BAB I
PENDAHULUAN



Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai anak dengan karakter yang beragam. Ada anak yang mudah dibina dan ada yang sulit dibina, sebagian giat belajar dan sebagian lain sangat malas belajar, sebagian mereka belajar untuk maju dan sebagian lain belajar hanya untuk terhindar dari hukuman. Sebenarnya sifat-sifat buruk yang timbul dalam diri anak di atas bukanlah lahir dan fitrah mereka. Sifat-sifat tersebut timbul karena kurangnya peringatan sejak dini dari orangtua dan para pendidik. Maka merupakan kesalahan besar apabila kita menyepelekan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan anak.
Sebenarnya, tidak ada pendidik yang menghendaki digunakannya hukuman dalam pendidikan kecuali bila terpaksa. Hadiah atau pujian jauh lebih dipentingkan daripada hukuman. Dalam dunia pendidikan, metode ini disebut dengan metode hadiah (reward) dan hukuman (punishement). Dengan metode tersebut diharapkan agar anak didik dapat termotivasi untuk melakukan perbuatan progresif.




BAB II
PEMBAHASAN
HADIAH (REWARD) DAN HUKUMAN (PUNISHMENT) DALAM PENDIDIKAN



A.    PENGERTIAN HADIAH DAN HUKUMAN
1.      Pengertian Hadiah
Menurut kamus Bahasa Indonesia, hadiah adalah pemberian, ganjaran (Pemenang perlombaan, sayembara dan sebagainya). Namun dalam konsep pendidikan, hadiah adalah salah satu alat pendidikan untuk mendidik anak-anak supaya anak menjadi merasa senang karena perbuatan dan pekerjaannya mendapat penghargaan. Atau dengan kata lain, hadiah adalah alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid.
Hadiah sebagai alat untuk mendidik tidak boleh bersifat sebagai upah. Karena upah merupakan sesuatu yang mempunyai nilai sebagai ganti rugi dari suatu pekerjaan atau suatu jasa yang telah dilakukan oleh seseorang. Jika hadiah itu sudah berubah sifat menjadi upah, hadiah itu tidak lagi bernilai mendidik karena anak akan mau bekerja giat dan berlaku baik karena mengharapkan upah.

2.      Pengertian Hukuman
Hukuman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan;
a)      Siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang-orang yang melanggar undang-undang
b)      Keputusan yang dijatuhkan oleh hakim
c)      Hasil atau akibat menghukum.
Hukuman dapat diartikan sebagai suatu bentuk sanksi yang diberikan pada anak baik sanksi fisik maupun psikis apabila anak melakukan kesalahan-kesalahan atau pelanggaran yang sengaja dilakukan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan.

B.     MACAM-MACAM PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN
Ada Berbagai macam bentuk penghargaan atau hadiah yang dapat kita berikan, antara lain:
1.      Komunikasi non verbal.
2.      Imbalan materi/hadiah
3.      Bentuk pengakuan
4.      Perlakuan istimewa
Hukuman untuk pembinaan perilaku anak dapat diterapkan ke dalam empat bentuk, yaitu:
1.      Hukuman fisik, misalnya: mencubit, menampar, memukul dengan rotan
2.      Hukuman dengan kata- kata atau kalimat yang tidak menyenangkan, misalnya omelan, ancaman, kritikan, sindiran, cemoohan
3.      Hukuman dengan stimulus fisik yang tidak menyenangkan, misalnya menuding, memelototi dan mencemberuti
4.      Hukuman dalam bentuk kegiatan yang tidak menyenangkan, misalnya berdiri di depan kelas, dikeluarkan dari kelas, didudukkan di samping guru.

C.    FUNGSI PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN
Ada tiga fungsi utama yang penting dalam pemberian  hadiah, yaitu sebagai berikut:
1.      Memiliki nilai pendidikan
Hadiah adalah salah satu bentuk pengetahuan yang membuat anak segera tahu bahwa tingkah lakunya itu baik.
2.      Memotivasi anak untuk mengulangi tingkah laku yang baik
Anak umumnya akan bereaksi positif terhadap penerimaan lingkungan yang diekspresikan lewat hadiah. Hal ini mendorong mereka bertingkah laku baik agar mendapat hadiah lebih banyak.
3.      Memperkuat tingkah laku yang dapat diterima lingkungan
Apabila anak mendapat penghargaan atas tingkah lakunya maka ia mendapatkan pemahaman bahwa apa yang dilakukannya itu berarti. Ini yang membuat anak termotivasi untuk terus mengulangi.

