BAB I
PENDAHULUAN
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang
hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri
sendiri dalam bentuk tulisan. Mengarang juga dapat melatih orang untuk
mengeluarkan pikirannya dngan baik sehingga dapat dimengerti oleh orang lain.
Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan dengan sadar, berarah, dan mempunyai mekanisme, serta
persyaratan-persyaratan lain yang perlu diperhatikan agar karangan berhasil
baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada
tahap perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan.
Topik adalah landasan yang dapat
dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya .
Topik juga merupakan pokok yang akan diberikan atau masalah yang akan
dikemukakan, Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi
diperkirakan juga menarik untuk pembaca.
Topik yang menarik akan memotivasi penulis secara
terus-menerus mencari data-data atau bahan-bahan untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat
menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama
sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan.
BAB
II
PEMBAHASAN
TOPIK DAN TUJUAN KARANGAN
A.
DEFINISI
TOPIK
Topik atau pokok pembicaraan berasal
dari kata Yunani “Topoi”. Dalam suatu
karangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang
pengarang untukmenyampaikan maksudnya. Topik adalah pokok pembicaraan,
pokok bahasan, atau masalah yang akan dibahas. Sebagai pokok atau pangkal
bahasan, topik harus di identifikasi terlebih dahulu sebelum kegiatan menulis
dilakukan.
Topik bisa juga disebut pokok
bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk menghasilkan sebuah tema
dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri dari satu kata saja. Topik
ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus di identifikasi agar
terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi kita harus memilih salah
satu agar kita bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi).
Topik karangan adalah hal yang
menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah tulisan. Topik karangan harus
bermanfaat, layak dibahas, menarik, dikenal baik, bahan mudah didapati, tidak
terlalu luas, dan terlalu sempit. Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik
mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi (lembaga) pengumpulan data, dan
waktu pengumpulan data.
B.
UNSUR-UNSUR TOPIK
Sebuah topik yang hendak
dikembangkan menjadi sebuah tulisan harus diidentifikasi terlebih dahulu.
Caranya kita dapat memperhatikan beberapa unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Pelaku topik
2.
Dasar-dasar topik
3.
Objek topik
4.
Tujuan topik
5. Manfaat topik.
Maksud
dari unsure-unsur di atas adalah sebagai panduan kita untuk menspesifikasikan
manakah tinjauan utama yang akan kita bidik sebagai sasaran guna mendapatkan
tema yang sesuai dari sebuah penelitian yang akan dilakukan.
C.
SUMBER TOPIK
Sumber
untuk mencari inspirasi topik penelitian: bulletin, majalah, hasil obrolan
dengan masyarakat, praktisi Issu di koran kumpulan judul dan abstrak
penelitian.
Ada
beberapa Sumber dari topik tersebut, diantaranya adalah bisa melalui seperti:
1.
Sumber pengalaman yaitu apa-apa yang pernah dialami
seseorang
2. Sumber pengamatan
3. Sumber imajinasi
4. Sumber pendapat atau hasil penalaran.
D.
PEMBATASAN TOPIK
Topik
adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang
akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti
Akhadiah, ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1.
Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2.
Cukup menarik untuk dibahas
3.
Dikenal dengan baik
4.
Bahannya mudah diperoleh
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit.
Keraf,
merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin
dibahas dalam suatu kedudukan sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah
topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih
lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran
topik pertama tadi. Ketiga,
tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah
sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan
berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
E.
KRITERIA
TOPIK YANG BAIK
Tahapan ini tentu saja sudah
menentukan topik yang hendak dikembangkan menjadi suatu karangan. Langkah
selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk dijadikan
tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan.
Untuk menentukan topik yang baik,
hal-hal berikut ini dapat dijadikan tolok ukurnya, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan
penulisnya. Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar – benar sudah
dikuasai materinya.
2.
Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik
minat Anda akan membuat Anda lancar menuliskannya. Selain itu, jika Anda
tertarik untuk menuliskannya tentu akan membuat Anda bersemangat mencari referensinya.
3.
Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis
sesuatu yang kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun
minat baca seseorang tentulah berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya.
