BAB I
PENDAHULUAN




Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin hari semakin berkembang seperti tanpa batas ruang dan waktu, bahkan dapat diakses dengan cepat dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Setiap orang dituntut untuk dapat menyikapi dengan cepat dan tepat segala dampak negatif yang ditimbulkan, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain. Apalagi dengan perkembangan dunia pendidikan, jarak, ruang, dan waktu bukan lagi merupakan penghalang bagi manusia untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di berbagi penjuru dunia.
Misalnya kejadian di luar negeri maupun di dalam negeri dapat diakses dengan cepat melalui media elektronik yang serba canggih. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan sebagai sarana dalam menyikapi perkembangan dan konseling sangat diperlukan sebagai sarana dalam membantu (to help) peserta didik agar tidak salah langkah dalam menyikapi perkembangan dunia yang semakin canggih.



BAB II
PEMBAHASAN
PERENCANAAN PROGRAM BK DAN PELAKSANAAN PROGRAM BK



A.    PENGERTIAN BIMBINGAN
Sebelum mempelajari materi bimbingan dan konseling lebih jauh dan mendalam, mari kita perhatikan pendapat para pakar yang  menyampaikan pengertian tentang bimbingan secara umum dibawah ini:
Jones (1963: 25) memberikan pengertian bimbingan adalah bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam membuat suatu pilihan yang  cerdas atau tepat dalam penyesuaian kehidupan mereka. Selanjutnya pula dikatakan bahwa kemampuan itu bukan merupakan faktor bawaan, tetapi harus dikembangkan.[1]
Tujuan yang sangat mendasar bagi bimbingan menurut jones adalah mengembangkan setiap individu untuk mencapai batas yang optimal, yaitu dapat memecahkan permasalahannya sendiri dan membuat keputusan yang sesuai dengan keadaan dirinya sendiri. Dengan demikian, suatu keputusan yang  diambil bukan merupakan hasil pelaksanaan  seseorang guru dan orang tua, melainkan datang dari dalam diri sendiri setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Hamrin (1947) mengemukakan pengertian tentang bimbingan yaitu membantu memecahkan masalah seseorang sehingga dapat membuat  keputusan yang tepat atau dengan kata dengan bimbingan diharapkan memperoleh sebuah solusi dan perencanaan yang tepat. Solusi dan perencanaan yang tepat ini dapat diartikan untuk masa kini dan masa yang akan datang peserta didik atau dengan bahasa lain, pembimbing harus dapat memberikan gambaran tentang cara pandang yang salah untuk mempersiapkan masa yang akan datang, yang tadinya peserta didik sebagian besar berparadigma “bagaimana nanti” diubah kedalam paradigma “nanati bagaimaan”.
Sedangkan menurut Sunaryo Kartadinata (1998: 3) memberikan pengertian bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal.[2] Sedangkan Rochman Natawidjaja (1987: 37)  memberikan pengertian bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu  yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.[3]
Sedangkan menurut Sutirna (2012:7) menyebutkan bimbingan adalah bantuan atau perolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang memerlukannya. Perkataan membantu dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu  kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi, dalam hal ini pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan  atau keputusan dari orang yang dibimbingnya. Yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri. Bantuan atau pertolongan merupakan hal yang  pokok dalam bimbingan. Namun, perlu diperhatikan tidak semua pertolongan atau bantuan dapat disebut dengan bimbingan, seperti membantu anak yang jatuh agar bangkit kembali. Pertolongan atau bantuan yang dikatakan sebagai bimbingan adalah mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi.[4]

B.     TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah agar konseli (peserta didik) dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi:
1.      Perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang
2.      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
3.      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
4.      Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.[5]

C.    FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi bimbingan dan konseling ada beberapa macam diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (konseli) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
2.      Fungsi fasilitas
Yaitu memberikan kemudahan kepada konseling mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
3.      Fungsi penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
4.      Fungsi penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian.
5.      Fungsi adaptasi
Yaitu fungis yang membantu para pelaksana pendidikan kepala sekolah atau kepala penyelenggara program Paket B dan staf dan tutor untuk menyesuaikan progarm pendidikan.
6.      Fungsi pencegahan
Yaitu fungsi yang berkaitan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi  dan berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli.
7.      Fungsi perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak (berkehendak).
8.      Fungsi penyembuhan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya memberikan bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosial pribadi, belajar dan karir.
9.      Fungsi pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya.
10.  Fungsi pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih pro aktif dari fungsi-fungsi  lainnya.[6]


D.    PROSEDUR UMUM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)
Prosedur umum pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di berbagai  bidang dapat diperhatikan dalam bagan berikut:
Bagian umum prosedur pelaksanaan
Layanan bimbingan dan konseling
 












Prosedur  pelaksanaan layanan umum bimbingan dan konseling dapat diperhatikan  dalam uraian berikut:
1.      Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan peserta didik/masyarakat/pekrja/orang yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling.

