BAB I
PENDAHULUAN


Ilmu pengetahuan bagi manuasia merupakan suatu hal yang penting untuk kelanjutan eksistensinya dan untuk mempertahankan hidupnya. Manusia berpacu dengan waktu atau masa dan waktu itu ditentukan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu Allah SWT membekali manusia dengan ilmu pengetahuan agar dapat mengatur dan mengolah bumi untuk kepentingan seluruh umat manusia.
Ilmu pengetahuan itu dijadikan sebagai salah satu modal dasar untuk mengolah sumber daya alam, agar manusia dapat lebih mengembangkan potensinya dalam mengenal dan mengabdikan dirinya kepada Alloh SWT. Manusia yang dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur material (jasmani) dan imaterial (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya menghasilkan ilmu. Pembinaan jiwanya menghasilkan kesucian dan etika, sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan keterampilan.




BAB II
PEMBAHASAN
DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN


A.    DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN UMUM
Masalah dasar dan tujuan pendidikan adalah merupakan suatu masalah yang sangat  fondamentil dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Dan dari tujuan pendidikan itu akan menentukan ke arah mana anak didik itu dibawa.[1]
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan dari maju mundurnya pendidikan di Negara itu sendiri.
Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam hal ini, masing-masing negara itu menentukan sendiri dasar dan tujuan pendidikan di negaranya masing-masing bangsa mempunyai pandangan hidup sendiri-sendiri, yang berbeda satu dengan yang lain.
Demikian pula masing-masing orang mempunyai bermacam-macam tujuan pendidikan, yaitu melihat kepada cita-cita, kebutuhan dan keinginannya. Ada yang mengharapkan supaya anaknya menjadi orang yang besar berjasa kepada nusa dan bangsa.
Ada juga yang menginginkan supaya menjadi dokter, insinyur, seni  dan lain sebagainya. Semuanya itu tergantung kepada keinginan tiap-tiap orang untuk mengarahkan anaknya agar tercapai semua cita-citanya. Berhasil atau tidaknya keinginan tiap-tiap orang ada sangkut pautanya dengan bakat dan pembawaan dari tiap-tiap anak itu sendiri, yang harus diperhatikan oleh orang tuanya. Kadang-kadang keinginannya itu tidak sesuai dengan pembawaanya, maka sukarlah akan tercapai tujuannya.[2]
Menurut sejarah bangsa Yunani tujuan pendidikannya adalah ketentraman. Mereka berpendapat bahwa berperang adalah suatu perkara yang sangat penting untuk kemuslihatan hidupnya atau dunianya. Oleh karena itu, mereka sangat mementingkan pendidikan jasmani, agar badan mereka menjadi sehat, kuat dan tangkas, serta siap menghadapi peperangan di mana perlu.
Adapun menurut Islam, tujuan pendidikan adalah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Sehingga ia dapat berbahagia hidupnya lahir batin dunia akhirat.
Pada umumnya, tiap-tiap bangsa dan negara sependapat dengan pokok-pokok tujuan pendidikan yaitu:
1.      Mengusahakan supaya tiap-tiap orang sempurna pertumbuhan tubuhnya
2.      Sehat otaknya
3.      Baik budi pekertinya[3].
Sehingga ia dapat mencapai puncak kesempurnaannya dan berbahagia hidupnya lahir dan batin. Di atas telah disebutkan bahwa dasar pendidikan akan menentukan corak dan isi pendidikan. Dan isi pendidikan itu adalah tidak lain dari pada kurikulum. Kurikulum yang merupakan alat pembentukan. Dengan demikian, maka dasar pendidikan itu menentukan corak dan isi dari kurikulum.
Disamping itu, kurikulum sebagai alat pembentuk harus pula disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan akhir dari pendidikan itu adalah mendidik anak agar berguna bagi dirinya sendiri serta berguna bagi masyarakat, bangsa dan negaranya. Manusia dikatakan baik apabila manusia itu mempunyai sifat, tabiat dan pandangan hidup serta cita-cita yang sesuai dengan filsfat hidup bangsa dan negaranya.
Dengan demikian, dasar dan tujuan pendidikan itu tidak boleh berbeda, tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Dari uraian diatas, kita ambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara kurikulum dengan dasar dan tujuan pendidikan.[4] Lihat skema dibawah ini:







