Nama                      : DESI MARDIANA
NPM                      : 12240005
Mata Kuliah            : Bahasa Indonesia
Prodi                      : Tadris Bahasa Inggris
Semester                 : II (Dua)
Buku Referensi       : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar
                                Evaluasi Pendidikan,Edivi Revisi, Jakarta:
                                Bumi Aksara, 2012.
 

RESUME BAHASA INDONESIA
TUJUAN INSTRUKSIONAL


A.     BERMACAM-MACAM TUJUAN PENDIDIKAN
Cita-cita bangsa Indonesia adalah terbentuknya manusia Pancasila bagi seluruh warga negaranya. Tujuan pendidikannya telah disejajarkan dengan cita-cita tersebut. Semua institusi atau lembaga pendidikan harus mengarahkan segala kegiatan disekolahnya bagi pencapaian tujuan itu. Inilah yang disebut dengan tujuan umum pendidikan yang secara eksplisit tertera pada Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Semua aparatur pemerintah termasuk petugas-petugas pendidikan, harus terlebih dahulu memahami makna dari rumusan tersebut dan menerjemahkan nya dalam bentuk rumusan tujuan yang sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga tersebut. Inilah yang disebut dengan tujuan instruksional. Tujuan ini sudah khusus diperuntukan bagi tujuan penyelenggaraan sekolah atau institusi ini. Semua tujuan pendidikan sekolah harus berkiblat kepada tujuan umum atau tujuan pendidikan nasional yang telah disebut.
Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai frame of reference untuk selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan instruksional.  Kegiatan-kegiatan yang muncul dalam pola kesamaan pendidikan, didasarkan pada rumusan tujuan pendidikan nasional ini. Sedangkan materinya perlu diisi dari hasil studi empiris tentang harapan-harapan masyarakat mengenai kemampuan pengetahuan dan sikap yang harus dimiliki oleh para lulusan. Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari penjabaran tujuan umum menjadi tujuan instruksional, adalah perumusan lain telah disiapkan oleh para ahli bidang studi, sebagai penanggung jawab program kurikuler. Tujuan dari kurikuler ini adalah tujuan yang dirumuskan untuk masing-masing bidang studi.
B.     TUJUAN INSTRUKSIONAL (INSTRUCTIONAL OBJECTIVES)
Materi sesuatu bidang studi tidak mungkin menjadi milik kita, tanpa dipelajari telebih dahulu, baik dipelajari sendiri maupun diajarkan oleh guru. Proses atau kegiatan mempelajari materi ini terjadi dalam saat terjadinya situasi belajar mengajar atau pengajaran (instruksional). Dari perkataan pengajran atau instruksional  inilah maka timbul istilh tujuan instruksional. Yaitu tujuan yang menggambarkan  pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur.
Ada dua (2) macam tujuan instruksional  diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
2.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Pembedaan atas dua macam tujuan ini didasarkan atas luasnya tujuan yang akan dicapai sehingga apabila dibandingkan akan terlihat seperti dibawah ini:



 







Dalam pembaruan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia sekarang ini, setiap guru dituntut untuk menyadari tujuan dari kegiatannya mengajar dengan titik tolak kebutuhan siswa. Oleh karena itu, dalam merancang sistem belajar yang akan dilakukannya, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tujuan instruksional. Dengan tujuan instruksional:
1.      Guru mempunyai arah untuk:
a.       Memilih bahan pelajaran
b.      Memilih prosedur (metode) mengajar.
2.      Siswa mengetahui arah belajarnya
3.      Setiap guru mengetahui batas-batas tugas dan wewenangnya mengajarkan suatu materi sehingga diperkecil kemungkinan timbulnya celah atau saling menutup  antara guru.
4.      Guru mempunyai patokan dalam mengadakan penilaian kemajuan belajar siswa.
5.      Guru sebagai pelaksana dan petugas-petugas pemegang kebijaksanaan (decision maker) mempunyai kriteria untuk mengevaluasi kualitas maupun efisiensi pengajaran.