2.      Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah lanjutan setelah mengidentifikasi kasus yang ditemukan serta merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi peserta didik/masyarakat/orang.
3.      Melakukan diagnosis
Melakukan sebuah diagnosis merupakan sebuah upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau latar belakang timbulnya masalah peserta didik.
4.      Remidial dan alih tangan kasus
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau konselor, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri.
5.      Evaluasi dan follow up
Evaluasi dan follow up merupakan langkah terakhir dalam prosedur pelaksanaan bimbingan dan konseling. Cara manapun yang ditempuh  seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk melihat pengaruh tindakna bantuan yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.[7]


E.     FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Format rencana pelaksanaan bimbingan dan konseling  saat ini adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Berorientasi pada fungsi perkembangan dan preventif (pencegahan), pelaksanaan bimbingan dan konseling lebih mengarah kepada upaya menfasilitasi konseli (peserta didik) agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (meliputi aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, moral spiritual).[8]
Tujuan bimbingan dan konseling yaitu  membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang  meliputi aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir.  Komponen program bimbingan dan konseling terdiri dari:
1.      Pelayanan dasar bimbingan
2.      Pelayanan responsif
3.      Perencanaan individual
4.      Dukungan sistem.
Sedangkan prosedur pelayanan Bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut:
1.      Perencanaan
2.      Pelaksanaan
3.      Evaluasi
4.      Analisis
5.      Tindak lanjut.

Salah satu kegiatan yang harus dibuat dalam perencanaan adalah membuat RPP-BK (Rencana Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling) yang  dibuat oleh guru sesuai dengan hasil temuan. Tujuannya adalah memahami hakikat RPP BK, memahami prosedur pengembangan RPP BK, dan melalui  latihan dapat mengembangkan RPP BK untuk satu topik layanan.
Dalam memahami hakikat RPP BK, ada beberapa istilah yang  pernah kita kenal, seperti satuan bimbingan (satbim), satuan layanan (satalan), rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling (RPP BK), dan bagi guru bidang studi RPP (Rencana Program Pembelajaran) dan satuan pelajaran (Satpel). Dalam batasan ilmiah, RPPBK merupakan rincian program BK yang berisi kompetisi/tujuan yang akan dicapai, materi, strategi, dan evaluasi yang akan dilaksanakan dalam memberikan suatu layanan bimbingan kepada konseli (peserta didik). [9]


BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa  Tujuan bimbingan dan konseling yaitu  membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang  meliputi aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir.  Komponen program bimbingan dan konseling terdiri dari Pelayanan dasar bimbingan, Pelayanan responsif, Perencanaan individual dan Dukungan sistem.
Salah satu kegiatan yang harus dibuat dalam perencanaan adalah membuat RPP-BK (Rencana Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling) yang  dibuat oleh guru sesuai dengan hasil temuan. Tujuannya adalah memahami hakikat RPP BK, memahami prosedur pengembangan RPP BK, dan melalui  latihan dapat mengembangkan RPP BK untuk satu topik layanan. Sedangkan prosedur pelayanan Bimbingan dan konseling yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Analisis  dan Tindak lanjut.




DAFTAR PUSTAKA


Jones, J.J, Secondary School Administration, (New York: McGraw Hill Book Company, 1963).

Rochman Natawijaya, Pendekatan-pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok, (Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen, 1987).

Sunaryo Kartadinata, Kompilasi Perkuliahan Konseling Lintas Budaya, (Makalah Pada Perkuliahan Program Pascasarjana UPI Bandung, 2008).

Sutirna, Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal, (Yogyakarta: Penerbit Andi Publiser, 2012).


[1] Jones, J.J, Secondary School Administration, (New York: McGraw Hill Book Company, 1963), hal. 25.
[2] Sunaryo Kartadinata, Kompilasi Perkuliahan Konseling Lintas Budaya, (Makalah Pada Perkuliahan Program Pascasarjana UPI Bandung, 2008), hal. 3.
[3] Rochman Natawijaya, Pendekatan-pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok, (Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen, 1987), hal. 37.
[4] Sutirna, Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal, (Yogyakarta: Penerbit Andi Publiser, 2012), hal. 7.
[5] Ibid, hal. 18.
[6] Ibid, hal. 22-23.
[7] Ibid, hal.175-179.
[8] Ibid.
[9] Ibid, hal. 180.

0 komentar:

 
Top