BAB I
PENDAULUAN

Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri dengan mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi tersebut disebut siklus akuntansi (accounting cycle). Hasil terpenting dari siklus akuntansi ialah laporan keuangan.
Seorang akuntan seringkali menggunakan neraca lajur/kertas kerja (working paper/worksheet) untuk mengumpulkan dan mengikhtisarkan data yang diperlukan dalam menyiapkan berbagai analisis dan laporan.
Terdapat 7 langkah dalam penyusunan sebuah siklus akuntansi (accounting cycle) :
1.      Transaksi dianalisis dan dicatat pada buku jurnal
2.      Transaksi diposting ke buku besar
3.      Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian dikumpulkan, neraca lajur disesuaikan
4.      Laporan keuangan disiapkan
5.       Ayat jurnal penyesuaian dibuat dan diposting ke buku besar
6.      Ayat jurnal penutup dibuat dan diposting ke buku besar
7.      Neraca saldo setelah penutupan disiapkan
Neraca lajur (worksheet) adalah kertas kerja yang bisa digunakan akuntan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal  penyesuaian dan saldo akun untuk penyusunan laporan keuangan.
                                              




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Siklus Akuntansi
            Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa seluruh transaksi bisnis yang terjadidalam perusahaan mula-mula akan dianalisis ( dalam rangka mengidentifikasi akun ) dan dicatat kedalam jurnal. Seluruh data transaaksi ini yang telah tercatat dalam jurnal lalu akan dipindah-bukukan ( diposting ) kedalam buku besar sesuai dengan klasifikasi masing-masing akun terkait. Langkah selanjutnya adalah mneyiapkan neraca saldo, menganalisis data penyesuaian, menyiapkan ayat jurnal penyesuaian, dan menyiapkan laporan keuangan. Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang diakhiri dengan membuat laporan dinamakan siklus akuntansi (accounting cycle ). Produk akhir dari siklus akuntansi ini adalah laporan keuangan.
            Pada modul ini akan dibahas secara lengkap mengenai tahapan-tahapan dalam proses penyesuaian siklus akuntansi, yang belum di jelaskan sepenuhnya pada bagian sebelumnya. Secara lebih rinci, tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi dapat diurutkan sebagai berikut:
1.      Mula-mula dokumen pendukung transaksi dianalisis dan informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut di catat dalam jurnal.
2.      Lalu data akuntansi yang ada dalam jurnal di posting kedalam buku besar.
3.      Seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing-masing buku besar akun “didaftar” ( dipindahkan ) ke neraca saldo untuk membuktikan kecocokan antara keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal kredit.
4.      Menganalisis data penyesuaian dan membuat ayat jurnal penyesuaian.
5.      Memposting data jurnal penyesuaian ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
6.      Dengan menggunakan pilihan bantuan neraca lajur sebagai kertas kerja (wrocksheet) , neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance)dan laporan keuangan disiapkan
7.      Membuat ayat jurnal penutup
8.      Memposting data jurnal penutup kemasing-masing buku besar terkait.
9.      Menyiapkan neraca saldo penutupan (post-closing trial balance).
Untuk perusahaan yang telah memiliki sistem komputerisasi akuntansi yaitu sebuah perangkat lunak (software) yang memuat program pemrosesan data dan pelaporan akuntansi, akan secara otomatis memposting jurnal ke buku besar, hingga menghasilkan laporan keuangan dan berbagai laporan lainnya yang dibutuhkan perusahaan. Dalam kondisi ini, kertas kerja tetntu saja tidak lagi dibutuhkan.
                                                                                                                  
