BAB I
PENDAHULUAN



Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengetahui bahwa sekolah dan keluarga itu membagi tanggung jawab untuk mendidik anak. Suatu pendapat yang ekstrim mengatakan bahwa tiap group itu harus mengetahui keluarga tiap-tiap anak. Misalnya: mengadakan diskusi/konferensi dengan orang tuanya untuk kemajuan-kemajuan si anak, disamping itu juga, memberanikan orang tua untuk mengunjungi sekolah dan sebagainya.
Dari latar belakang diatas, maka disini penulis menyusun makalah yang berjudul tentang Tempat-tempat Interaksi antara Person dan group secara rinci agar mudah untuk dimengerti dan mudah untuk dipahami bersama guna menambah pengetahuan kita bersama.



BAB II
PEMBAHASAN
TEMPAT-TEMPAT INTERAKSI ANTARA PERSON DAN GROUP



A.    KELUARGA (FAMILY)
Keluarga adalah  wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain.
Sampai anak-anak memasuki sekolah, mereka itu menghabiskan waktunya didalam unit keluarga. Hingga sampai dengan masa adolesent mereka itu ditaksir menghabiskan ½ waktunya dalam keluarga.
Ada beberapa fungsi keluarga menurut Oqbum diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi kasih sayang
2.      Fungsi ekonomi
3.      Fungsi pendidikan
4.      Fungsi perlindungan/penjagaan
5.      Fungsi rekreasi
6.      Fungsi status keluarga
7.      Fungsi agama.

B.     PERANAN SOSIAL DAN KELUARGA
Dalam tiap-tiap keluarga, biasanya terdapat tipe yang berbeda-beda. Tipe keluarga Jerman, misalnya ayah adalah yang berkuasa. Sedangkan keluarga Negro ibulah yang berkuasa. Demikian pula didalam hubungan kulturilnya terdapat perbedaan-perbedaan misalnya:
1.      Keluarga Khatolik berbeda dengan keluarga Protestan dalam pengajarannya
2.      Orang Jawa  mengajar anaknya dengan bahasa Jawa, sedangkan orang Prancis mengajarkan anaknya dengan bahasa Prancis, dan sebagainya.

Dalam hal ini, Bossard mempelajari klas-klas yang ada di dalam hubungannya dengan cara mendidik anak. Dikatakannya bahwa klas-klas sosial dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Upper Class
Dalam klas ini sikap terhadap anak adalah bangga dan menaruh penghargaan. Anak diharapkan untuk membantu keluarganya, mereka berjuang agar mereka dapat mendidik anak sebaik mungkin, baik secara jasmani, sosial maupun intelektual

2.      Midle Class
Disini tidak diadakan penyelidikan
3.      Lower Class
Disini keinginan-keinginan seperti upper class itu kurang karena alasan-alasan ekonomi dan sosial.

C.    HUBUNGAN KELUARGA DENGAN SEKOLAH
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengetahui bahwa sekolah dan keluarga itu membagi tanggung jawab untuk mendidik anak. Suatu pendapat yang ekstrim mengatakan bahwa tiap group itu harus mengetahui keluarga tiap-tiap anak. Misalnya: mengadakan diskusi/konferensi dengan orang tuanya untuk kemajuan-kemajuan si anak, disamping itu juga, memberanikan orang tua untuk mengunjungi sekolah dan sebagainya. Sedang pendapat ekstrim yang lain menyatakan bahwa sekolah ini seolah-olah tidak ada hubungannya dengan orang tua.
Adapun mengenai susunan keluarga, Probbins membagikan menjadi tiga macam diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Keluarga yang bersifat otoriter
Disini perkembangan anak itu semata-mata ditentukan oleh orang tuanya. Sifat pribadi anak yang otoriter biasanya sukar menyadari, mengalami kemunduran kematangan, ragu-ragu di dalam semua tindakan, serta lamban berinisiatif.


2.      Keluarga yang bersifat demokrasi
Disini sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan diri, sifatnya fleksibel, dapat menguasai diri, mau menghargai pekerjaan orang lain, menerima kritik dengan terbuka, aktif di dalam hidupnya, emosi stabil, serta mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi.
3.      Keluarga yang bersifat liberal
Disini anak-anak bebas bertindak dan berbuat. Sifat-sifat dari keluarga ini biasanya agresif tak dapat bekerja sama dengan orang lain, sukar menyesuaikan diri, emosi kurang stabil serta mempunyai sifat selalu curiga.