Text Box: Sesuai dengan

 












Dasar adalah sesuatu yang dipakai sebagai landasan untuk berpijak, dan dari sanalah segala aktivitas yang berdiri di atas (termasuk aktivitas pendidikan) akan dijiwai atau diwarnainya, sedangkan tujuan adalah sesuatu yang diraih dengan melakukan aktivitas tersebut.
Berbagai dasar dan tujuan pendidikan menurut Agoses Soejono yaitu sebagai berikut:
1.      Dasar dan tujuan pribadi pendidik
2.      Dasar dan tujuan pendidikan duniawi dan akhirat
3.      Dasar dan tujuan pendidikan umum.[5]

B.     DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
1.      Islam Agama Allah
Islam sebenarnya adalah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasul/Nabi sejak Nabi Adam as. sampai  kepada Nabi/Rasul Muhammad saw. yang berisi tentang tata hidup dan kehidupan umat manusia. Islam sebagai nama agama untuk masa sekarang adalah untuk nama agama yang dibawa oleh Nabi/Rasul Muhammad saw. sedang  agama yang sebelumnya sudah dibangsakan kepada nama daerah (negara) atau bangsa atau pembawa agama.[6]
Ajaran Agama Islam memuat tentang hidup dan kehidupan manusia seluruhnya,  maka nama Islam pemakaianya untuk agama yang diturunkan kepada Nabi/Rasul Muhammad saw. Allah SWT. berfirman  dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 $tBur y#n=tF÷z$# šúïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# žwÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3 `tBur öàÿõ3tƒ ÏM»tƒ$t«Î/ «!$#  cÎ*sù ©!$# ßìƒÎŽ|  É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Q.S. Ali-Imron: 19).[7]

Firman Allah tersebut menyatakan bahwa Islam sebagai agama yang dibawa Nabi/Rasul Muhammad SAW. karena agama-agama sebelumnya tidak berlaku lagi setelah turun ajaran agama yang dibawa oleh Nabi/Rasul Muhammad SAW. Penegasan ayat tersebut sesuai dengan firman Allah SWT. yang berbunyi sebagai berikut:
`tBur Æ÷tGö;tƒ uŽöxî ÄN»n=óM}$# $YYƒÏŠ `n=sù Ÿ@t6ø)ムçm÷YÏB uqèdur Îû ÍotÅzFy$# z`ÏB z`ƒÌÅ¡»yø9$# ÇÑÎÈ

Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali-Imron: 85).[8]

2.      Definisi Pendidikan Islam
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.[9]
Menurut Burlian Somad suatu pendidikan yang dinamakan Pendidikan Islam, jika pendidikan itu bertujuan membentuk individu menjadi bercorak diri berderajat tertinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.[10]
Sedangkan menurut Usman Said, Pendidikan Agama Islam adalah segala sesuatu untuk terbentuknya atau membimbing/menuntun rohani jasmani seseorang menurut ajaran Islam.[11]
Dari definisi diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan islam menurut penulis yaitu suatu ajaran agama Islam yangmana pendidikan itu dilakukan/diadakan bertujuan untuk membimbing, mendidik manusia untuk berperilaku cerdas, tawakal serta menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
3.      Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam menurut Abd. Rahman Sholeh yaitu memberikan bantuan kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelenggarakan tugas hidupnya yang diridhoi oleh Allah, sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat atas kuasanya sendiri.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba tujuan terakhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.[12]
Dari tujuan pendidikan Islam diatas, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk moral yang tinggi, membentuk kepribadian muslim yang baik dan menjadikan orang muslim menjadi lebih baik lagi sifatnya di kehidupan sehari-hari.
4.      Isi Pendidikan Islam
Adapun isi pokok pendidikan Islam dapat disimpulkan menjadi tiga macam diantaranya adalah:
a.       Ajaran tentang keimanan/aqidah
b.      Ajaran tentang keislaman/syari’at
c.       Ajaran tentang keihsanan/akhlak.[13]

