BAB I
PENDAHULUAN



Gerakan pembaharuan dalam pemikiran Islam pada abad 21 ini ditandai dengan perubahan paradigma keagamaan yang cukup signifikan. Interpretasi liberal terhadap teks-teks suci keagamaan dan peninjauan kembali terhadap doktrin-doktrin salaf (tradisional) khalaf (pertengahan) dan muta’akhir (modern) merupakan realitas yang dapat kita temukan dalam karya-karya pemikiran Islam kontemporer.
Hal tersebut menggambarkan prinsip-prinsip Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. Asumsi yang menjadi landasan gagasan liberalisme tersebut adalah bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bertahan dalam segala situasi, menafsirkan Islam berdasarkan semangat religio-etik al-Qur’an dan sunnah nabi, bukan menafsirkan Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks, gagasan tentang kebenaran agama sebagai sesuatu yang relatif, berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan terpinggirkan. Berdasarkan hal tersebut kita mencoba mengkaji kembali tetang studi Islam beserta pendekatan – pendekatan pada studi Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN STUDI ISLAM


A.    PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut istilah (terminologi), metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan penelitan ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset.
Ketika metode digabungkan dengan kata logos maknanya berubah. Logos berarti “studi tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima(well received) tetapi berupa berupa kajian tentang metode. Dalam metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan.
Pendek kata, bila dalam metode tidak ada perbedaan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji, mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu. Maka dari itu, metodologi menjadi menjadi bagian dari sistematika filsafat, sedangkan metode tidak. Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat (untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.
Istilah metodologi studi islam digunakan ketika seorang ingin membahas kajian- kajian seputar ragam metode yang biasa digunakan dalam studi islam. Sebut saja misalnya kajian atas metode normative, historis, filosofis, komparatif dan lain sebagainya. Metodologi studi islam mengenal metode- metode itu sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.
Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan agama islam. Dengan perkataan lain “usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau hal – hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-pratik pelaksanaanya secara nyata dalam kehidupan sehari – hari, sepanjang sejarahnya.”
Usaha dalam mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataanya bukan hanya dilaksanakan oleh orang – orang luar kalangan umat Islam. Studi keislaman dikalangan umat Islam sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dan motivasinya dengan yag dilakuan oleh orang – orang diluar kalangan umat Islam.
Kenyataan sejarah menunjukan terutama setelah “masa keemasan islam” dan umat islam sudah memasuki masa kemundurannya bahwa pendekatan studi keislaman yang mendominasi kalangan ulama islam lebih cenderung bersifat subjektif, apologi, dan doktriner, serta menutup diri terhadap pendekatan yang dilakukan orang luar yang bersifat objektif dan rasional.
Dengan pendekatan subjektif apologi dan doktriner tersebut, ajaran agama islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist yang pada dasarnya bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan perkembangan zaman telah berkembang ajaran – ajaran yang baku dan kaku serta tabu terhadap sentuhan – sentuhan rasional, tuntutan perubahan, dan perkembangan zaman. Bahkan kehidupan keagamaan serta budaya umat Islam terkesan mandek, membeku, dan ketinggalan zaman. Ironisnya keadaan yang demikian inilah yang menjadi sasaran atau objek studi dari kaum orientalis dalam studi keislaman.
Dengan pendekatan yang bersifat objektif rasional atau pendekatan ilmiah, mereka mendapatkan kenyataan – kenyataan bahwa ajaran agama islam sebagaimana yang tampak dalam fenomena dan praktik umatnya ternyata tidak rasional dan tidak mampu menjawab tantangan zaman. 
Dengan adanya kontak budaya modern dengan budaya islam, mendorong para ulama tersebut untuk bersikap objektif dan terbuka terhadap pandangan luar, yang pada giliranya pendekatan ilmiah yang bersifat rasional dan objektif pun memasuki dunia Islam, termasuk pula dalam studi keislaman dikalangan umat Islam sendiri.
Dengan masuknya pendekatan tersebut, maka studi islam menjadi semakin berkembang dan menjadi sangat relevan dan dibutuhkan oleh umat islam, terutama dalam menghadapi tantangan dunia modern yang semakin canggih dan era globalisasi saat ini.

