A. PENGERTIAN SELFIE
www.ibnu-soim.blogspot.com selfie itu
singkatan dari kata self potrait yang
mempunyai arti foto sendiri. Selfie atau
yang sering kita sebut dengan foto-foto sendiri ini mulai trend di tahun 2015. Selfie ini banyak di kagumi di kalangan
kaum muda-mudi. Mereka melakukan foto-foto sendirian ataupun bersama
teman-temannya agar mendapatkan eagle yang
bagus dan menarik. Tetapi selfie ini
banyak disalah gunakan. Banyak kaum muda-mudi sekarang ini melakukan foto-foto selfie tersebut untuk riya’ atau pamer ke teman-temannya. Ada
pula yang selfie mencelakakan diri
sendiri, banyak kasus yang terjadi di dunia maya ataupun di internet-internet
banyak kaum muda-mudi meninggal serta kecelakaan dikarenakan selfie.
Dahulu
perilaku selfie ini tidak di kagumi
oleh kaum muda-mudi, semenjak adanya gadged
yaitu smartphone ini mulai tahun
2015, selfie ini sangat di gemari dan
di kagumi oleh kaum muda-mudi khususnya perempuan yang ingin narsis dan
mendapatkan pujian dari teman-temannya. Apalagi sekarang ini didukung dengan
berbagai aplikasi edit photo seperti Aplikasi Kamera 360, B16, PhotoGrid, dan
lain sebagainya. Membuat orang yang tidak gemar foto menjadi gemar foto baik
berlebihan ataupun biasa saja. Tetapi dengan adanya kemajuan zaman dan gadged dari smartphone yang sangat canggih itu, semua orang gemar merubah
bentuk muka, warna kulit dengan menggunakan applikasi edit foto tersebut.
Alhasil, foto yang biasa saja di edit menjadi sangat cantik dan sangat
mempesona.
Demam
Selfie sendiri di akhir-akhir ini tidak
terjadi di kalangan kaum muda-mudi saja, melainkan orang tua pun tak kalah
ikut-ikutan melakukan selfie tersebut. Padahal dalam Islam, selfie itu termasuk perbuatan riya’
atau pamer dan itu sangat dilarang oleh Agama Islam.
B. HUKUM SELFIE
Dari
pengertian diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa hukum selfie tersebut menurut Islam yaitu menumbuhkan sifat riya’ (ingin dipuji oleh orang lain) dan
ujub (mengagumi diri sendiri) yang
dilarang dalam Islam.
Rasulullah
SAW. melarang keras seseorang melakukan ujub
terhadap dirinya sendiri. Bahkan Rasulullah SAW. menyebut sebagai dosa besar yang dapat membinasakan
pelakunya. Adapun sabda Rasulullah SAW. sebagai berikut yang artinya:
Artinya “Tiga
dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub
seseorang terhadap dirinya” (HR. Thabrani dari Annas bin Malik).
Artinya: “Sesungguhnya
Allah SWT. sangat mencintai hamba yang bertakwa, yang berkecukupan, dan yang
tidak menonjolkan diri.” (HR. Muslim dari Abu Said al-Khudri).
Dari hadist diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa selfie merupakan
perbuatan riya’ dan ujub yang dosanya sangat luar biasa karena yang
ditonjolkan hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Selfie kemudian menyimpan foto-fotonya
untuk dokumentasi pribadi saja, tanpa dipublikasikan di socialmedia tentu saja tidak akan menimbulkan masalah, tetapi
apabila di publikasikan ke socialmedia, maka
ujung-ujungnya akan menimbulkan riya’ dan
ujub.
C.PENGERTIAN RIYA’
Riya’
merupakan salah satu sifat yang
tercela. Pengertian Riya’ dalam Agama
Islam yaitu memperlihatkan amalan kebajikan, kebaikan dengan tujuan dilihat dan
mendapatkan pujian dari orang lain dikarenakan amal tersebut. Riya’ di zaman yang sangat modern ini
sangat mudah kita jumpai baik di dunia nyata maupun di dunia maya atau yang
sering kita sebut dengan dunia social
media.
Ada beberapa contoh riya’ yang kita jumpai di kehidupan
sehari-hari diantaranya adalah:
1. Sholat
Kebanyakan orang yang gemar dan hobi melakukan
pamer/riya’ mereka cenderung
mencari-cari perhatian sesama makhluk Allah SWT. Salah satu contohnya yaitu
dalam melakukan ibadah sholat wajib maupun sholat sunnah, orang yang gemar atau
hobi riya’ mereka cenderung khusuk
dalam melakukan ibadah sholatnya seperti
memperlihatkan kekhusyu’annya sholat, memperlihatkan bacaan ayat suci Al-Qur’an
dengan khusu’, semua itu sholatnya sah tetapi berdosa karena mereka hanya ingin
mendapatkan pujian dari sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Dan riya’ seperti ini sangatlah di larang
oleh agama dan hukumnya haram.