Pada dasarnya ada tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi perkembangan moral anak, yaitu fungsi reskriptif, pendidikan dan motivasi.

1.      Fungsi restriktif
Hukuman dapat menghalangi terulangnya kembali perilaku yang tidak diinginkan pada anak. Jika seorang anak pernah mendapat hukuman karena ia telah melakukan satu kesalahan atau pelanggaran, maka ia akan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa di masa datang.
2.      Fungsi pendidikan
Hukuman yang diterima anak merupakan pengalaman bagi anak yang dapat dijadikan pelajaran yang berharga. Anak bisa belajar tentang salah dan benar melalui hukuman yang telah diberikan kepadanya. Hal ini menyadarkan anak akan adanya suatu aturan yang haras dipahami dan dipatuhi, yang bisa menuntunnya untuk memastikan boleh atau tidaknya suatu tindakan dilakukan.
3.      Fungsi motivasi
Hukuman dapat memperkuat motivasi anak untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diinginkan. Dari pengalaman hukuman yang pernah diterima anak, maka anak merasakan bahwa menerima hukuman merupakan suatu pengalaman yang kurang menyenangkan, dengan demikian anak bertekad tidak mengulangi kesalahan yang sama dan akhirnya timbul dorongan untuk berperilaku wajar, yaitu perilaku yang diinginkan dan dapat diterima oleh kelompoknya.


D.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN
1.      Kelebihan dan kekurangan pemberian hadiah dalam pendidikan
Sebagaimana pendekatan-pendekatan pendidikan lainnya, pemberian hadiah juga tidak bisa terlepas dari kelebihan dan kekurangan.
Diantara kelebihannya adalah:
a)      Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersikap progresif.
b)      Dapat menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari gurunya; baik dalam tingkah laku, sopan santun ataupun semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik. Proses ini sangat besar kontribusinya dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.

Disamping memiliki kelebihan, pemberian hadiah juga memiliki kekurangan. Antara lain:
a)      Dapat menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukannya secara berlebihan, sehingga mungkin bisa mengakibatkan murid merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari teman-temannya.
b)      Umumnya hadiah membutuhkan alat tertentu dan membutuhkan biaya
2.      Kelebihan dan kekurangan pemberian hukuman dalam pendidikan
Pendekatan hukuman dinilai memiliki kelebihan apabila dijalankan dengan benar, yaitu:
a)      Hukuman akan menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan murid.
b)      Murid tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
c)      Merasakan akibat perbuatannya sehingga ia akan menghormati dirinya.

Sementara kekurangannya adalah apabila hukuman yang diberikan tidak efektif, maka akan timbul beberapa kelemahan antara lain:
a)      Akan membangkitkan suasana rusuh, takut, dan kurang percaya diri.
b)      Murid akan selalu merasa sempit hati, bersifat pemalas, serta akan menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum).
c)      Mengurangi keberanian anak untuk bertindak.