C.    TUJUAN PENDIDIKAN DARI MASA KE MASA
1.      Zaman Pra Hindu
Pada zaman pra Hindu ini masih bercorak adat asli,  sekalipun keaslianya ini tidak sama dengan sifat primitif. Hal ini karena tanda-tanda kemajuan dari keprimitifan itu memang telah ada. Misalnya, cara bertani dengan mempergunakan sistem persawahan, terasering tanah-tanah ladang untuk mencegah erosi, pembuatan perkakas dari logam perunggu dan kelak dari logam besi.
2.      Zaman Pengaruh Hindu
Didalam dunai pendidikan, menyesuaiakn diri dengan kehidupan agama dan tata susunan dalam bermasyarakat. Sistem pendidikannya adalah sistem asrama (sistem guru kula). Gurunya adalah seorang Brahmana, kemudian di ganti oleh seorang Empu yang telah belajar dari seorang Brahmana.
3.      Zaman Pengaruh Budha
Pada zaman Sri Wijaya, yang berpusat di Palembang, telah terdapat Perguruan Tinggi Agama Budha, yang dipimpin oleh maha guru yang bernama Dharma Pala. Aktivitas yang dilakukan antara lain menterjemahkan buku-buku agama Budha. Disamping kerajaan Sri Wijaya, kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah,  juga telah memiliki Perguruan Tinggi Agama Budha yang dipimpin oleh Jana Badra. Aktivitas yang dilakukan sehari-hari yaitu menterjemahkan buku-buku agama Budha dan menterjemahkan buku-buku lain ke dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya buku Ramayana.
4.      Zaman Kolonial Belanda
Pengaruh barat terhadap Indonesia lewat pendidikan/ pengajaran umum kejurusan, pendidikan/ pengajaran agama Kristen, pendidikan/ pengajaran  yang pernah diberikan secara Cuma-Cuma dan komunikasi yang diusahakan lebih mudah.


5.      Zaman Kemerdekaan
Di dalam pendidikan dan pengajaran bangsa Indonesia tidak henti-hentinya  untuk merombak dan membangun sistem pendidikan Indonesia dengan tujuan agar sistem itu benar-benar dapat dijadikan media pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Dasar hukum untuk membentuk atau menciptakan sistem pendidikan tersebut adalha proklamasi kemerdekaan Indonesia, pembukaan UUD 1945, batang tubuh UUD 1945 bab XIII, pasal 31, ayat 1 dan 2, Ketetapan-ketetapan MPRS dan MPR, dan UUPP No. 4/1950 jo No. 12/1954.[14]

D.    TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI
Ada beberapa tujuan pendidikan menurut beberapa para tokoh pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Socrates (469-399 SM)
Tujuan pendidikan menurut Socrates adalah untuk mengembangkan daya pikir sehingga memungkinkan orang untuk mengerti pokok-pokok kesulitan.
2.      Plato (427-347 SM)
Tujuan pendidikan menurut Plato adalah menyajikan individu bahagia dan berguna bagi negara. di dalam bukunya “Republik” berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai keadilan didalam negara dengan pimpinan seorang raja yang bijaksana.
3.      Aristoteles (384-332 SM)
Tujaun pendidikan menurut Aristoteles adalah membantu kehidupan rasional. Individu bersama-sama dengan orang-orang lain hendaknya tingkah lakunya selalu dipimpin oleh akal.[15]