2. Shodaqoh
Yang kedua contoh dari riya’ atau pamer yaitu shodaqoh. Banyak umat Muslim maupun non
muslim memberikan harta bendanya dengan cara pamer/riya’. Salah satu contoh artis memberikan sumbangan dan bantuan
kepada masyarakat yang tertimpa banjir, angin puting beliung, gempa bumi,
Tsunami dan lain sebagainya tetapi dalam pemberiannya tidak ikhlas 100%, mereka
memberikan hadiah tersebut dengan cara mengundang wartawan agar kegiatannya
dapat pujian dari sesama orang yang menggemari dia. Padahal cara dia memberikan
hadiah itu sangat baik, tetapi karna mereka tidak ikhlas dan hanya ingin mendapatkan
pujian semata maka pemberian tersebut sia-sia. Ada juga dari kaum partai
politik, jikalau akan ada pemilihan umum (PEMILU), pasti pihak partai
berbondong-bondong melakukan bantuan, santunan anak yatim piatu di manapun,
yang bertujuan agar mereka memilih dia di acara PEMILU mendatang. Jadi
sifat-sifat seperti itu janganlah di pelihara, karena Allah SWT. tidak tidur,
jadi kalau anda ingin memberikan sesuatu berilah secara ikhlas, tanpa ada
embel-embelnya. Seperti hadist nabi yang berbunyi yang artinya “Sebaik-baik orang adalah yang bisa
bermanfaat bagi orang lain”. Dan “Tangan
di atas lebih baik daripada tangan di bawah”. Dari hadits diatas, terlihat
jelas, jikalau orang yang baik itu yaitu dapat bermanfaat bagi orang lain dan
jikalau memberikan sesuatu itu lebih baik daripada meminta. Dari sini kita
dapat simpulkan bahwasanya, apabila kita memberikan sesuatu itu tangan kanan
memberi dan tangan kiri jangan melihat. Artinya, kita kalau memberi harus
ikhlas dan jangan meminta sesuatu untuk dipuji ataupun untuk mendapatkan pujian
dari orang lain.
3. Infak
Infak
juga sekarang banyak masyarakat yang melakukan infak kepada korban bencana,
tetapi dengan cara yang sangat salah, yaitu dengan memberikan infak dengan cara
mendapatkan pujian dari orang lain.
D. DASAR HUKUM RIYA’
Riya’ itu dalam Islam hukumnya dilarang/haram sesuai
dengan firman Allah SWT. yang artinya sebagai berikut:
Artinya “Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang mengerjakan shalatnya dengan lalai dan riya’ dengan
amal mereka dan enggan meminjamkan
barang yang berguna.”
Dari firman
Allah SWT. diatas maka terlihat jelas bahwasanya riya’ itu dilarang oleh Islam dan di jelaskan “celaka” berarti
apabila kita terus menerus melakukan riya’
kita akan celaka dengan ke riya’an
kita sendiri. Maka saya disini mengajak kepada kaum muslimin dan muslimat agar
sama-sama menghindari riya’ tersebut
agar kita aman dari azab Allah SWT.
E. MACAM-MACAM RIYA’
Riya’ terbagi atas dua macam yaitu riya’ dunia dan riya’ ibadah.
Untuk penjelasan keduanya sebagai berikut:
1. Riya’ dunia
Riya’ dunia yaitu riya’
yang mengharapkan pujian, sanjungan dari orang lain. Pelaku riya’ itu memperlihatkan semua kemampuannya dalam
bekerja dihadapan atasan atau pimpinan atau pangkat yang lebih tinggi. Apabila
tujuannya tersebut gagal dan tidak berhasil, maka pelaku riya’ akan malas dalam bekerja. Begitu juga dengan pergaulan
muda-mudi sekarang ini, banyak social
media baik facebook, instagram,
tweeter, beetalk, dan lain sebagainya banyak kaum muda-mudi memamerkan
postur tubuh baik wajah, body, kekayaan
mereka ke public, secara tidak
langsung mereka mengupload foto-foto mereka ke dunia social media, agar mendapatkan komentar-komentar dan pujian dari
orang lain. Sifat inilah yang sekarang ini sangat meraja lela dan sudah tidak asing. Dan ini sangat berbahaya karena
kalau tidak di cegah, maka sifat ini akan menjadi sifat sombong dan angkuh
karena merasa cantik, sexy, kaya dan lain sebagainya.
2. Riya’ ibadah
Riya’ ibadah adalah riya’
yang dilakukan dalam beribadah
tetapi semata-mata bukan karena Allah SWT. Tetapi karena ingin mendapatkan
pujian dari sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Contohnya orang yang melakukan
sholat dengan bacaan yang keras supaya didengar dan dilihat oleh orang lain.
Meskipun sholatnya itu sah, tetapi perilaku tersebut berdosa karena riya’ atau pamer.
Dari penjelasan diatas,
maka antara selfie dengan riya’ itu tidak ada bedanya, jadi
jauhilah perbuatan tersebut agar terhindar dari murka Allah SWT. Jangan biarkan diri kita termasuk orang-orang
yang munafik yang ingin pujian dari orang lain, tetapi kita tidak mengakuinya. Semoga
kita terhindar dari murka Allah amin yaa rabbal alamin.
Saya akhiri wallahul muafiq illa aqwamittariq
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera dari saya
Ibnu Muhammad Soim