B.     Penggunaan Neraca Lajur
            Akuntan seringkali menggunakan kertas kerja (worksheet) berupa neraca lajur untuk mengumpulkan dan meringkas data yang mereka butuhkan dalam rangka menyiapkan laporan keuangan. Kertas kerja ini berbentuk multikolom, yang memuat kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo setelah penyesuaian, kolom laba rugi, dan kolom neraca.
Fungsi kertas kerja ini hanya sebagai alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan yang telah dilakukan secara manual. Kertas kerja juga sesungguhnya berguna sebagai alat bantu untuk memahami alur data akuntansi, mulai dari neraca saldo sebelum penyesuaian hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk akhir dari siklus akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen oleh semodul itu tidak permanen oleh semodul itu tidak termasuk sebagai bagian dari catatan akuntansi formal lainnya, seperti jurnal dan buku besar yang memang dibutuhkan sebagai bagian dari siklus akuntansi.
Kertas kerja menjadi tidak diperlukan terutama bagi perusahaan yang sudah memiliki sistem komputerisasi akuntansi yang baik dan memadai. Kertas kerja ini juga tidak diperlukan lagi dalam perusahaan kecil yagn dimana hanya memiliki sedikit transaksi, sedikit akun, dan sedikit penyesuaian. Pada perusahaan kecil, laporan keuangan dapat disiapkan langsung dari neraca saldo setelah penyesuaian tanpa menggunakan alat bantu neraca lajur sebagai kertas kerja.
Adapun urutan tahapan dalam meyiapkan kertas kerja adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan neraca saldo sebelum penyesuaian (un-adjusted trial balance)kedalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan (to list) seluruh saldo akhir terdapat pada masing-masing buku kerja akun (saldo akhir sebelum penyesuaian) kedalam kolom neraca saldo sebelum penyesuaian yang ada dalam kertas kerja.
2.      Memasukkan data jurnal penyesuaian ke kolom penyesuaian yang ada dalam kertas kerja. Hal ini dilakuakn dengan cara memindahkan besarnya tiap-tiap nilai penyesuaian akun yang ada dalam ayat jurnal penyesuaian sesuai dengan posisi nilai debet dan kredit masing-masing akum. Jika nama akun yang digunakan dalam ayat jurnal penyesuaian ternyata belum terdapat dalam neraca saldo (yang telah disiapkan pada tahapan pertama di atas), maka tambahan akun baru tersebut akan disisipkan tepat di bawah total jumlah neraca saldo.
3.      Memasukkan saldo yang telah di sesuaikan kedalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance) yang ada dalam kertas kerja. Kolom neraca saldo setelah penyesuaian ini merupakan hasil gabungan antara data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum penyesuaian sesuai dengan data yang ada dalam kolom penyesuaian.
4.      Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian kedalam kolom laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan cara memilah-milah secara tepat, akun mana yang akan ditransfer kedalam kolom laba rugi dan juga akun mana yang akan ditransfer kedalam kolom neraca. Sebagai contoh, saldo akun kas yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer kekolom neraca dengan saldo debet, saldo akun hutang usaha yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer kekolom neraca dengan saldo kredit, saldo akun pendapatan yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer kekolom laba rugi dengan saldo kredit, saldo akun beban yang ada dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian akan ditransfer kekolom laba rugi dengan saldo debet, dan seterusnya. Saldo akun yang terdapat dalam kolom laba rugi dan kolom neraca inilah yang nantinya akan dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
5.      Untuk masing-masing kolom (baik kolom laba rugi maupun kolom neraca), hitunglah total saldo debet dan total saldo kreditnya dengan cara menjumlahkan seluruh saldo akun dari atas sampai ke bawah sesuai dengan saldo akun yang ada pada  masing-masing kolom. Besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom laba rugi harus sama dengan besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca, hanya saja posisi untuk masing-masing selisih tersebut akan saling berlawanan antara kolom laba rugi dengan kolom neraca. Artinya, jika posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom laba rugi berada disebelah debet, maka posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca akan berada disebelah kredit, dengan besarnya sama. Sebagai contoh: untuk kolom/lajur laba rugi dengan total saldo debet Rp 30.000.000.- dan total saldo kredit Rp 40.000.000.- akn memiliki posisi selisih di sebelah debet, yaitu sebesar Rp 10.000.000.-. Sedangkan untuk kolom/lajur neraca dengan total saldo debet Rp 85.000.000.- dan total saldo kredit Rp 75.000.000.- akan memiliki posisi selisih di sebelah kredit, yaitu sebesar Rp 10.000.000.- juga. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-masing memiliki nilai yang sama, yaitu Rp 10.000.000.- baik untuk selisih antara debet dan kredit pada kolom laba rugi maupun baik untuk selisih antara debet dan kredit pada kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling berlawanan. Besarnya laba bersih (net income) atau rugi bersih (net loss) ditentukan dengan cara membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada kolom laba rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom laba rugi melebihi total saldo debet untuk kolom laba rugi, maka akan menghasilkan laba bersih, dan sebaliknya jika total saldo debet untuk kolom laba rugi melebihi total saldo kredit untuk kolom laba rugi, maka akan menghasilkan rugi bersih.

