyai hubungan dengan seseorang.
Menurut
Sartain (seorang ahli psikologi Amerika), bahwa lingkungan adalah
meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku manusia, pertumbuhan, perkembangan, kecuali gen-gen.
Sedangkan pendapat lain, bahwa di dalam lingkungan tidak hanya terdapat
sejumlah factor pada suatu saat, melainkan terdapat pula factor-faktor yang
lain yang banyak jumlahnya, yang secara potensial dapat mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku.[3]
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada disekitar kita yang mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal, adat istiadat dan lain-lain yang senantiasa berkembang dan dapat
mempengaruhi tingkah laku manusia, pertumbuhan, perkembangan, kecuali gen-gen.
Disini digambarkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor dari
faktor-faktor pendidikan yang ada yang sangat penting. Karena lingkungan sangat
berpengaruh kepada anak didik, baik itu lingkungan yang baik ataupun lingkungan
yang tidak baik. Lebih-lebih lingkungan yang kurang baik yang mudah
mempengaruhi anak didik.
Untuk
itu bagi seorang pendidik diharuskan untuk selalu memperhatikan aspek
lingkungan dalam mendidik anak didiknya, agar nantinya anak didik tidak berada
dalam lingkungan yang kurang baik yang dapat mempengaruhi kepribadianya. Bahkan
para ahli sosial berpendapat bahwa perbaikan lingkungan menjadi syarat mutlak
untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.[4] Karena suatu pendidikan akan dikatakan
berhasil jika semua tujuan-tujuan yang ada di dalamnya dapat tercapai.
B. KLASIFIKASI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1.
Keluarga
Keluarga
merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan didalamnya bersifat khas dan intim.[5]
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa keluarga merupakan sebuah ikatan
laki-laki dan wanita berdasarkan hukum atau undang-undang perkawinan yang sah.
Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia bahwa kelurga didefinisikan sebagai
semua orang seisi rumah, baik itu ayah, ibu, anak, sanak saudara ataupun
kerabat.[6]
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan sebuah
lembaga yang terdapat ikatan laki-laki dan wanita berdasarkan hukum atau
undang-undang perkawinan yang sah yang pergaulan didalamnya bersifat khas dan
intim. Dalam keluarga juga dapat melahirkan anak-anak yang nantinya dapat
menyebabkan terjadinya interaksi pendidikan. Para ahli didik umumnya menyatakan pendidikan dilembaga ini
merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena di
lembaga inilah anak mendapatkan pendidikan yang pertama kalinya. Disamping itu
pendidikan disini mempunyai pengaruh terhadap kehidupan peserta didik kelak
kemudian hari. Dasar-dasar perilaku, sikap hidup dan berbagai kebiasaan ditanamkan
sejak dini dalam lingkungan keluarga, sehingga semua dasar yang menjadi
landasan bagi pengembangan pribadinya tidak mudah berubah.[7]
Adapun
anggota-anggota keluarga yang berperan dalam pendidikan anak adalah sebagai
berikut:
1.
Peranan
Ibu
2.
Peranan
ayah
3.
Peranan
kakek/nenek, dan
4.
Peranan
saudara
5.
Peranan
pembantu rumah tangga.
Pendidikan keluarga menjadi dasar,
sehingga pendidikan dalam keluarga menjadi sangat penting bagi anak didik. Comenius
seorang ahli didaktik terbesar pun dalam bukunya menekankan betapa
pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang.[8]
Oleh sebab itu peranan orang tua menjadi sangat penting dalam penentuan
keberhasilan proses pendidikan dalam keluarga. Di sini kasih sayang orang tua
menjadi sangat penting bagi pertumbuhanya. Karena kekurangan kasih sayang
seorang anak menjadi keras kepala, sulit diatur dan lain-lain. Tapi sebaliknya
jika berlebihan akan menjadikan anak manja, penakut dan tidak cepat mandiri.[9]
Di samping itu orang tua juga dituntut untuk memberikan
pengajaran-pengajaran yang baik kepada anak, terutama masalah agama. Karena
agam merupakan landasan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim: 6).[10]
Maka jika orang tua tidak pandai mendidik
dan memelihara anak, akhirnya anak akan terjerumus kelembah kenistaan. Maka
orang tua akan menerima akibatnya baik dalam kehidupan didunia, apalagi
akhirat.
2.
Sekolah
Dalam
kamus bahasa Indonesia adalah suatu bangunan ataupun lembaga untuk belajar dan
memberi pelajaran menurut tingkatanya. Sedangkan dalam pengertian lain
disebutkan bahwa sekolah adalah pendidikan formal, mempunyai jenjang dan dibagi
dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi.[11]
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan setelah keluarga mempunyai peranan yang sangat
penting. Pada waktu anak-amak menginjak umur 6-7 tahun, perkembangan intelek,
telah meningkat sedemikian rupa, sehingga mereka telah mampu untuk mempelajari
ilmu-ilmu yang ada di sekolah. Seperti matematika, Bahasa dan lain sebagainya.