E.     TUJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Telah kita ketahui, bahwa dasar dan tujuan pendidikan di tiap-tiap negara itu tidak selalu tetap sepanjang masa, melainkan sering mengalami perubahan atau pergantian, sesuai dengan perkembangan zaman. Perombakan itu biasanya akibat dari pertentangan pendirian atau ideologi yang ada di dalam msyarakat negara itu. Hal ini kerap kali terjadi, lebih-lebih di negara yang belum stabil kehidupan politiknya, karena mereka yang bertentangan itu sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting sekali dalam menyiapkan generasi muda sebagai harapan bangsa.
Di Indonesia perubahan-perubahan dasar dan tujuan pendidikan itu pernah juga terjadi. Berikut ini paparan perubahan-perubahan itu secara kronologis.
1.      Menteri PPK Mr. Suwandi (tanggal 01 Maret 1946)
Rumusanya berbunyi sebagai berikut: “Tujuan pendidikan membentuk patriotisme”. Rumusan ini adalah jawaban yang tepat bagi tahap revolusi fisik, yang ditandai oleh kedatangan/kembalinya pemerintah kolonial.
2.      Menurut UUPP No. 4/1950, jo No. 12/1954
Dalam bab III, pasal 4 disebutkan dasar pendidikan dan pengajaran sebagai berikut: “Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila. Undang-undang Dasar Republik Indonesia dan atas kebudayaan kebangsaan Indonesia.”
3.      Keputusan MPRS No. XXVII tahun 1966
Keputusan MPRS ini membuka jalan ke arah rumusan-rumusan dasar dan tujuan pendidikan yang lebih eksplesit juga didasari keyakinan atas kebenaran. Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi negara juga untuk menegakan Orde Baru sebagai Orde yang akan dapat meninggalkan dan menghilangkan bekas-bekas semangat Manipol/Usdek.


BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa  tujuan pendidikan itu tidak berdiri sendiri, melainkan dirumuskan atas dasar sikap hidup bangsa dan cita-cita negara dimana pendidikan ini dilaksanakan. Sikap hidup ini dilandasi oleh norma-norma yang berlaku bagi semua warganegara. Hal ini berarti, bahwa sebelum seseorang melaksanakna tugas kependidikannya, terlebih dahulu harus memenuhi falsafah negara, supaya norma yang melandasi hidup bernegara itu tercermin dari tindakanya.
Setiap pendidikan yang diarahkan kepada pembentukan sikap posisi pada anak didik, hendaknya diperhitungkan pula bahwa manusia muda (anak didik) itu tidak hidup tersendiri di dunia ini. Sehubungan dengan kedewasaan, yang ingin dicapai maka perlu diketahui dan didasari bahwa dalam proses perkembangannya anak memerlukan bantuan, dan bantuan itu ditentukan oleh pendidik.


DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama  RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Al-Waah, 1989).

Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007).

Agoses Soejono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, (Bandung: CV. Ilmu, 1980).

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, tt).

Burlian Somad, Beberapa Persoalan Dalam Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1981).

Usman Said, Sumbangan Pendidikan Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian Indonesia, (Jakarta: Agus Salim, 1966).



[1] Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 98.
[2] Ibid, hal. 99.
[3] Ibid.
[4] Ibid, hal. 100.
[5] Agoses Soejono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, (Bandung: CV. Ilmu, 1980), hal. 17.
[6] Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Op Cit, hal. 109.
[7] Departemen Agama  RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Al-Waah, 1989), hal. 78.
[8] Ibid, hal. 90.
[9] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, tt), hal. 20.
[10] Burlian Somad, Beberapa Persoalan Dalam Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1981), hal. 20.
[11] Usman Said, Sumbangan Pendidikan Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian Indonesia, (Jakarta: Agus Salim, 1966), hal. 66.
[12] Ahmad D. Marimba, Op Cit, hal. 49.
[13] Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Op Cit, hal. 115-116.
[14] Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Op Cit, hal. 127.
[15] Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Log Cit, hal. 133.

0 komentar:

 
Top