D.    SEKOLAH DALAM MASYARAKAT
1.      Pendidikan, Penduduk dan Kecenderungan Ekonomi
Pada umumnya, fungsi daripada sistem pendidikan ada dua macam diantaranya adalah:
a)      Bersifat stabilisasi/stabilitas
Yaitu suatu hal yang sifatnya stabil, tidak menginginkan adanya perubahan. Misalnya: dengan majunya ekselarasi pembangunan dan modernisasi di butuhkan stabilitasi yang  ekonomi dan politik harus stabil. Kesulitannya bahwa di dalam modernisasi itu pasti menghendaki adanya perubahan (dinamis), sedangkan dalam perubahan itu tentu mengganggu kestabilan.


b)      Bersifat fluidity/fluiditas
Bahwa pendidikan itu dimungkinkan adanya perubahan-perubahan baik mengenai stabilitas atau riilnya, maupun fluiditas atau idealnya. Keadaan apasaja yang kurang baik harus kita rubah. Jadi, fungsi pendidikan adalah untuk mengkeseimbangkan antara stabilitas dan fluiditas.
2.      Bentuk-bentuk sekolah
Menurut Havighurst bahwa bentuk-bentuk sekolah dalam masyarakt itu pada umumnya ada tiga pendirian diantaranya:
a)      Bentuk sekolah tradisional
Menurut pandangan ini, maka sekolah itu harus lepas sama sekali dari masyarakat. Dengan demikian, maka sekolah ini membatasi dan mengisolir diri dengan masyarakat.
b)      Bentuk sekolah sebagai suatu modal dari masyarakat
Maksudnya sekolah yang kativitasnya terletak pada murid. Jadi, murid beraktivitas terhadap sekolahnya. Disini anak belajar agar supaya ia dapat hidup sebagai seorang manusia yang cakap dan baik dalam masyarakat.
c)      Bentuk sekolah masyarakat
Pada prinsipnya, sekolah ini hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sangat erat. Sekolah disini sebagai pelaksana agar masyarakat menjadi baik, dan murid-murid dapat aktif dalam bagian dalam masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa.
E.     BEDANYA SEKOLAH MASYARAKAT DENGAN SEKOLAH TRADISIONAL
Konflik antara mereka yang menyetujui sekolah masyarakat dan mereka yang kembali pada sekolah tradisional dalah karena bersifat tekanan/titik berat pandangannya. Kedua kelompok ini berusaha untuk tujuan yang sama yaitu bahwa orang muda akan dilatih dalam partisipasi secara cerdas, baik dalam masyarakat maupun lebih luas.
Mereka yang menyetujui sekolah masyarakat merasa bahwa pemuda harus dilatih untuk berpartisipasi didalam primary comunity. Sekolah ini dititik beratkan pada pembangunan, dan menyelidiki dari hal-hal yang khusus kepada yang umum. Sedangkan mereka yang setuju kepada tipe sekolah tradisional berpendapat bahwa orang muda harus dapat berpartisipasi secara efektif di dalam masyarakat lokal. Untuk itu, dia harus pertama-tama dididik didalam pengertian yang luas. Jadi, menyelididki hal-hal yang umum baru kemudian yang khusus.
Dalam sekolah-sekolah pembangunan (comprehensif) biasanya dirintis beberapa proyek antara lain:
1.      Malticenil          : sekolah-sekolah yang banyak saluran-salurannya.
2.      Multilateral       : sekolah-sekolah yang banyak jurusan-jurusannya.
3.      Plurivalent        : sekolah-sekolah yang banyak bersifat majemuk.
4.      Composite         : sekolah-sekolah yang bersifat campuran dan sebagainya.



F.     PENDIDIKAN DALAM IKATAN INTERNASIONAL
Halangan besar pada hubungan internasional secara damai dalah kesalah pahaman dari penduduk yang berbeda-beda kebangsaan, kesalahpahaman ini timbul karena beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Perbedaan didalam besar/ luasnya bangsa/negara itu
Bangsa yang besar merasa kepentingan mereka lebih berarti daripada tetangga bangsa yang kecil. Bangsa yang kecil sebaliknya sering tidak mengetahui tanggung jawab tetangga yang besar.
2.      Perbedaan dalam kebudayaan
Setiap negara agak berbeda dan kadang-kadang berbeda sama lain sekali tentang tingkah laku dan sikap-sikap mereka
3.      Kekurangan kontrak dan komunikasi antar bangsa-bangsa
4.      Ethnocentrimse.

Dengan adanya beberapa bangsa dan negara itu, maka timbulah beberapa lambang sosial yang baru, yang merupakan organisasi internasional. Ada beberapa tipe organisasi internasional yang bekerja melampaui nasional yaitu:
1.      Tipe yang pengurusnya orang-orang tua, misalnya: organisasi keagamaan. Ini melampaui batas dan banyak dibina diluar negeri
2.      Organisasi yang bersifat pribadi, artinya organisasi yang bersifat swasta
3.      Tipe yang bersifat pemerintahan, misalnya dari pemerintah ke pemerintah yang lain. Jadi, tipe ini bersiaft resmi, misalnya:
UNO (PBB)
:
United Nation Organizaton
FAO
:
Food and Agriculture Organization
ILO
:
International Labour Organization
UNESCO
:
United Nations Educational Scientific and Cultural Organization.  Didirikan pada tahun 1946 di London, ketika 43 negara menandatangani konstitusi itu.



BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahaan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Keluarga adalah  wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya.
Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain.



DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

 
Top