Dan keluarga umumnya tidak mampu untuk mengajarkanya. Dan disinilah sekolah
sudah diatur untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Sekolah
sebagai tempat rujukan merupakan sumber ilmu dan bekal tempat menimba ilmu
pengetahuan. Manakala sumbernya jernih dan bekalnya tersedia, lagi bergizi dan
yang memberi minum adalah orang yang pandai lagi cerdas, maka kebutuhan pokok
para pengunjungnya akan terpenuhi. Para pengunjungnya akan memperoleh siraman
yang dapat mengembangakn akal serta wawasan berfikir. Selain itu dapat
menyuburkan bakat mereka, serta dapat menampilkan kemampuan secara optimal[12].
3.
Masyarakat
Lingkungan
masyarakat ialah lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak
sesuai dengan keberadaanya. Lingkungan ini akan memberikan pengaruh yang sangat
berarti dalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat.
Karena di dalam keluarga masih banyak kekurangan dan keterbatasan untuk
melakukan pendidikan maka dalam masyarakat bisa didapatkan. Di sini pendidikan
dalam masyarakatakan berfungi sebagai:[13]
1) Pelengkap (complement)
Ialah kegiatan
pendidikan yang berorientasi melengkapi kemampuan, ktrampilan, kognitif maupun
performans seseorang, sebagai akibat belum mantabnya atas apa yanga ia terima
dalam sekolah ataupun keluarga.
2) Pengganti (subtitute)
Ialah
menyediakan pendidikan yang berfungsi sama dengan lembaga pendidikan formal di
sekolah.
3) Tambahan (supleement)
Ialah lingkungan masyarakat mampu
menyediakan pendidikan yang sudah ada pada lembaga formal, akan tetapi kurang
mendalam dan di sinilah bisa didalaminya.[14]
4.
Hubungan
Timbal Balik Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Setelah
kita lihat ketiga macam tanggung jawab dan pembinaan pendidikan yang dilakukan
oleh keluarga, sekolah dan masyarakat, nampaknya adanya kesamaan rasa tanggung
jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan ini. Mereka secara tidak
langsung telah mengadakan kerjasama yang erat didalam praktek pendidikan. [15]
Kerjasama
yang erat itu tampak pada hal-hal berikut. Orang tau anak meletakan dasar-dasar
pendidikan dirumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian,
nilai-nilai luhur moral dan agam sejak kelahiranya. Kemudian dilanjutkan dan
dikembangkan dengan berbagai materi pendidikan berupa ilmu dan ketrampilan yang
dilakukan oleh sekolah. Orang tua menilai dan mengawasi hasil didikan sekolah
dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pendidikan di masyarakat ikut pula
mengontrol, menyalurkan, membina serta meningkatkanya. Hal ini berlangsung
sedemikian rupa karena masyarakat adalah lingkungan pemakai (the user) dari
produk pendidikan yang diberikan oleh keluarga dan skolah.
Dari
ulasan diatas dapat dianalisis bahwa proses pendidikan yang dilakukan oleh
ketiga lingkungan ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Secara mental
spiritual dasar-dasar pendidikan diletakan oleh keluarga dan secara akademik
konseptual dikembangkan oleh sekolah, sehingga perkembangan semakin terarah.
Kemudian hasil dari pendidikan kedua ini digunakan oleh masyarakat sebagai
pemakai. Di sini dapat dilihat betapa eratnya kerjasama yang terpadu dari
ketiga macam lingkngan pendidikan untuk membawa anak kepada tujuan bersama,
yaitu membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik dalam beragama,
berbangsa dan bernegara.[16]
C.
PENGARUH KELUARGA, SEKOLAH DAN
MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
1.
Pengaruh
keluarga dalam Pendidikan
Suatu
keluarga merupakan bentuk masyarakat mini dan merupakan komponen dari
masyarakat dalam arti yang sesungguhnya. Lingkungan kelurga merasa bertanggung
jawab atas kelakuan, pembentukan watak, kesehatan, pendeknya atas pendidikan
seluruhnya. Lingkungan ini selalu bertanggung jawab atas hal ini dimanapun
anak-anak itu berada.
Sumbangan
keluarga terhadap pendidikan anak tak terkira banyaknya, misalnya waktu kecil
kita sudah dilatih menolong, mengasihi sesama manusia dan sebagainya. Kita
belajar berkorban, kita berbuat baik kepada orang. Kita juga belajar sabar,
saling menghargai dan lain sebagainya. Di samping itu dalam keluarga juga
diajarkan kebiasaan-kebiasaan baik tentang kesehatan, makanan dan tingkah laku.[17]
Jadi
dalam lingkungan ini diajarkn berbagai hal yang fundamentsebagai bekal
anak dalam menapaki kehidupan kelak. Karena itu orang-orang yang berperan
disini khususnya orang tua harus benar-benar menjadikan lingkungan keluarga
sebagai lingkungan yang baik agar nantinya akan menghasikan output yang
baik, yaitu output yang berakhlakul karimah.