Akan tetapi, jika Anda menulis sesuatu yang baru, eksotik, menyodorkan
alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang terlibat
emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang untuk membacanya.
4.
Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu
topik yang belum ada sama sekali rujukan (referensi) atau materi lain yang
menunjang akan sangat merepotkan Anda sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin
hindarilah dahulu topik seperti itu.
5.
Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu
luas akan menyulitkan Anda sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi
pula pembicaraan Anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan Anda
terlihat bertele-tele.
F.
TUJUAN
KARANGAN
Tujuan utama menulis atau mengarang
adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali
ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan
sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan.
Menurut Syafie’ie, tujuan
penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Mengubah keyakinan pembaca
2. Menanamkan pemahaman sesuatu
terhadap pembaca
3. Merangsang proses berpikir pembaca
4. Menyenangkan atau menghibur pembaca
5. Memberitahu pembaca
6. Memotivasi pembaca.
Selain
itu, Hugo Harting mengkalasifikasikan tujuan penulisan, antara lain tujuan
penugasan (assingnment purpose), tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose), tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan
(self-expressive purpose), tujuan kreatif (creative
purpose), dan tujuan pemecahan masalah (problem-solving
purpose).
Tujuan-tujuan
penulisan tersebut kadang-kadang berdiri sendiri secara terpisah, tetapi sering
pula tujuan ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan gabungan dari dua
atau lebih tujuan yang menyatu dalam suatu tulisan.
Oleh
karena itu, tugas seorang penulis tidak hanya memilih topik pembicaraan yang
sesuai atau serasi, tetapi juga harus menentukan tujuan yang jelas. Penentuan
tujuan menulis sangat erat hubungannya dengan bentuk atau jenis-jenis tulisan
atau karangan.
G.
JENIS-JENIS
KARANGAN
Mengarang merupakan kegiatan
mengemukakan gagasan secara tertulis. Menurut Syafie’ie, tulisan pada
hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk visual menurut
sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan seperti nada,
tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam
tulisan.
Begitu juga halnya dengan aspek
fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi bahasa lisan
tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam mengemukakan
gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu.
Betuk-bentuk tersebut, seperti
dikemukakan oleh Semi, bahwa secara umum karangan dapat dikembangkan dalam
empat bentuk yaitu: narasi, ekposisisi, deskripsi, dan argumentasi.
H.
KERANGKA
KARANGAN
Kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian dan penyusun gagasan. Fungsi utama kerangka karangan
adalah mengatur hubungan di antara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka mengandung
rencana kerja bagaimana menyusun karangan.
Kerangka akan membantu penulis
menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis
membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan. Kerangka karangan dapat
mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih
sempurna. Kerangka karangan karangan dapat berbentuk cacatan sederhana, tetapi
dapat juga mendetail.
Kerangka yang belum final disebut outline sementara kerangka yang sudah
tersusun rapi dan lengkapdisebut outline
final. Kerangka karangan dapat
membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut:
1.
Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
2.
Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
3.
Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar
dari sasaran yang telah ditetapkan.
4.
Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang
berbeda-beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan.
5.
Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan, melalui
kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu
karangan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Topik adalah landasan
yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya.
Topik juga merupakan pokok yang akan diberikan atau masalah yang akan
dikemukakan, Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi
diperkirakan juga menarik untuk pembaca.
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang
hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri
sendiri dalam bentuk tulisan. Mengarang juga dapat melatih orang untuk
mengeluarkan pikirannya dngan baik sehingga dapat dimengerti oleh orang lain.
Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan dengan sadar, berarah, dan mempunyai mekanisme, serta
persyaratan-persyaratan lain yang perlu diperhatikan agar karangan berhasil
baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada
tahap perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razak, Kalimat Efektif, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992).
Gorys Keraf, Kompetensi, (Nusa
Indah: Flores, 1993).
Imam Syafie’ie, Retorika dalam
Menulis, (Jakarta: P2LPTK Depdikbud, 1988).
Kunjara Rahardi, Bahasa
Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Erlangga, 2009).
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia, 2004).
Nana Sudjana, Tuntutunan
Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru Algensido, 1995).
Widyamartaya, Seni Menggayakan Kalimat, (Yogyakarta:
Kanistus, 1995).
0 komentar:
Post a Comment