C.    Menyiapkan Ayat Jurnal Penutup
            Sebelum masuk pada pembahasan mengenai ayat jurnal penutup perlu diingat kembali bahwa neraca sesungguhnya adalah sebuah laporan yang akan menggambarkan mengenai kondisi atau posisi keuangan perusahaan per tanggal tertentu (sampai dengan tanggal pelaporan) sedangkan laporan laba rugi adalah sebuah laporn yang mencerminkan kinerja (performance) manajemen dan profitabilitas perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Jadi misalkan jika saldo kas yagn dilaporkan dalaam neraca per 31 Desember 2008 berjumlah Rp 400.000.000.-, maka berarti jumlah saldo ini merupakan saldo kas akumulatif yang dihasilkan lewat tarnsaksi-transaksi kas yang terjadi sampai dengan tanggal pelaporan yaitu per tanggal 31 Desember 2008. Sedangkan jika salo pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 berjumlah Rp 750.000.000.-, maka berarti jumlah saldo pendapatan ini merupakan hasil dari transaksi yang terjadi, yang hanya diperhitungkan untuk sepanjang satu tahun saja yaitu sepnajang tahun 2008.
            Seluruh akun neraca dikatakan memiliki sifat yang permanen dan akumulatif (“gulung-menggulung”), dimana akun-akun neraca ini tidak akan ditutup pada setiap akhir periode akuntansi dan saldonya akan dibawa terus ke periode-periode akuntansi berikutnya. Sedangkan untuk akun prive dan seluruh akun yang ada dalam laporan laba rugi memiliki sifat sementara, dimana akun prive dan seluruh akun laba rugi ini nantinya akan ditutup pada setiap akhir periode akuntansi. Sehubungan dengan penutupan (membuat nihil atau membuat saldo akun menjadi nol) terhadap saldo akun-akun laporan laba rugi, lalu timbul pertanyaan: kalau begitu untuk apa laporan laba rugi dibuat, dan bagaimana dengan nilai saldo yang melekat pada setiap akun laporan laba rugi tersebut/ sekali lagi, bahwa laporan laba rugi tetap perlu/harus dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai kinerja manajemen perusahaan dan untuk mengetahui berapa besarnya tingkat keuntungan/kerugian yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan sepanjang satu tahun tertentu. Nilai saldo yang melekat pada setiap akun laporan laba rugi, pada akhirnya akan ditransfer ke akun neraca, yaitu akun modal.
            Ingat kembali bahwa pendapatan memiliki sifat menambah modal, sedangkan beban memiliki sifat mengurangi modal. Pendapatan dan modal sama-sama memiliki saldo normal di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal yang berlawanan dengan saldo normal untuk pendapatan dan modal. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka akan diperoleh laba bersih (beban lebih besar dari pendapatan) maka sefatnya akan mengurangi modal. Prive memiliki sifat mengurangi modal.
            Jurnal penutup dilakukan dengan cara: (1) mentransfer akun pendapatan yang memiliki saldo normal kredit kesebelah debet dan kemudian mengkredit akun ikhtisar laba rugi (income summary); (2) mentransfer akun beban yang memiliki saldo normalderbit kesebelah kredit dan kemudian mendebuit akun ikhtisar laba rugi; (3) mentransfer jumlah laba bersih/rugi bersih ke akun modal, dengan ketentuan bahwa jika laba bersih maka akun modal akan di kredit (debetnya adalah akun ikhtisar laba rugi)  dan sebaliknya juka rugi bersih maka akun modal akan di debet (kreditnya adalah akun ikhtisar laba rugi); (4) mentransfer akun prive yang memiliki saldo normal debet kesebelah kredit dan kemudian mendebet akun modal.
            Sebagai kesimpulan, bahwa pada setiap akhir periode akuntansi setelah laporan keuangan disusun, bagian akuntansi perusahaan perlu menyiapkan ayat jurnal penutup (closing entries). Hal ini dilakukan dengan cara mentransfer seluruh akun yang sifatnya sementara (temporary/nominal accounts) ke akun yang sifatnya permanen (permanent/real accounts), yaitu akun modal.