2. Pengaruh Sekolah dalam Pendidikan
Sekolah
adalah tempat mengajar dan mendidik anak-anak. Sekolah juga mempunyai
peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh murid-murid. Disini sekolah
mempunyai tujun yang pokok untuk mendidik anak guna mencerdaskan anak bangsa,
sehingga nantinya mereka dapat menjadi insan yang bermanfaat dalam
masyarakat.[18]
Tugas
sekolah bukan semata-mata mengajarkan anak membaca, menulis dan berhitung,
melainkan tugasnya adalah mempersiapkan anak-anak untuk mengisi kebutuhan
masyarakat tempat tinggalnya. Untuk itu kepada anak didik sekolah
memperkenalkan yang namnya tata krama, peraturan dan disiplin sekolah. Kalau
kita lihat dari segi lain, pengadaan sekolah tersebut ditunjukan kepada:
1)
Penyediaan
tenaga kerja yang merupakan “human resource” dalam rangka memenuhi
tantangan dan tuntutan zaman yang selalu berubah
2)
Membina
masyarakat sesuai dengan yang diinginkan.
Maka jelaslah bahwa sekolah
merupakan suatu wadah yang perlu menyediakan dan melakukan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Akan tetapi bukan berarti mengabaikan
salah satu fungsi sekolah guna mencetak manusia yang berakhlakul karimah. Maka
dari itu di sekolah diajarkan tentang kebaikan-kebaikan dan semua yang
berkenaan dengan tingkah laku yang sesuai dengan agama.
3. Peranan Masyarakat dalam Pendidikan
Masyarakat
sebagai pusat pendidikan ketiga disamping lingkungan keluarga dan sekolah.
Menurut pengklasifikasian Philip H. Coombs, pendidikanya termasuk kepada
pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah. Dengan kata lain pendidikan
dalam masyarakat sebagai bagian integral pendidikan Nasional mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan kepada masyarakat diluar sekolah[19].
Jika
kita kembali kepada lingkungan masyarakat, sebenarnya di dalam masyarakat itu
tidak ada pendidikan. Di dalam masyarakat yang ada hanyalah pengaruh dari
masyarakat itu. Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ada yang bersifat positif
dan ada pula yang bersifat negatif terhadap pendidikan anak. Yang dimaksud dengan pengaruh
positif adalah segala sesuatu yang memberi pengaruh baik terhadap pendidikan
dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang
baik dan berguna. Baik itu berguna bagi diri sendiri maupun berguna bagi
kehidupan bersama. Sedangkan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala pengaruh
yang menuju kehal-hal yang tidak baik atau merugikan. Baik itu merugikan diri
sendiri ataupun orang lain.
Maka
jelaslah peran masyarakat dalam pendidikan begitu penting, karena masyarakat
dapat memberi pengaruh kepada anak didik, baik itu pengaruh positif ataupun
negatif. Maka hendaknya anak didik selalu diberi pengawasan yang intens supaya
tidak terpengaruh lingkungan yang negatif.
BAB III
KESIMPULAN
Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada disekitar kita yang mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat dan lain-lain yang senantiasa berkembang dan dapat mempengaruhi
tingkah laku manusia, pertumbuhan, perkembangan, kecuali gen-gen. Disini
digambarkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor dari faktor-faktor
pendidikan yang ada yang sangat penting. Karena lingkungan sangat berpengaruh
kepada anak didik, baik itu lingkungan yang baik ataupun lingkungan yang tidak
baik. Lebih-lebih lingkungan yang kurang baik yang mudah mempengaruhi anak
didik. Adapun lingkungan dalam pendidikan Islam secara umum ada 3:
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan sekolah, dan
- Lingkungan masyarakat
Adapun dari ketiga lingkungan diatas
semuanya punya pengaruh dan saling berhububgan dalam pendidikan. Keluarga
sebagai peletak dasar-dasar pendidikan dirumah tangga, terutama dalam segi
pembentukan kepribadian, nilai-nilai luhur moral dan agam sejak kelahiranya.
Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan berbagai materi pendidikan berupa
ilmu dan ketrampilan yang dilakukan oleh sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Ahmadi, Ilmu Pendidikan 1, (Semarang: CV Toha Putra, 1977).
A. Muri
Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986).
Departemen
Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Jumanatul ‘Ali-Art,
2004).
Fuad
Ihsan, Dasar-Dasar kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008).
Hery Noer
Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999).
Khoiron
Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004).
Muhammad
Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani,
2006).
Muhammad
Ali Quthb, Sang Anak dalam Naungan Pendidikan Islam, (Bandung: CV Diponegoro,
1993).
Muhammad Sutiyono,
Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta 2009).
M. Ngalim
Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995).
Zakiah
Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000).
Zahara
Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1987).
0 komentar:
Post a Comment