BAB I
PENDAHULUAN


Dimasa lalu sebelum ilmu pemasaran berkembang dan dikenal secara luas seperti sekarang ini, setiap perusahaan berusaha untuk terlebih dahulu berproduksi sebanyak-banyaknya, dan kemudian berusaha menjualkannya kembali. Dalam kondisi semacam ini mereka tidak peduli dengan kondisi permintaan yang ada, sehingga banyak diantara produsen mengalami kegagalan dan bahkan terus merugi, akibat jumlah produksi tidak sesuai dengan jumlah permintan.
Begitu pentingnya peranan pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan, sehingga banyak diantara perusahaan dalam manajemennya menempatkan posisi pemasaran paling depan. Seorang pemasar harus selalu tahu terlebih dahulu pasar yang akan dimasukinya, seperti:
1.      Ada tidaknya pasar
2.      Seberapa besarnya pasar yang ada
3.      Potensi pasar
4.      Tingkat persaingan yang ada, termasuk besarnya market share yang akan direbut dan market share pesaing.
Dari latar belakang diatas, maka disini penulis akan membahas makalah yang berjudul tentang aspek pasar yang sudah kami rangkum sedemikian rupa agar mudah untuk dipahami dan untuk dimengerti.


BAB II
PEMBAHASAN
ASPEK PASAR


A.    PENGERTIAN PASAR
Pasar, menurut para ahli merupakan tempat pertemuan antara  penjual dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk  suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar  merupakan suatu sekelompok orang yang  diorganisasikan untuk melakukan tawar menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga.[1]  Salah seorang ahli pemasaran Stanton, mengemukakan pengertian yang  lain tentang pasar, yaitu merupakan kumpulan orang-orang  yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk  membelanjakannya. Jadi, ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta  tingkah laku dalam pembelianya.[2]

B.     PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Analisis permintaan yang menghasilkan  prakiraan permintaan  terhadap suatu produk merupakan salah satu alat penting bagi manajemen perusahaan. Dari prakiraan penjualan, perusahaan dapat memprakirakan anggaran perusahaan, dan dari anggaran perusahaan dapat ditentukan, misalnya jumlah dan  macam tenaga kerja yang dibutuhkan, kecukupan alat-alat produksi, ketersediaan bahan mentah dan daya tampung gudang. [3]

Telah disebutkan diatas, mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi  penawaran, pada bagian ini beberapa faktor yang dijelaskan adalah sebagai berikut:
1.      Harga barang-barang lain
Pada permintaan barang, barang-barang ada yang saling bersaing (jika merupakan barang-barang pengganti) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.      Biaya faktor produksi
Pengeluaran untuk sektor ini merupakan hal penting dalam proses produksi. Jika  pengeluaran-pengeluarannya tidak efisien, maka tindakan ini dapat mengurangi penawaran di dalam sesuatu kegiatan ekonomi tertentu.
3.      Tujuan perusahaan
Jika tujuan perusahaan ini adalah  memaksimalkan keuntungan, dapat saja ia tidak berusaha menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal, tetapi  pada tingkat kapasitas yang memaksimumkan keuntungannya. Tujuan perusahaan dapat bermacam-macam  dan dapat menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap penentuan tingkat produksinya.
4.      Tingkat teknologi
Tingkat teknologi mempunyai peran yang penting dalam menentukan jumlah barang  yang ditawarkan. Kemajuan teknologi dapat mengurangi  ongkos  produksi, mempertinggi produksivitas dan mutu, yang cenderung mengakibatkan terjadinya  kenaikan penawaran.[4]

