BAB I
PENDAHULUAN


Setiap individu yang lahir akan selalu mengalami perkembangan baik itu jasmani maupun rohani, kognitif, afektif dan psikomotor, tidak henti-hentinya mengalami perkembangan dari masa ke masa. Termasuk juga emosi yang mengalami perkembangan karena emosi ini masih tergolong ke dalam ranah afektif (pemahaman).
Sehingga setiap individu harus memantau dan mengarahkan masa-masa perkembangan ini ke arah yang lebih baik, sebab dalam masa ini termasuk masa yang sulit dikendalikan karena keadaan jiwa individu tersebut belum matang. Maka dari hal di atas kami tertarik untuk menyusun makalah ini, yang membahas seputar perkembangan emosi dan proses pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN
HAKEKAT PSIKOLOGI

A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi Pendidikan adalah studi, latihan atau bimbingan yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ilmu kejiwaan. Kalau kita kaji lebih jauh, psikologi pendidikan berasal dari dua kata yaitu Psikologi dan Pendidikan. Psikologi secara etimologis, berasal dari kata "psyche" yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan "logos" atau ilmu.
Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan. Seorang ilmuwan Rebek, 1988 mengemukakan tentang psikologi, menurut Rebek:  "Psikologi pada mulanya di gunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai dari yang primitive sampai yang modern. Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan filosof, pisikologi memiliki batasan-batasan tertentu yang berada di luar kaedah keilmuan dan etika falsafi. Kidah saintifik dan patokan etika filosofi ini tak dapat di bebankan begitu saja sebagai muatan psikologi".[1]

Dari berbagai teori yang bermunculan dari para pakar dapat di tarik kesimpulan bahwa  psikologi adalah  "ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia"
Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232). 
Pendidikan secara harfiyah adalah usaha sadar yang di lakukan oleh pendidik terhadap peserta didik, untuk mewujudkan tercapainya perubahan tingkahlaku, budi pekerti, keterampilan dan kepintaran secara intelektual, emosional dan spiritual.

B.     MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Ada beberapa manfaat psikologi pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.      Membantu pendidik dalam memahami karakteristik peserta didik.
3.      Memahami proses belajar peserta didik.
4.      Memilih dan menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran.
5.      Membantu pendidik untuk melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar atau perolehan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik.[2]

C.    HAKEKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pendidik yang bermutu adalah pendidik yang bisa membuat peserta didik menjadi lebih baik dan berkembang, diantara hakekat Psikologi pendidikan itu ada delapan macam diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Menunjukkan seperangkat kompetensi sesuai dengan standar yang berlaku.
2.      Mampu bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi.
3.      Mematuhi kode etik profesi pendidik.
4.      Bekerja dengan penuh dedikasi.
5.      Membuat keputusan secara mandiri ataupun secara bersama-sama.
6.      Menunjukkan akuntabilitas kerjanya kepada pihak-pihak terkait.
7.      Bekerjasama dengan pihak lain yang relevan.
8.      Secara berkesinambungan mengembangkan diri baik secara mandiri ataupun melalui asosiasi profesi.[3]

D.    KOMPETENSI PENDIDIK
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional dan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik itu diperoleh melalui pendidikan Sarjana atau program Diploma IV. Sedangkan kompetensi pendidik tersebut meliputi:
1.      Kompetensi Paedagogik
-          Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
-          Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
-          Menguasai kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
-          Terampil melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik.
-          Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
-          Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
-          Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun  dengan peserta didik.
-          Terampil melakukan penilaian dan evaluasi  proses dan hasil belajar.
-          Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
-          Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran[4].
2.      Kompetensi kepribadian
-          Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan Indonesia.
-          Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
-          Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
-          Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik dan rasa percaya diri.
-          Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.
3.      Kompetensi professional
-          Menguasai materi, stuktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
-          Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
-          Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
-          Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
-          Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
4.      Kompetensi social
-          Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
-          Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
-          Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
-          Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.



BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Psikologi Pendidikan adalah studi, latihan atau bimbingan yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ilmu kejiwaan. Kalau kita kaji lebih jauh, psikologi pendidikan berasal dari dua kata yaitu Psikologi dan Pendidikan. Psikologi secara etimologis, berasal dari kata "psyche" yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan "logos" atau ilmu.
Ada beberapa manfaat psikologi pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.      Membantu pendidik dalam memahami karakteristik peserta didik.
3.      Memahami proses belajar peserta didik.
4.      Memilih dan menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran.
5.      Membantu pendidik untuk melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar atau perolehan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik.



DAFTAR PUSTAKA


Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Utami Munandar (1992).Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.



[1] Utami Munandar (1992).Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, hal. 31.
[2] Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press, hal. 126.
[3] Ibid, hal. 221.
[4] Ibid, hal.s 227.

0 komentar:

 
Top