E.     DAMPAK NEGATIF DAN DAMPAK POSITIF HUKUMAN
1.      Dampak Negatif
Jika kita bertanya dapatkan suatu hukuman yang sama yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap beberapa orang anak , akan menghasilkan dampak yang sama pula? Maka jawabnya adalah “Belum tentu” dan bisa juga “Tidak mungkin”. Biarpun demikian, tiap-tiap hukuman mengandung maksud yang sama, yakni bertujuan untuk memperbaiki watak dan kepribadian anak didik, meskipun hasilnya belum tentu dapat diharapkan.
M. Ngalim Purwanto mengatakan ada tiga dampak negatif dari hukuman, yaitu:
a)      Menimbulkan perasaan dendam pada si terhukum. Akibat ini harus dihindari karena hukuman ini adalah akibat dari hukuman yang sewengan-wenang dan tanpa tanggung jawab.
b)      Anak menjadi lebih pandai menyembunyikan pelanggaran. Ini bukanlah akibat yang diharapkan oleh pendidik.
c)      Si pelanggar menjadi kehilangan perasaan salah, karena si pelanggar merasa telah membayar hukumannya dengan hukuman yang telah diterimanya.
Armai Arief dalam Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam mengatakan bahwa dampak negatif yang muncul dari pemberian hukuman yang tidak efektif, antara lain:
a)      Membangkitkan suasana rusuh, takut, dan kurang percaya diri.
b)      Murid akan selalu meras sempit hati, bersitat pemalas, serta akan menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum).
c)      Mengurangi keberanian anak untuk bertindak.
Dalam buku yang lain Syaikh Jamil Zainu berpendapat bahwa dampak negatif dari hukuman fisik ada tujuh, yaitu:
a)      Mengacaukan dan menghambat jalannya pelajaran bagi murid secara keseluruhan.
b)      Guru dan murid akan terpengaruh ketika diberlakuknnya hukuman dan hal itu akan membekas pada keduanya secara bersamaan.
c)      Adanya bekas yang merugikan pada diri murid yang terkena pukulan baik pada wajah, mata, telinga atau anggota badan lainnya.
d)     Kesulitan pemahaman terhadap pelajaran bagi murid yang dihukum
e)      Kesulitan yang akan dihadapi guru untuk mempertanggung jawabkannya di hadapan hakim, keluarga dan penyidik
f)       Terbuangnya waktu murid untuk belajar dan mereka akan terpengaruh dengan apa yang tengah terjadi ketika pelajaran berlangsung
g)      Hilangnya rasa saling memuliakan dan menghormati antar murid dan guru.
Hukuman fisik ini bisa digunakan dalam keadaan yang sangat darurat seperti menghukum sebagian murid yang melakukan penyimpangan karena tidak ada lagi hukuman yang bisa membuatnya jera kecuali dengan hukuman fisik atau untuk menjaga wibawa (kehormtan) dan tata tertib sekolah setelah para guru memberikan nasehat dan arahan kepada selurut murid tetapi mereka tidak jera juga.
2.      Dampak Positif
Adapun dampak positif hukuman menurut Armai Arief yaitu sebagai berikut:
a)      Menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan murid.
b)      Murid tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
c)      Merasakan akibat perbuatannya sehingga ia akan menghormati dirinya.
Adapun menurut M. Ngalim Purwanto membagi dampak positif hukuman menjadi dua, yaitu:
a)      Memperbaiki tingkah laku si pelanggar.
Misalnya yang tidak mengerjakan PR Bahasa Arab, akan dihukum menghafal 20 kosakata Bahasa Arab. Karena mendapat hukuman itu anak anak merubah sikap malasnya mengerjakan PR, menjadi rajin mengerjakan PR Bahasa Arab.
b)      Memperkuat kemauan si pelanggar untuk menjalankan kebaikan.












BAB III
KESIMPULAN



Hadiah merupakan alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid. Sedangkan hukuman dapat diartikan sebagai suatu bentuk sanksi yang diberikan pada anak baik sanksi fisik maupun psikis apabila anak melakukan kesalahan-kesalahan atau pelanggaran yang sengaja dilakukan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Memberikan hadiah dan hukuman dalam pendidikan perlu memperhatikan prinsip-prinsipnya, sehingga makna kedua pendekatan ini dalam pendidikan tidak disalahartikan.
Bentuk-bentuk penghargaan yang dapat diberikan: Komunikasi non verbal, imbalan materi/hadiah, bentuk pengakuan, perlakuan istimewa. Sedangkan hukuman yang diberikan dapat berupa hukuman fisik, hukuman dengan kata- kata atau kalimat yang tidak menyenangkan, hukuman dengan stimulus fisik yang tidak menyenangkan, dalam bentuk kegiatan yang tidak menyenangkan.
Pemberian hadiah dan hukuman mempunyai beberapa fungsi. Dalam hal ini yang terpenting adalah fungsi pendidikan.
Dalam pendidikan, pemberian hadiah dan hukuman memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri seperti pendekatan-pendekatan pendidikan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1986.

Suharto dkk, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Indah, 1989.



0 komentar:

 
Top