C.    BENTUK PASAR
Bentuk pasar, dapat dilihat dari sisi produsen/ penjual dan sisi konsumen. Dari sisi produsen/penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan monopolistis, oligopoli, dan monopoli. Berikut ini akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk pasar produsen sebagai berikut:
1.      Pasar persaingan sempurna
Pada jenis pasar persaingan sempurna, aktivitas persaingannya tidaklah nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen (sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil) dan konsumen dapat menjual atau membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar. Jadi,  pada pasar ini, justru tidak ada gunanya mengadakan persaingan.
2.      Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang  dikuasai oleh seseorang penjual saja. Dalam hal ini, tidak ada barang  substitusi terhadap barang yang dijual oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk  masuknya pesaing dari luar. Penyebab terjadinya monopoli bisa bermacam-macam misalnya karena menguasai bahan mentah, penguasaan  teknik produksi tertentu yang  dimiliki, tindakan yuridis dalam perolehan  hak paten dan secara alamiah karena luas pasar yang tak cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen dengna menggunakan skala pabrik yang optimal.
3.      Pasar persaingan monopoli
Pasar ini merupakan  bentuk campuran antara persaingan sempurna dengan monopoli. Dikatakan mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahan untuk masuk-keluar pasar, selain itu, barang yang dijual pun tidak homogen. Oleh karena itu, barang-barang yang heterogen  itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli.[5]
      Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu pasar  konsumen, pasar industri, pasar penjual kembali dan pasar pemerintah. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:

1.      Pasar konsumen
Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang  dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk dibisniskan).
2.      Pasar industri
Pasar ini adalah paar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan (dipakai untuk diproses lebih lanjut).
3.      Pasar penjual kembali
Adalah suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan/atau organisasi yang biasa di sebut dengan para pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grosir, agent dan retailer. Kesemua reseller  ini memerlukan penjualan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan.
4.      Pasar pemerintah
Merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah, misalnya di sektor pendidikan, perhubungan, kesehatan, dan lain sebagainya.[6]

D.    TUJUAN PERUSAHAAN DALAM PEMASARAN
Tujuan perusahaan memproduksi atau memasarkan suatu produk, baik perusahan dagang ataupun jasa selalu berpatokan kepada apa yang ingin dicapainya oleh perusahaan tersebut.  Tujuan perusahaan dalam memasarkan produknya ini dapat bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang.[7]
Penentuan sasaran perusahaan  dalam memasarkan produknya sangat penting untuk diketahui, sehingga dapat disusun target yang  akan dicapai melalui berbagai strategi pemasaran yang  akan diterapkan nantinya. Jika tujuan perusahaan sudah kita hendaki, maka dapatlah kita susun strategi  pemasaran yang akan kita jalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi ini pun dapat bersifat jangka pendek, menengah dan untuk  jangka panjang sesuai dengan rencana yang telah disusun.[8]
Secara khusus, dalam aspek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahan untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.      Untuk meningkatkan penjualan dan laba
Artinya, tujuan pemasaran dalam hal ini bagaimana caranya memperbesar omset penjualan dari waktu kewaktu. Dengan meningkatnya omset penjualan, maka diharapkan keuntungan atau laba juga dapat meningkat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2.      Untuk menguasai pasar
Untuk perusahaan jenis ini jelas tujuannya bagaimana caranya menguasai pasar yang ada dengan cara memperbesar market share-nya untuk wilayah-wilayah tertentu. Peningkatan market share dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan cara mencari atau menciptakan peluang baru  atau merebut market share pesaing yang ada.
3.      Untuk mengurangi saingan
Tujuan perusahaan model ini adalah dengan cara menciptakan produk sejenis dengan mutu yang sama tetapi dengan harga yang lebih rendah dari produk utama. Tujuannya adalah untuk mengurangi saingan dan antisipsi terhadap kemungkinan pesaing baru yang akan masuk kedalam industri tersebut.
4.      Untuk menaikan prestise produk tertentu dipasaran
Dalam hal produk tertentu, terutama untuk produk kelas tinggi. Tujuan perusahaan memasarkan dalah untuk mengangkat prestise produk di depan  pelangganya dengan cara promosi atau cara lainnya. Cara lainnya juga dilakukan dengan meningkatkan  mutu, selera yang sesuai dengan keinginan konsumen.