B.     RUANG LINGKUP STUDI ISLAM
Agama sebagai obyek Studi Minimal dapat dilihat dari beberapa  segi diantaranya adalah:
1.      Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final dalam arti absolute, dan diterima apa adanya.
  1. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
  2. Sebagai interaksi social, yaitu realitas umat Islam.
Bila islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.
C.    TUJUAN STUDI ISLAM
Ada beberapa tujuan dari Studi Islam yang sering kita kenal, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Mengungkap faktor emosional dalam kerangka rasional, actual, dan kultural berupa kecintaan pada agama Islam.
  1. Membuktikan Islam sebagai rahmatan lil alamin dan memberikan kebaikan bagi kehidupan umat manusia di muka bumi ini.
  2. Menghilangkan paradigma negative sebagian masyarakat dunia terhadap agama Islam. Tanggapan negative terhadap Islam sering kali menyudutkan komunitas Muslim di berbagai dunia.

E.     URGENSI STUDI ISLAM
Pada saat ini umat Islam sedang menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi keislaman menjadi sangat urgen. Studi islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya dan digunakanya pendekatan–peendekatan yang bersifat subjektif doktriner, dengan demikian diharapkan studi islam akan mampu berkembang dan mampu beradaptasi dengan dunia modern serta mampu menjawab tantangan kehidupan dunia dan budaya modern.

F.     PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
Ada beberapa pendekatan dalam menentukan pendekatan dalam studi Islam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Pendekatan Historis
Yang dimaksud dengan historis adalah meninjau sesuatu permaslahan, serta menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau historis adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa - peristiwa atau kejadian – kejadian masa lalu yang menyebutkan kejadian atau keadaan yang sebenarnya.
Sejarah Memang berhubungan dengan peristiwa – peristiwa masa lalu, namun peristiwa masa lalu tersebut hanya berati dapat dipahami dari sudut tinjauan masa kini, dan ahli sejarah dapat benar – benar memahami peristiwa dan kejadian masa kini hanya dengan petunjuk – petunjuk dari peristiwa dan kejadian masa lalu tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan mempelajari masa lalu, orang dapat memahami masa kininya, dan dengan memahami serta menyadari keadaan masa kini, maka orang dapat menggambarkan masa depanya. Itulah yang dimaksud dengan perspektif searah. Didalam studi Islam, permaslahan atau seluk beluk dari ajaran agama Islam dan pelaksanaan serta perkembanganya dapat ditinjau dan dianalisis dalam kerangka perspektif kesejahteraan yang demikian itu.
2.      Pendekatan Filosofis
Yang dimaksud dengan hal tersebut adalah meliahat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permaslahan itu dengan menggunkan metode analisis spekulatif. Pada dasarnya filsafat adalah berpikiran untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan.
Namun demikian, tidak semua berfikir untuk memecahkan dan menjawab permaslahan dapat disebut filsafat. Filsafat dalah berfikir secara sistematis, radikal, dan universal. Disamping itu, filsafat mempunyai bidang (objek yang dipikirkan) sendiri, yaitu bidang atau permasalahan yang bersifat filosofis, yakni bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang menjembatani kesenjangan antara masalah – masalah yang bersifat keagamaan semata – mata (teologis) dengan masalah yang bersifat ilmiah (ilmu pengetahuan).
Cara kerja pendekatan filosofis memerlukan bantuan,baik dari agama maupun ilmu pengetahuan. Namun filsafat tidak mau menerima segala bentuk otoritas, baik dari agama maupun ilmu pengetahuan.Filsafat selalu memikirkan kembali atau mempertanyakan segala sesuatu yang datang secara otoritatif, sehingga mendatangkan pemahaman yang sebenar–benarnya, yang selanjutnya bisa mendatangkan kebijaksanaan (wisdom). Dan menghilangkan kesenjangan antara ajaran–ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan modern, sebagaimana yang sering dipahami dan menggejala dikalangan umat Islam selama ini.











BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat (untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara. Pendekatan Historis yang dimaksud dengan historis adalah meninjau sesuatu permaslahan, serta menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah.
Sejarah atau historis adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa - peristiwa atau kejadian – kejadian masa lalu yang menyebutkan kejadian atau keadaan yang sebenarnya. Pendekatan Filosofis yang dimaksud dengan hal tersebut adalah meliahat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permaslahan itu dengan menggunkan metode analisis spekulatif. Pada dasarnya filsafat adalah berpikiran untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan.



DAFTAR PUSTAKA


Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012).
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008).
Muhaimin, Abdul Mujib, dan Jusuf Mudzakkir, Kawasan dan Wawasa Studi Islam, (Jakarta: Kencana, 2005).


0 komentar:

 
Top