BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak
akan terlepas dengan muamalah, adapun mumalah sendiri itu sudah melekat pada
diri setiap manusia yang hidup dibumi ini. Muamalah sendiri itu banyak sekali
cakupannya (seperti haji, sholat, zakat, dan lain sebagainya). Setiap orang
muslim pasti sudah pernah melakukan sholat, ibadah haji, ibadah melakukan zakat
dan lain sebagainya. Maka dari pada itu disini saya sedikit akan menbahas
masalah tersebut.
Dalam pertemuan kali ini, saya akan menjelaskan
tentang tugas mandiri yang diberikan dosen kepada penulis yang berjudul
“Ayat-ayat Muamalah dan Ibadah Dalam Al-Qur’an” dimana disini akan dijelaskan
secara singkat dan ringkas tentang ayat-ayat muamalah dan ibadah dalam
Al-Qur’an tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
AYAT-AYAT MUAMALAH DAN IBADAH DALAM AL-QUR’AN
A.
PENGERTIAN MUAMALAH
Muamalah berasal dari kata al-‘amalu yang merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan
semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. Muamalah mengikuti pola muqo’alah yang bermakna bergaul. Menurut
bahasa muamalah adalah istilah yang digunakan untuk permasalahan selain ibadah.
Ibadah wajib berpedoman pada sumber ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah, yaitu harus
ada contoh (tatacara dan praktek) dari
Nabi Muhammad SAW. Ibadah ini antara lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan
haji. Sedangkan masalah mu’amalah (hubungan kita dengan sesama manusia dan
lingkungan), masalah-masalah dunia, seperti makan dan minum, pendidikan,
organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada prinsip
selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah swt dan Rasul-Nya.
Dalam ibadah, sangat penting untuk diketahui apakah
ada suruhan atau contoh tatacara, atau aturan yang pernah diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Apabila hal itu tidak ada, maka tidakan yang kita lakukan dalam
ibadah itu akan jatuh kepada bid’ah dan
setiap perbuatah bid’ah adalah sesat
(dhalalah).
B.
AYAT-AYAT MUAMALAH
Dalam melakukan perniagaan, Allah SWT. Juga telah
mengatur adab yang perlu dipatuhi dalam
perdagangan, dimana apabila telah datang waktunya untuk beribadah, aktivitas
perdagangan perlu ditinggalkan untuk beribadah kepada Allah SWT seperti firman
Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:
#sÎ)ur (#÷rr&u ¸ot»pgÏB ÷rr& #·qølm; (#þqÒxÿR$# $pkös9Î) x8qä.ts?ur $VJͬ!$s% 4 ö@è% $tB yZÏã «!$# ×öyz z`ÏiB Èqôg¯=9$# z`ÏBur Íot»yfÏnF9$# 4 ª!$#ur çöyz tûüÏ%κ§9$# ÇÊÊÈ
Artinya
“Dan apabila mereka melihat perniagaan
atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu
sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih
baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi
rezki.” (Q.S. Al-Jumu’ah: 11).
Dan dalam ayat lain seperti surat An-Nur: 37,
dijelaskan bagaimana orang tidak lalai dalam mengingat Allah SWT hanya karena
perniagaan dan jual beli.
×A%y`Í w öNÍkÎgù=è? ×ot»pgÏB wur ììøt/ `tã Ìø.Ï «!$# ÏQ$s%Î)ur Ío4qn=¢Á9$# Ïä!$tGÎ)ur Ío4qx.¨9$# tbqèù$ss $YBöqt Ü=¯=s)tGs? ÏmÏù ÛUqè=à)ø9$# ã»|Áö/F{$#ur ÇÌÐÈ
Artinya
“Laki-laki
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.
mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.” (Q.S. An-Nur: 37).
C.
PENGERTIAN IBADAH
Pengertian ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri
serta tunduk. Sedangkan menurut Syara’ (terminology), ibadah mempunyai banyak
definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah
sebagai berikut:
1.
Ibadah adalah
taat kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.
2.
Ibadah adalah
merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
3.
Ibadah adalah sebutan
yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla,
baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dhahir maupun yang bathil. Yang ketiga
ini adalah definisi yang paling lengkap.
D.
AYAT-AYAT IBADAH
Adapun
ayat-ayat ibadah adalah sebagai berikut,
seperti dibawah ini:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ !$tB ßÍé& Nåk÷]ÏB `ÏiB 5-øÍh !$tBur ßÍé& br& ÈbqßJÏèôÜã ÇÎÐÈ ¨bÎ) ©!$# uqèd ä-#¨§9$# rè Ío§qà)ø9$# ßûüÏGyJø9$# ÇÎÑÈ
Artinya
“Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki
sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku
makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan
lagi sangat kokoh.” (Q.S. Adz-Dzaariyaat: 56-58).
(#ÿräsªB$# öNèdu$t6ômr& öNßguZ»t6÷dâur $\/$t/ör& `ÏiB Âcrß «!$# yxÅ¡yJø9$#ur Æö/$# zNtötB !$tBur (#ÿrãÏBé& wÎ) (#ÿrßç6÷èuÏ9 $Yg»s9Î) #YÏmºur ( Hw tm»s9Î) wÎ) uqèd 4 ¼çmoY»ysö7ß $£Jtã cqà2Ìô±ç ÇÌÊÈ
Artinya
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan
rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan)
Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan.” (Q.S. At-Taubah: 31).
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=à2 `ÏB ÏM»t6ÍhsÛ $tB öNä3»oYø%yu (#rãä3ô©$#ur ¬! bÎ) óOçFZà2 çn$Î) crßç7÷ès? ÇÊÐËÈ
Artinya
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah
di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (Q.S. Al-Baqarah:
172).
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat saya simpulkan bahwa dalam ayat-ayat muamalah ini manusia tidak
terlepas dengan ibabadah, seperti puasa, zakat, haji, dan shalat baik sholat wajib lima waktu
maupun sholat sunnah yang dikerjakan sesudah dan sebelum sholat wajib.
Sedangkan masalah mu’amalah (hubungan kita dengan
sesama manusia dan lingkungan), masalah-masalah dunia, seperti makan dan minum,
pendidikan, organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada
prinsip selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah swt dan Rasul-Nya.
1 komentar:
Ayatnya gk jls ,ajg,bisa post gk
Post a Comment