5.      Untuk  memenuhi pihak-pihak tertentu
Tujuan ini biasanya lebih diarahkan untuk memenuhi pihak-pihak tertentu dengan jumlah yang biasanya terbatas, misalnya permintaan pemerintah atau lembaga tertentu.[9]

Sedangkan tujuan kegiatan pemasaran suatu produk atau jasa secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi
2.      Memaksimalkan kepuasan konsumen
3.      Memaksimalkan pilihan (ragam produk)
4.      Memaksimalkan mutu hidup (kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga pokok barang, mutu lingkungan fisik, dan mutu lingkungan kultur)
5.      Meningkatkan penjualan barang dan jasa
6.      Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing
7.      Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa
8.      Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.[10]

E.     IMPLIKASI PADA STUDI KELAYAKAN BISNIS
Berkenaan dengan permasalahan permintaan konsumen dan penawaran  produsen, serta bentuk-bentuk pasar diatas, maka tugas analisis dalam melakukan studi kelayakan bisnis (SKB) dari aspek pasar, hendaknya mampu:
1.      Mampu menentukan produk atau jasa yang akan dijadikan benchmark bagi rancangan  produk/jasa yang akan dijual. Jika belum ada produk yang beredar dipasar, maka rancangan produk/jasa dari studi ini akan menjadi pelopor dipasar.
2.      Mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih, baik dari sisi produsen maupun secara sisi konsumen. Dengan penentuan ini, maka manajemen selanjutnya akan mempersiapkan strategi dan kebijakannya.
3.      Mampu melakukan analisis untuk dapat menentukan pergerakan permintaan konsumen akan produk yang akan dijual serta pergerakan kemampuan para produsen dalam penawarannya di pasar, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
4.      Selain PLC-nya, analisis hendaknya mampu memberikan informasi tentang  pangsa psar, produk-produk sejenis yang  dianggap sebagai pesaing baik untuk saat ini  maupun prakiraan kedepan. Dengan demikian, analisis dapat memprediksi peluang-peluang, ancaman-ancaman, sekaligus kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam rangka meningkatkan  pangsa pasar atau paling tidak mempertahankannya.[11]


BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa  Berkenaan dengan permasalahan permintaan konsumen dan penawaran  produsen, serta bentuk-bentuk pasar diatas, maka tugas analisis dalam melakukan studi kelayakan bisnis (SKB) dari aspek pasar, hendaknya Mampu menentukan produk atau jasa yang akan dijadikan benchmark bagi rancangan  produk/jasa yang akan dijual. Jika belum ada produk yang beredar dipasar, maka rancangan produk/jasa dari studi ini akan menjadi pelopor dipasar.
Mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih, baik dari sisi produsen maupun secara sisi konsumen. Dengan penentuan ini, maka manajemen selanjutnya akan mempersiapkan strategi dan kebijakannya. Mampu melakukan analisis untuk dapat menentukan pergerakan permintaan konsumen akan produk yang akan dijual serta pergerakan kemampuan para produsen dalam penawarannya di pasar, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA


Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis:Tekhnik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif, Edisi Ketiga Revisi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997).

Kasmir, Jakfar,  Studi  Kelayakan  Bisnis,  Edisi  Kedua, (Jakarta: Kencana, 2010).



[1] Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis:Tekhnik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif, Edisi Ketiga Revisi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hal. 35.
[2] Ibid.
[3] Ibid, hal. 36.
[4] Ibid, hal. 38.
[5] Ibid, hal.  38-39.
[6] Ibid, hal. 59-40.
[7] Kasmir, Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2010), hal.41.
[8] Ibid, hal. 41.
[9] Ibid, hal.  42.
[10] Ibid.
[11] Ibid, hal. 49-50.

0 komentar:

 
Top