C.     MERUMUSKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL
Telah disebutkan bahwa tujuan instruksional adalah tujaun yang menyatakan adanya sesuatu yagn dapat dikerjakan atau dilakukan oleh siswa setelah pengajaran. Jadi, sebelum adanya pengajaran, siswa dapat mempunyai kemampuan untuk mengerjakan ataupun melakukannya.
Pada pelaksanaan sistem-sistem baru misalnya sistem pengajaran dengan modul atau sistem yang menggunakan strategi belajar tuntas, tujuan instruksional ini sudah diketahui oleh siswa sebelum pelajaran mulai. sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam ketentuan yang tertera dalam KTSP tersebut, tujuan pendidikan tidak lagi menggunakan istilah-istilah lama seperti Tujuan Kurikuler (TK), Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) lagi, tetapi menggunakan istilah Standar Kompetensi, disingkat dengan SK, Kompetensi Dasar, disingkat dengan KD, dan untuk istilah tujuan yang ingin dicapai oleh guru menjadi milik siswa dikenal dengan nama Indikator.
Istilah indikator berasal dari bahasa Inggris to indicate, berarti menunjukan. Dalam hal ini indikator menunjukan sesuatu sebagai bukti bahwa yang ingin dicapai sudah dapat betul-betul dicapai. Proses dan langkah sebetulnya sama saja dengan yang lama.

D.    LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM MERUMUSKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL  KHUSUS
Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Membuat sejumlah TIU (Tujuan Instruksional Umum) untuk setiap mata pelajaran atau bidang studi yang akan diajukan.
2.      Masing-masing TIU dijabarkan menjadi sejumlah TIK yang rumusannya jelas, khusus, dapat diamati, terukur, dan menunjukan perubahan tingkah laku.
Contoh-contoh rumusan untuk Tujuan Instruksional Umum (TIU) seperti dibawah ini:
1.      Memahami teori evaluasi
2.      Mengetahui perbedaan antara skor dan nilai
3.      Mengerti cara mencari validita
4.      Menhayati perlunya penilaian yang tepat
5.      Menyadari pentingnay mengikuti kuliah dengan teratur
6.      Menghargai kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tes.
Dalam contoh-contoh ini, digunakan kata-kata kerja, memahami, mengetahui, mengerti, menghayati, menyadari, menghargai, dan masih ada beberapa lagi yang sifatnya masih terlalu umum sehingga penafsirannya dapat berbeda antara  orang yang satu dengan yang lainnya.
E.     TINGKAH LAKU DAN KATA-KATA OPERASIONAL
1.      Pengertian tingkah laku
Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah seseorang mengelamai proses belajar. Disini tingkah laku ini harus menampilkan din dalam suatu perbuatan yang dapat diamati dan diukur.
2.      Kata-kata operasional
a.       Pengetahuan (knowledge)
Mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan (states), mereproduksi.
b.      Pemahaman (comprehension)
Mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberiakn.
c.       Aplikasi
Mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasi, menghasilkan, memodifikasi, meramalkan, dll.
d.      Analisis
Merinci, menyusun diagram, membedakan, mengidentifikasikan, mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukan, menghubungkan dll.
e.       Sintesis
Mengatagorikan, mengombinasikan, mengarang, menciptakan, membuat desain, menjelaskan, memodifikasikan, menyusun, dll.

F.      KONDISI DEMONSTRASI
Kondisi demonstrasi adalah komponen TIK yang menyatakan suatu kondisi atau situasi yang dikenakan kepada siswa pada saat ia mendemonstrasikan tingkah laku, misalnya:
1.      Dengan penulisan yang betul
2.      Urut dari yang paling tinggi
3.      Dengan bahasanya sendiri.

G.    DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).

0 komentar:

 
Top