D.    Menyiapkan Neraca Saldo
            Prosedur akuntansi yang terakhir, setelah ayat jurnal penutup dibuat dan diposting ke masing-masing buku besar akun terkait, adalah menyiapkan neraca saldo setelah penutupan (post-closing trial balance). Sesuai dengan namanya, laporan inilah hanyalah berisi saldo akhir dari masing-masing akun neraca (kas, piutang usaha, perlengkapan, hutang usaha, dan seterusnya) yang akan dibawa sebagai saldo awal untuk periode akuntani berikutnya. Jadi, dalam neraca saldo setelah penutupan ini sudah tidak lagi saldo akun prive dan saldo akun-akun laporan laba rugi, karena memang telah ditutup lewat ayat jurnal penutup sehingga bersaldo nol.
            Neraca saldo setelah penutupan ini sesungguhnya dapat digunakan sebagai alat untuk membuktikan bahwa proses penjurnalan dan pemostingan ayat jurnal penutup telah dilakukan secara tepat dan lengkap. Neraca saldo setelah penutupan ini juga dibuat untuk membuktikan bahwa keseimbangan dalam persamaan akuntansi telah dipenuhi pada akhir periode akuntansi setelah melewati berbagai tahapan siklus akuntansi.

E.     Ayat Jurnal Pembalik
            Dalam akuntansi, pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries) adalah sifatnya pilihan (optional). Ayat jurnal pembalik ini biasanya akan dibuat pada setiap awal periode akuntansi dengan cara membalik ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir periode akuntansi sebelumnya. Ada 4 hal (item) yang perlu dibuatkan ayat jurnal pembalik, yaitu:
1.      Ayat jurnal penyesuaian atas beban yang masih harus dibayar/beban akural/hutang akural, seperti beban upah yang masih harus dibayar (hutang upah) dan beban bunga yang masih harus dibayar (hutnag bunga)
2.       ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan yang masih harus diterima/pendapatan akural/piutang akural, seperti pendapatan bunga yang masih harus diterima (piutang bunga).
3.      ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar di muka yang mula-mula dicatat langsung sebagai beban bukan sebagai aktiva/prepaid, seperti biaya sewa dibayar di muka (prepaid rent) yang mula dicatat sebagai beban sewa (rent expense), biaya iklan dibayar dimuka (prepaid advertising) yang mula-mula dicatat sebagai beban iklan (advertising expense), dan biaya asuransi dibayar dimuka (prepaid insurance) yang mula-mula dicatat sebagai beban asuransi (insurance expense).
4.      Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan diterima dimuka yang mula-mula dicatat langsung sebagai pendapatan bukan sebagai hutang, seperti pendapatan sewa diterima dimuka (unearned rent revenue) yang mula-mula dicatat sebagai pendapatan sewa (rent revenue), dan lain-lain. Ingat kembali bahwa unearned rent revenue merupakan komponen dari neraca yaitu sebagai hutang, sedangkan pendapatan lain-lain (other income).














BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulakan Secara lebih rinci, tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi dapat diurutkan sebagai berikut:
1.      Mula-mula dokumen pendukung transaksi dianalisis dan informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut di catat dalam jurnal.
2.      Lalu data akuntansi yang ada dalam jurnal di posting kedalam buku besar.
3.      Seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing-masing buku besar akun “didaftar” ( dipindahkan ) ke neraca saldo untuk membuktikan kecocokan antara keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal kredit.
4.      Menganalisis data penyesuaian dan membuat ayat jurnal penyesuaian.
5.      Memposting data jurnal penyesuaian ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
6.      Dengan menggunakan pilihan bantuan neraca lajur sebagai kertas kerja (wrocksheet) , neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance)dan laporan keuangan disiapkan
7.      Membuat ayat jurnal penutup
8.      Memposting data jurnal penutup kemasing-masing buku besar terkait.
9.      Menyiapkan neraca saldo penutupan (post-closing trial balance).

Bahwa pada setiap akhir periode akuntansi setelah laporan keuangan disusun, bagian akuntansi perusahaan perlu menyiapkan ayat jurnal penutup (closing entries). Hal ini dilakukan dengan cara mentransfer seluruh akun yang sifatnya sementara (temporary/nominal accounts) ke akun yang sifatnya permanen (permanent/real accounts), yaitu akun modal.


DAFTAR PUSTAKA

Hery,  Akuntansi Keuangan Menengah 1, Bumi Aksara, Jakarta 2009

0 komentar:

 
Top